2.4.5 Pengempaan Pressing
Pengempaan bertujuan untuk mengambil minyak dari buah secara bertahap dengan bantuan pisau pelempar dari ketel adukan. Alat yang digunakan dalam proses ini
disebut screw press, yakni alat penekan yang berputar berlawanan arah. Massa buah akan tertekan ke ujung screw dan minyak akan keluar melalui dinding silinder yang
berlubang. Minyak hasil pengempaan ditampung di sebuah talang crude oil tank melalui
saringan getar vibrating screen dan dipompakan ke stasiun pemurnian klarifikasi. Biji dan serabut yang berbentuk gumpalan diteruskan ke cake breaker conveyor dan
dipisahkan di pericarper. Biji dikirim ke tempat penampungan biji nut silo, sedangkan serabut fibre dikirim ke ketel uap sebagai bahan bakar. Sunarko,2009
Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran dilution sehingga massa bubur
buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan
sehingga akan mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10- 15 dari berat TBS yang diolah dengan temperature air sekitar 90º C. Proses
pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50 minyak, 42 air, dan 8 zat padat.
Alat pengempa yang biasa digunakan dilingkungan PKS perkebunan besar berupa screw press dengan kapasitas olah 15-17 ton TBS per jam per unit dengan
putaran screw 11-12 rpm. Lubang-lubang dinding press cage dibatasi maksimum 4
mm agar minyak yang dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara sliding cone dan press cage dibatasi maksimum 6 mm agar kehilangan minyak yang terbawa oleh
ampas bisa ditekan serendah mungkin. Iyung pahan,2006
2.4.6 Pemurnian Klarifikasi
Proses ini bertujuan untuk memurnikan minyak dengan cara memisahkan air dan kotoran yang terkandung dalam minyak kasar crude oil hasil ekstraksi. Secara teori,
proses pemisahan minyak dari air dan kotoran berdasarkan perbedaan berat jenis. Instalasi pemurnian dengan tahapannya sebagai berikut.
1.
Continuous settling tank
Minyak yang berada dalam tangki ini masih bercampur dengan lumpur, air, dan kotoran lainnya sludge. Continuous settling tank berfungsi untungkan sludge
dialirkan ke sludge tank. 2.
Top Oil Tank
Top oil tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran sebagai bak penampungan sebelum minyak masuk ke oil purifier. Temperatur tangki ini mencapai 90 - 95º C
sehingga air akan menguap. 3.
Oil Purifier
Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal. Dengan kecepatan mencapai 7500 rpm, kotoran dan air yang
berat jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar. Selanjutnya, minyak akan keluar melalui vakum dryer.
4.
Vacuum Dryer
Di dalam vacuum dryer, minyak diuapkan dengan sistem pengabutan. Minyak yang sudah bebas air dipompa ke tangki penimbunan melalui flow meter.
Temperatur minyak harus 90 - 95º C agar minyak cepat menguap keluar melalui lubang di ujung vacuum dryer.
5.
Sludge Tank
Sludge yang keluar dari continuous tank masih mengandung minyak. Karena itu, perlu diolah lagi untuk diambil minyaknya melalui pemanasan pada suhu 90 - 95º
C agar viskositas sludge menurun. Proses ini berlangsung di dalam sludge tank. 6.
Sludge Separator dan Vet Pit
Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak, sehingga harus dimasukkan ke dalam sludge separator untuk diambil minyaknya. Minyak
hasil pemisahan sludge separator akan masuk ke dalam reclained tank, lalu masuk kembali ke continuous settling tank. Sludge ini bersama air pencuci mesin
centrifuge dikumpulkan di dalam vet pit untuk dipisahkan dan diambil minyaknya. Sunarko, 2009
2.5 Lemak dan Minyak