DER = x 100
Rasio hutang terhadap ekuitas berbeda-beda tergantung dari karakteristik bisnis dan keberagaman arus kas. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki
rasio hutang terhadap ekuitas yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan arus kas yang kurang stabil. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian.
4. Pengembalian atas Total Aktiva Return On Asset ROA
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai Return
On Investment ROI Hanafi dan Halim, 2000:84. Horne dan Wachowicz 1997: 147 mengatakan rasio ini adalah rasio keuntungan yang menghubungkan laba
dengan investasi. Menurut Ang 1997:32, profitabilitas mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.
ROA = x100
Universitas Sumatera Utara
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asetaktiva. Rendahnya rasio ini diakibatkan oleh a rendahnya Basic Earnings power BEP perusahaan, b
tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah.
5. Pengembalian atas Ekuitas Saham Return On Equity ROE
Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur pengembalian atas ekuitas saham biasa atau tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham
Brigham dan Houston 2001:91. Return On Equity ROE sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri Return on Common Equity.
Hanafi dan Halim 2000:85 mengatakan bahwa ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Hal ini
senada dengan pernyataan Ang 1997:33 bahwa ROE mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
ROE = x 100
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya karena rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham.
ROE dipengaruhi ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.
6. Earnings Per Share EPS
Earnings per share adalah pendapatan perusahaan dari per lembar saham yang dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan jumlah
lembar saham. Dengan memperhatikan EPS maka investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di pasar modal. EPS dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan. Jika
pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini yang akan mempengaruhi harga saham, karena pergerakan harga saham pengaruh
awalnya adalah pendapatan perusahaan Husnan,1998:287. Menurut Darsono 2005:57, investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan
menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah Earnings per Share yang dicari dengan laba
bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengambalian modal utntuk setiap satu lembar saham. Rumus untuk menghitung Earnings per
Share adalah sebagai berikut: EPS =
x 100
Universitas Sumatera Utara
7. Saham a. Pengertian Saham