BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dimana jumlah populasi penelitan ini berjumlah 37
emiten. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 emiten.
Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
CR
72 1.00
809.78 300.7674
214.77282
ROA
72 .48
56.76 14.5682
13.98815
ROE
72 .66
449.09 31.1507
56.07964
EPS
72 2.55
16158.42 1282.4149
2841.01022
DAR
72 7.00
89.00 40.4167
19.59646
DER
72 8.00
844.00 93.1806
115.74563
Perubahan_Saham
72 -75.00
329.00 23.6806
82.35441
Valid N listwise
72
Sumber: lampiran iii
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel Current Ratio CR memiliki nilai minimum -1, nilai maksimum 809.78, nilai mean nilai rata-rata
300,77, dan standar deviasi simpangan baku 214.772. Variabel Return on Asset ROA memiliki nilai minimum 0.48, nilai maksimum 56.76, dan mean nilai
Universitas Sumatera Utara
rata-rata 14.57, dan standar deviasi simpangan baku
13.97
. Variabel Return on Equity ROE memiliki nilai minimum
0.66
, nilai maksimum
449.09,
mean nilai rata-rata
31.15
dan standar deviasi simpangan baku
56.07
. Variabel Earnings per Share EPS memiliki nilai minimum Rp 2.55, nilai maksimum Rp 16158.42,
nilai rata-rata 1282.41, dan standar deviasi simpangan baku 2841.01.Variabel Debt to Asset ratio DAR memiliki nilai minimum 7, nilai maksimum 89, nilai rata-
rata mean 40.41, dan standar deviasi simpangan baku 19.59. variabel Debt to Equity ratio DER memiliki nilai minimum 8, nilai maksimum 844, rata-rata
mean 93.18, dan standar deviasi 115.74. Variabel perubahan harga saham memiliki nilai minimum -75, nilai maksimum 329, nilai rata-rata mean 93.1806, dan
standar deviasi simpangan baku 82.35.
B. Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas, dan autokorelasi. Menurut Ghozali
2005:123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :
berdistribusi normal,
non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati
sempurna,
non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi,
Universitas Sumatera Utara
homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
1. Hasil Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan statistik.
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal.
Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan
berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan
menggunakan analisis grafik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Sumber: Lampiran iv
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber: Lampiran iv
Universitas Sumatera Utara
Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri dan ke kanan yang menunjukkan
bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik
menyebar di sepanjang garis diagonal. b. Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan jika tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data
dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov 1 sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada
tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 72
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 71.90684790
Most Extreme Differences
Absolute .143
Positive .143
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z 1.218
Asymp. Sig. 2-tailed .103
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Lampiran iv
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0.103. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat
digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.103 0,05.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali
2005:105, uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang
dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS 16. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005:105 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas. b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di bawah angka 0 dan y, maka tidak heterokedasitas.
Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta
tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.
GaGa mbar 4.3
Uji Heteroskedastisitas scatterplot Sumber: Lampiran v
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Hasil Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk
mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,,
b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.487
a
.238 .167
75.15238 .957
a. Predictors: Constant, DER, ROA, CR, EPS, DAR, ROE
b. Dependent Variable: Perubahan_Saham
Sumber: Lampiran vi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 0.957. Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi dalam penelitian ini.
4. Hasil Uji Multikolinieritas
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel- variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan toleransi. Menurut Ghozali 2005:91, untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari:
a. nilai tolerance dan lawannya,
b. variance inflation factor VIF
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena
VIF=1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.01 atau sama dengan VIF10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF Constant -9.417 34.318
-.274 .785
CR .013
.051 .035
.259 .796
.656 1.525
ROA .530
1.200 .090
.441 .660
.282 3.545
ROE -.513
.536 -.349
-.956 .343
.088 9.372
EPS .005
.005 .173
1.030 .307
.417 2.398
DAR -.414
.760 -.099
-.546 .587
.359 2.785
DER .512
.229 .719
2.235 .029
.113 8.824
a. Dependent Variable: Perubahan_Saham
Sumber: Lampiran vii
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu pun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance
value lebih kecil dari 0,1. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua
variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengujian Hipotesis 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R
2
yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Current Ratio, Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, Earnings per Share EPS, Debt to Asset
Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap perubahan harga saham. “Adjusted R
2
dianggap lebih baik dari R
2
karena nilai adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.” Ghozali, 2005.
Tabel 4.5 Adjusted R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.487
a
.238 .167
75.15238 a. Predictors: Constant, DER, ROA, CR, EPS, DAR, ROE
b. Dependent Variable: Perubahan_Saham Sumber: Lampiran viii
Besarnya Adjusted R
2
berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 0.167. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh
variabel Current Ratio CR, Debt to Asset Ratio DAR, Debt to Equity Ratio DER, Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, dan Earnings per Share
EPS terhadap perubahan harga saham adalah sebesar 16,7. Sedangkan sisanya
Universitas Sumatera Utara
sebesar 83,3 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
2. Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F
Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi sig, dimana jika
nilai sig di bawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel
dependen dengan seperangkat variabel independen. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
H : Tidak ada pengaruh antara variabel current ratio CR, debt to asset ratio
DAR, debt to equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE, dan earnings per share EPS secara bersamaan terhadap perubahan
harga saham, H
a
: Ada pengaruh antara variabel current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE,
dan earnings per share EPS secara bersamaan terhadap perubahan harga saham.
Berdasarkan Uji F maka dapat diambil kesimpulan:
a. bila nilai P-value dari F
≥ α = 5 maka H
o
= diterima dan Ha = ditolak, artinya secara serempak semua variabel independen Xi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen,
Universitas Sumatera Utara
b. jika nilai P-value dari F
α = 5 maka Ho= ditolak dan Ha= diterima, artinya secara serempak semua variabel independen Xi berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression
114427.424 6
19071.237 3.377
.006
a
Residual
367112.229 65
5647.880
Total
481539.653 71
a. Predictors: Constant, DER, ROA, CR, EPS, DAR, ROE
b. Dependent Variable: Perubahan Saham
Sumber: Lampiran viii
Dari hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.6 bahwa nila P-value dari F atau tingkat signifikasi adalah sebesar 0.006
α = 5. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER,
return on asset ROA, return on equity ROE dan earnings per share EPS terhadap perubahan harga saham.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil Uji Signifikan Parsial Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Dalam uji t digunakan hipotesis
sebagai berikut: H
:b
1
,b
2
,b
3,
b
4
= 0, artinya current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to
equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE, dan earnings per share EPS secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. H
a
: b
1
,b
2
,b
3,
b
4
= o, artinya current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to
equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE dan earnings per share EPS secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai p-
value dari t dengan α.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t ini adalah:
a bila nilai P value dari t masing-masing variabel independen
≥ α = 5, maka Ho: bi = 0 diterima dan Ha: bi
≠ 0 ditolak, artinya secara individual variabel
independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, b
sebaliknya bila P value dari t masing-masing var iabel independen α maka Ho:
bi = 0 ditolak dan Ha: bi ≠ 0 diterima, artinya secara individual masing-masing
Universitas Sumatera Utara
variabel independen Xi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
. Tabel 4.7
Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
9.417 34.318
.274 .785
CR .013
.051 .035
.259 .796
ROA .530
1.200 .090
.441 .660
ROE .513
.536 -.349
.956 .343
EPS .005
.005 .173
1.030 .307
DAR -.414
.760 -.099
-.546 .587
DER .512
.229 .719
2.235 .029
a. Dependent Variable: Perubahan_Saham Sumber: Lampiran viii
Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda
Y= 9.417+0.013 CR+ 0.530 ROA+0.51 ROE+ 0.005 EPS -0.414DAR + 0.512 DER
Keterangan:
a. Nilai konstanta adalah 9.417 current ratio CR, debt to asset ratio DAR,
debt to equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE dan earnings per share EPS bernilai 0, maka harga saham akan
meningkat sebesar 9.417.
b. Nilai koefisien current ratio CR adalah 0.013 artinya setiap kenaikan
current ratio CR akan meningkatkan perubahan saham sebesar 0.013.
Universitas Sumatera Utara
c. Nilai koefisien return on asset ROA adalah 0.530 artinya setiap kenaikan
return on asset ROA akan meningkatkan harga saham sebesar 0.530.
d. Nilai koefisien return on equity ROE adalah 0.51 artinya setiap kenaikan
return on equity ROE akan meningkatkan harga saham sebesar 0.51.
e. Nilai koefisien earnings per share EPS adalah 0.005 artinya setiap kenaikan
nilai earnings per share EPS akan meningkatkan harga saham sebesar 0.005.
f. Nilai koefisien debt to asset ratio DER adalah -0.414 artinya setiap
kenaikan return on equity ROE akan mengurangi harga saham sebesar 0.414.
g. Nilai koefisien debt to equity ratio DER adalah 0.512 artinya setiap
kenaikan nilai earnings per share EPS akan meningkatkan harga saham sebesar 0.512.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
9.417 34.318
.274 .785
CR .013
.051 .035
.259 .796
ROA .530
1.200 .090
.441 .660
ROE .513
.536 -.349
.956 .343
EPS .005
.005 .173
1.030 .041
DAR -.414
.760 .099
.546 .587
DER .512
.229 .719
2.235 .029
a. Dependent Variable: Perubahan_Saham
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian di atas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu per satu parsial.
a. Pengaruh Current Ratio CR terhadap tingkat perubahan harga saham
Hasil analisis uji t untuk variabel current ratio CR menunjukkan nilai t sebesar 0.259 dengan signifikansi sebesar 0.796, signifikansi t lebih besar
dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa current ratio CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b.
Pengaruh Return on Asset ROA terhadap tingkat perubahan harga saham Hasil analisis uji t untuk variabel return on asset ROA menunjukkan nilai
t sebesar 0.441 dengan signifikansi sebesar 0.660, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel return on asset ROA
secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko 2008, Susi dan Setiawan 2003 dan Sasongko dan Wulandari 2003,
c. Pengaruh Return on Equity ROE terhadap tingkat perubahan harga saham.
Hasil analisis uji t untuk variabel Return on equity ROE menunjukkan nilai t sebesar 0.956 dengan signifikansi sebesar 0.343, signifikansi t lebih
besar dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa Return on Equity ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada
perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko 2008 serta Susi dan Setiawan 2003.
d. Pengaruh Earnings per Share EPS terhadap perubahan harga saham
Hasil analisis uji t untuk variabel earnings per share EPS menunjukkan nilai t sebesar 1.030 dengan signifikansi sebesar 0.041, signifikansi t lebih
kecil dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel earnings per share EPS secara parsial berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada
perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz 2005,
Handoko 2008 serta Sasongko dan Wulandari 2003. Penelitian ini tidak sejalan dengan Susi dan Setiawan 2003.
e. Pengaruh Pengaruh Debt to Asset Ratio DAR terhadap perubahan harga
saham Hasil analisis uji t untuk variabel debt to asset ratio DAR menunjukkan
nilai t sebesar 0.546 dengan signifikansi sebesar 0.587, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel debt to asset ratio
DAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
f. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap perubahan harga saham
Hasil analisis uji t untuk variabel debt to equity ratio DER menunjukkan nilai t sebesar 0.512 dengan signifikansi sebesar 0.029, signifikansi t lebih
kecil dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel debt to equity ratio
Universitas Sumatera Utara
DER secara parsial berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, return on asset ROA,
return on equity ROE dan earnings per share EPS dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE, dan earnings per
share EPS berpengaruh terhadap perubahan harga saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang
digunakan adalah sebanyak 37 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah 24 sampel dengan 72 amatan. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
asumsi klasik normalitas,heteroskedastisitas,autokorelasi,dan multikolineritas dan uji hipotesis
uji t, uji F dan uji determinasi. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted R Square
adalah 0.167 hal ini berarti bahwa besarnya pengaruh variabel current ratio CR,
Universitas Sumatera Utara
debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE dan earnings per share EPS terhadap perubahan harga saham
adalah sebesar 16,7. Sedangkan sisanya sebesar 83,3 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan current ratio CR, debt to asset ratio DAR, debt to equity
ratio DER, return on asset ROA, return on equity ROE, dan earnings per share EPS berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan hasil uji
parsial diperoleh debt to equity ratio DER dan earnings per share EPS yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian mengenai EPS
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz 2005, Handoko 2008 serta Sasongko dan Wulandari 2003. Penelitian ini tidak sejalan dengan Susi dan
Setiawan 2003. Current Ratio CR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Debt to Asset Ratio DAR berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham. Return on Asset ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian mengenai ROA ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Handoko 2008, Susi dan Setiawan 2003 dan Sasongko dan Wulandari 2003, Return on Equity ROE tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian mengenai ROE ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko 2008 serta Susi dan Setiawan
2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Current Ratio CR, Debt to Asset Ratio DAR, Debt to Equity Ratio DER,
Return on Asset ROA, Return on Equity ROE dan Earnings per Share EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
2. Current ratio CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham. 3.
Debt to Asset ratio DAR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
4. Debt to Equity Ratio DER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham. 5.
Return on Asset ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Handoko 2008, Susi dan Setiawan 2003 dan Sasongko dan Wulandari 2003.
6. Return on Equity ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko 2008 serta Susi dan Setiawan 2003,
Universitas Sumatera Utara