BAB I PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Sebuah karya sastra yang baik tentu mengandung nilai-nilai yang dapat di ambil manfaatnya bagi para pemabaca. Nilai-nilai tersebut antara lain ialah nilai moral, nilai agama,
nilai sosial, nilai budaya, nilai etika dan banyak lagi nilai lainnya, seperti nilai politik, pendidikan, dan patriotik. Novel merupakan salah satu contoh karya sastra yang dapat di
apresiasi bahasanya yang indah, dengan cara meresensinya terlebih dahulu. Sebuah karya sastra, termsuk novel, di buat oleh pengarangnya dengan tujuan tertentu. Tujuan tersebut
biasanya di wujudkan dan di sampaikan dalam bentuk pesan atau amanat cerita. Pesan pengarang dalam sebuah cerita tersebut melalui berbagai peristiwa atau kejadian yang di
ramu sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita. Rangkaian peristiwa atau kejadian dalam sebuah cerita di sebut alur cerita. Tentu saja, harapan penulis adalah
pembacanya mampu menangkap tujuan dan amanat pengarang serta menerapkan atau merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Novel mulai dikenal pada zaman renaisans abad ke 14 hingga ke-17 . Saat itu
tahun 1353, penulis Italia Giovanni Boccaccio, menggunakan istilah Novella untuk karya
prosa pendeknya. Ketika ceritanya di terjemahkan. Istilah Novel masuk kedalam Bahasa Inggris. Sekarang, kata Novella di gunakan dalam Bahasa Inggris untuk menyebut Novel
pendek. Kata Novel dalam Bahasa Indonesia di serap dari Bahasa Inggris. Di Prancis kata Roman lebih banyak digunakan di bandingkan dengan Novel. Jadi, istilah Novel dan Roman
memiliki pengertian yang sama. Sebenarnya pembedaan pengertian Novel dan Roman terkesan membingungkan dan kurang memiliki dasar yang kuat. Novel merupakan karya fiksi
Universitas Sumatera Utara
tulis yang di ceritakan secara panjang lebar. Sebagian besar, Novel mengungkapkan berbagai karakter dan menceritakan kisah yang kompleks dengan menampilkan sejumlah tokoh dalam
berbagai situasi yang berbeda. Panjang suatu novel berkisar antara puluhan hingga ratusan halaman. Untuk menciptakan dunia fiksi dalam novel yang mendekati kenyataan, novelis
penulis novel menggunakan 5 unsur, yaitu Plot, Karakter, Konflik, Latar, dan Tema.
Penulis memilih Novel yang berjudul Yuki Guni sebagai judul kertas karya karena
Penulis tertarik untuk memperkenalkan salah satu karya terbaik Kawabata Yasunari
Pemenang hadiah Novel untuk kesustraan tahun 1968,lahir di Osaka tahun 1899. Yuki Guni
yang di terjemahkan dari Bahasa Jepang oleh Matsuoka Kunio dan Ajib Rosidi ini merupakan Roman psikologi Cinta yang tak berkesudahan tapi memantulkan gerak-gerik
kejiwaaan yang amat peka serta penulis juga ingin menyampaikan kisah percintaan para tokoh dalam Novel ini. Daerah salju merupakan bagian utara pulau Honshu yang terletak di
tepi laut Jepang yang dalam musim dingin tertutup salju karena berlainan dengan Pantai Laut Pasifik yang hangat, Pantai ini selalu di terjang angin dingin dari daratan asia.
Dari sini lah di mulai kisah cinta antara Shimmamura, Yoko dan Komako. Kisah cinta ini dimulai dari seorang laki-laki yang bernama Shimamura ialah Laki-laki setengah baya yang
lahir di pusat kota yaitu Tokyo, dia hidup bebas tanpa mempunyai pekerjaan yang mengikat dan dia dengan mudah dapat melakukan semua kegemarannya. Dia hidup dari warisan orang
tuanya dan dia sudah berkeluarga, sehingga hubungannya dengan wanita lain tidaklah mungkin meningkat menjadi ikatan resmi. Begitu juga hubungannya dengan Komako,
seorang geisha yang ditemuinya di perkampungan pemandian mata air panas di Daerah Salju.
Sebanarnya yang dia kehendaki adalah seorang wanita penghibur geisha, tetapi pada waktu itu ada perjamuan yang ramai, sehingga semua geisha sibuk. Maka karena itu yang
datang memenuhi panggilannya ialah seorang gadis bernama Yoko yang sebenarnya bukan
Universitas Sumatera Utara
geisha, tetapi sering menolong menjamu tamu-tamu kalau geisha-geisha sibuk semua. Dia tinggal di rumah seorang guru tari yang lumpuh yang mempunyai seorang anak laki-laki yang
sakit dan hampir meninggal.
1.2. Batasan Masalah