mahasiwai nya. Dalam hal pendidikan, maupun dalam gaya hidup mereka, tentunya akan berbeda dengan mahasiswai yang kuliah di universitas umum lainnya. Dengan
adanya tayangan The Oprah Winfrey Show dan Oprah Winfrey sebagai pembawa acaranya, apakah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara UMSU
termotivasi untuk menjadi sosok pembawa acara atau master of ceremony? Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang: Pengaruh Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menjadi Pembawa Acara Studi Deskriptif Tentang Pengaruh Oprah Winfrey Pada Tayangan
The Oprah Winfrey Show di Metro TV Terhadap Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Menjadi Pembawa Acara.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskandiuraikan oleh penulis, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Sejauhmanakah
pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi
pembawa acara”.
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memudahkan dan menghindari terjadinya pengembangan permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan dalam penelitian ini,
maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut : 1.
Penelitian ini dilakukan terbatas pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang mengetahui atau mengenal Oprah Winfrey.
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian terhadap minat menjadi pembawa acara dilakukan terbatas pada
perhatian, persepsi, kebutuhan dan motivasi mahasiswa. 3.
Penelitian merupakan studi deskriptif, yaitu terbatas hanya untuk mengetahui pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan The Oprah Winfrey Show terhadap
minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui peranan pembawa acara talkshow di televisi dalam menarik perhatian khalayak.
2. Untuk mengetahui peranan pembawa acara dalam menumbuhkan minat
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.
3. Untuk mengetahui pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan talkshow The
Oprah Winfrey Show di Metro TV terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian, khususnya yang menyangkut Ilmu Komunikasi dan menambah
sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
praktisi dunia media massa dan kalangan pemerhati media. 3.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai peranan media massa dalam masyarakat, terutama wawasan dalam
dunia pertelevisian dan khususnya pembawa acara dalam suatu program televisi.
1.5. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat konsep-konsep teoritis yang menjadi landasan untuk memperoleh perspektif ilmiah dalam perumusan
hipotesis atau jawaban atas pertanyaan penelitian yang sedang dilaksanakan Ruslan 2006:266. Dengan adanya kerangaka teoritis tersebut, maka penulis akan mempunyai
landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Pada penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah
tentang komunikasi, komunikasi massa, televisi, pembawa acara serta teori S-O-R .
1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.1.1. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna Effendy, 1990:9. Untuk memahami pengertian komunikasi, sebuah definisi singkat dibuat oleh
Harold D. Lassswell, yaitu dengan menjawab pertanyaan :Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?, yang kemudian dikenal dengan formula
Lasswell 1948. Dari pemikiran Lasswell tersebut, menunjukkan bahwa komunikasi
Universitas Sumatera Utara
meliputi lima unsur pokok yaitu :Komunikator, Pesan, Media, Komunikan dan Efek. Disini Lasswell melihat bahwa suatu proses komunikasi selalu mempunyai efek dan
pengaruh Cangara, 2004:40. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang komunikator menyampaikan rangsangan biasanya lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain komunikate. Sedangkan menurut
Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka Mulyana, 2004:62. Sementara menurut Shannon dan Weaver 1949 Cangara, 2004:19
gambaran komunikasi lebih diperluas lagi dengan definisi bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau
tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
1.5.1.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembacapendengarpenonton yang akan coba diraihnya, dan
efeknya terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Menurut Nurudin
2007:4, media massa yang dimaksud disini adalah media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang
bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi disini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi
modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.
Universitas Sumatera Utara
Sementara menurut Mulyana 2004:75 komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik
radio, televisi, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim,
dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik.
Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak
yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film Cangara, 2004:36.
Komunikasi massa juga memiliki ciri sendiri, sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, mapupun dari segi
kebutuhan. Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa adalah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Pesan komunikasi
massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat tertunda dan sangat terbatas. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat, maka
umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar. Selain dari itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung
begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa
cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2. Televisi
Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940-an. Sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat Perang Dunia Kedua.
Para reporter televisi, yang umumnya sebelumnya adalah reporter radio melakukan pemberitaan intensif sehingga mendesak peran radio. Namun berita masih penting
bagi radio, meskipun karakternya berubah. Karena sifatnya yang menarik mata, sebagian besar siaran televisi adalah non berita. Namun peran televisi sebagai media
berita terus berkembang. Banyak siaran televisi yang sangat diminati karena cepat, lugas dan lengkap dalam meliput sesuatu.
Popularitas televisi terus menggeser kedudukan radio. Keduanya sama-sama ada di ruang keluarga, sehingga keduanya tidak pernah dihidupkan bersamaan. Hanya
satu saja yang dihidupkan, dan itu biasanya adalah televisi. Umumnya orang lebih lama menonton televisi daripada mendengarkan radio. Sejak adanya televisi, radio
lebih sering didengar di luar rumah, misalnya di mobil dalam perjalanan, atau tengah melakukan sesuatu. Menonton televisi biasanya dilakukan secara penuh, sementara
mendengarkan radio bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain. Karena terdesak oleh kedudukan televisi, radio kini lebih selektif terhadap khalayaknya. Kini,
kebanyakan radio hanya melayani kalangan tertentu saja, misalnya kalangan remaja penggemar musik. Hal ini diungkapkan oleh William L.Rivers, Jay W.Jensen dan
Theodore Peterson dalam buku mereka, Media Massa dan Masyarakat Modern. Televisi, selain sebagai sumber berita juga memiliki fungsi sosial. Untuk
kontak sosial, rujukan kehidupan sehari-hari, untuk menyenangkan diri sendiri, melepas kebosanan dan sebagainya. Televisi di Indonesia, umumnya lebih banyak
memberikan informasi berbentuk hiburan kepada khalayaknya. Acara-acara di televisi Indonesia, terutama televisi swasta, didominasi acara hiburan seperti sinetron atau
Universitas Sumatera Utara
infotainment. Apalagi pada masa sekarang ini, tayangan sinetron di Indonesia lebih menjurus pada hal-hal negatif, berbau kekerasan dan pornografi, juga khayalan yang
berlebihan.
1.5.3. Pembawa Acara
Pada dasarnya pembawa acara layaknya pimpinan orkestra. Ia harus menguasai alat musik dari orkestra yang dimainkan kelompoknya. Tidak harus bisa
memainkannya secara sempurna, namun setidaknya tahu bagaimana memfungsikannya, tahu jenis bunyinya dan tahu efek yang ditimbulkan bunyi itu.
Begitu juga dengan pembawa acara, yang dapat diartikan sebagai orang yang membawa sebuah acara untuk disaksikan oleh khalayak. Pembawa acara atau
presenter bisa dikatakan merupakan seorang pemimpin dalam sebuah acara. Ia yang menggiring peserta acara untuk mencapai tujuan acara. Ia yang berkuasa atas acara
yang dibawakannya. Seorang pembawa acara, harus berusaha keras, mulai dari awal sampai akhir acara, agar acara yang dibawakannya tidak akan keluar dari jalur tema
yang sudah ditetapkan. Sebelumnya, pembawa acara dikenal dengan sebutan master of ceremony
MC. Ada lagi istilah host, yang dapat diartikan sebagai tuan rumah. Jadi host dalam acara-acara adalah dia yang memerankan diri sebagai tuan rumah. Ia yang
mempersilahkan orang masuk, mempersilahkan duduk, menyediakan hidangan, mengarahkan pembicaraan, dan mengendalikan orang-orang itu sampai pada saat ia
menghendaki mereka pergi. Untuk menjadi seorang pembawa acara bukanlah hal yang mudah.. Seorang
pembawa acara harus memiliki pengetahuan luas, dan kritis terhadap isu-isu yang sedang berkembang. Setelah menguasai hal ini, maka faktor-faktor yang lainnya akan
Universitas Sumatera Utara
mengikuti. Seperti dalam hal pintar berbicara, seorang pembawa acara sudah pasti dituntut untuk dapat lugas berbicara di depan umum, karena hal ini tentu akan
mempengaruhi situasi acara yang akan dibawakan. Bayangkan apabila seorang pembawa acara berbicara dengan gagap dan tersendat-sendat, acara akan menjadi
kaku dan tidak menarik. Selanjutnya dalam hal penampilan, seorang pembawa acara yang
berpenampilan menarik dan bertubuh ideal tentu akan menjadi nilai tambah. Namun kembali lagi pada faktor pengetahuan, penampilan menarik akan dijadikan nomor dua
apabila pengetahuannya kurang. Sebaliknya, walaupun penampilannya kurang menarik akan tertutupi dengan pengetahuan yang luas dan kemampuannya
membawakan acara.
1.5.4. Minat Menjadi Pembawa Acara
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, minat merupakan kesenangan atau kecenderungan seseorang terhadap suatu hal yang terarah secara intensif kepada objek
yang dianggap penting Poerwadarminta, 1985:650. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disebutkan bahwa minat menjadi
pembawa acara adalah kecenderungan dan keinginan untuk menjadi seorang pembawa acara yang di dorong oleh suatu motivasi tertentu, dalam hal ini
motivasinya adalah penampilan Oprah Winfrey pada acara The Oprah Winfrey Show.
1.5.5. Teori S – O - R
Atas dasar uraian diatas, maka teori yang dipandang mendekati penelitian ini adalah teori S-O-R. Teori S – O – R merupakan singkatan dari Stimulus – Organism –
Respon. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana,
Universitas Sumatera Utara
dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertenu. Pada awalnya, teori ini berasal dari psikologi yang dikemukakan oleh De Fluer yaitu berangkat dari asumsi
bahwa setiap orang dapat memfragmasikan stimulus yang diterima dan dibentuk. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan
media dan reaksi audience. Teori ini kemudian diadopsi oleh ilmu komunikasi. Dalam teori ini bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan yang mempunyai unsure pesan
stimulus, komunikan organism, dan efek respon. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : stimulus pesan, organism penerima pesan dan respon efek.
Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam masyarakat, prinsip stimulus respon ini mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam
skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu bukan ditujukan pada orang per orang. Kemudian sejumlah
besar individu ini akan merespon pesan informasi itu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin juga ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah
Stimulus Organism
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Respon Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
yang nantinya akan melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaaan untuk merubah sikap.
Model teori inilah yang nantinya akan dipakai dalam penelitian “Pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan talkshow The Oprah Winfrey Show di Metro TV
terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara”.
1.6. Kerangka Konsep
Kerangka merupakan hasil pemikiran yang rasional berupa uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat
mengantar penelitian pada suatu rumusan. Sedangkan konsep menurut Nawawi 1993:33 adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni
istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian sosial.
Kerangka konsep diperlukan, agar dapat variabel-variabel yang penting dapat didefinisikan secara jelas. Ada dua variable dalam penelitian ini, yaitu :
1. Variabel Bebas atau Independent Variable X
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Oprah Winfrey sebagai
pembawa acara talkshow The Oprah Winfrey Show. 2.
Variabel Terikat atau Dependent Variable Y Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi variabel lain. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.
Universitas Sumatera Utara
1.7. Model Teoritis