Perkembangan Dunia Tulis-Menulis Proses Penerbitan Buku

2.2 Perkembangan Dunia Tulis-Menulis

Manusia mulai mengenal bahan tertulis dari peninggalan batu bertulis, kepingan batu yang bertatahkan rangkaian huruf yang mirip gambar, seperti hieroglif dari mesir serta tulisan dalam gulungan daun lontar dan papirus. Sebagaimana diketahui bahwa sudah sejak barabad-abad yang lalu manusia mengenal huruf. Menurut catatan sejarah adalah dengan dibawanya sejenis kertas dari negeri Cina oleh para saudagar Eropa pada abad ke-15. Perkembangan lebih lanjut adalah penemuan cikal bakal mesin cetak yang kita kenal sekarang oleh Johann Gutenberg di Mainz, Jerman sekitar tahun 1450. Sejak itulah mesin cetak berkembang pesat dan sekarang sekitar enam tahun setengah abad sejak masa Gutenberg, computer turut berperan dalam dunia tulis- menulis. Perkembangan pekerjaan dunia perbukuan diikuti oleh perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan computer semakin memacu perkembangan peralatan penerbitan dan percetakaan. Pengetikan naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan computer dengan program pengelolah kata dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Selain itu untuk merancang halaman dan sampul buku telah dilakukan dengan program ventura dan coreldraw. Mesin cetak dan mesin pemotong juga telah menggunakan komouter. Buku elektronik yaitu buku dalam bentuk cakram padat kini semakin dikenal, semua kemajuan tehnologi semakin mempermudah pekerjaan penerbitan dan pendidikan. Universitas Sumatera Utara Perkembangan penerbitan buku semakin banyak masalah yang dihadapi, dipihak Adanya penerbitan hak dan kewajiban penulis maupun penyuntingan yang mewakili penerbitan dituntut untuk lebih berpotensi.

2.3 Proses Penerbitan Buku

Menurut Purba yang saya kutip dalam sebuah website mengemukakan bahwa proses penerbitan buku adalah sebagai berikut : 1. Misalkan anda sebagai pengarang ingin menegajukan naskah kumpulan puisi ke penerbit A. 2. Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan misalnya Ms Word dan bisa disertai print outnya agar memudahkan Penerbit dalam memproses naskah tersebut. Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yang sudah banyak mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dan sebagainya. 3. Penerbit akan menentukan apakah naskah tersebut layak diterbitkan dan kira-kira dibutuhkan masyarakat ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitasbobot pengarangnya. 4. Lalu penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor. 5. Sistem honor tergantung sistem yang dianut oleh penerbit. Bisa bersifat langsang seolah naskah tersebut dibeli oleh Penerbit dengan memberi harga pada naskah tersebut, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000,. dan dibayar secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan penerbit dan disetujui oleh pengarang. Universitas Sumatera Utara 6. Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah: Penerbit bisa mencetak naskah tersebut dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi honor tambahan lagi kepada pengarang. 7. Bisa juga dengan sistem royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga naskah buku tsb. Rata2 nilai royalti: 10 sd 15 dari harga buku yang terjual. Pengarang-pengarang yang sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi karena Penerbit yakin buku karangannya bakal laku keras. Misalnya: buku tersebut akan dicetak sebanyak 5.000 buaheksamplar dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksamplar. Maka pengarang akan memperoleh honor dianggap semua buku terjual: 105.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6 bulan. Bila buku tsb dicetak ulang lagi, maka penerbit membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi. Biasanya penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang karena bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke penerbit lain. 8. Dengan menggunakan softcopy naskah yang diberikan dalam bentuk ketikan Ms.Word tersebut, penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yang ahli dalam desain. Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak. Universitas Sumatera Utara 9. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh dummy dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan misalnya: 5.000 buah buku. 10. Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya dan kemudian penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai perjanjian yang telah disepakatiditandatangani. Bila buku tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris istri anaknya dan seterusnya penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya. 11. Penerbit akan menyebarkan buku tersebut ke toko buku untuk dibeli oleh masyarakat. 12. Perjanjian royalti adalah antara pengarang dan penerbit, sedangkan hak Cipta adalah hak pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke Departement Kehakiman HAM, Direktorat Hak Cipta. Penerbit tidak mengurus hak cipta karena cak cipta adalah urusan pengarang kecuali naskah tersebut telah dibeli oleh penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik penerbit. Tidak banyak buku yang didaftarkan hak ciptanya oleh pengarang, biasanya buku-buku yang sangat terkenal atau buku yg bakal dibutuhkan terus yang didaftarkan hak ciptanya oleh pengarang. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengadaan Naskah