3.4 Penerbitan Buku Sekolah Dasar SD
Pada mulanya buku sekolah dicetak dalam jumlah banyak sesuai dengan permintaan pesanan pihak sekolah ataupun perpustakaan sekolah. Banyak faktor
yang menentukan mutu pendidikan, walaupun belum ada penelitian khusus yang menentukan seberapa banyak peranan buku dalam mempengaruhi mutu
pendidikan. Tetapi banyak yang mengakui bahwa buku yang tidak baik dapat merusak mutu pendidikan serta pembentukan pribadi anak.
PT. Madju Medan Cipta dalam menerbitkan buku untuk Sekolah Dasar SD selalu memperhatiakn rambu-rambu ditetapkan oleh pemerintah. Itulah
sebabnya buku terbitannya banyak mendapatkan pengesahan dari Dirjen Dikdasmen. Adanya rambu-rambu dari pemerintahan mengenai buku Sekolah
Dasar SD, baik yang bersifat yuridis formal maupun teknis.dari segi yuridis formal yaitu UU sistem pendidikan Nasional no. 2 tahun 1989 tentang pengaturan
buku sekolah pada pasal 39 yaitu: 1.
Dari segi isi 2.
Segi dasar haluan negara dan kemanan nasioanl 3.
Bahasa 4.
Fisikgrafika Dengan di perbaharuinya peraturan rambu-rambu dari Depdikbud, banyak
membantu penyuntingan naskah buku sekolah. Penerbitan tidak akan sulit memperoleh pengesahan dari Dirjen Dikdasmen. Setelah memperoleh pengesahan
dari Dirjen Dikdasmen tersebut tertentunya penerbit akan beruntung, dengan demikian buku itu akan digunakan di Sekolah Dasar SD.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Penyuntingan dan Desain
Pada dasarnya, tugas seorang penyuntingan naskah adalah membuat naskah dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Jadinya naskah yang telah
dibuat dan digarap oleh penulis buku itu harus diolah kembali oleh penyuntingan naskah sebelum sampai kepada pembaca. Untuk dapat melaksanakan
penyuntingan naskah dengan baik, dewan penyuntingan PT. Madju Medan Cipta memeriksa hal-hal sebagai berikut:
1. Ejaan dan tata bahasa
2. Kebenaran fakta
3. Legalitas
4. Konsistensi
5. Gaya penulis
6. Desain
3.5.1 Ejaan dan tata bahasa Tanpa menguasai ejaan, mustahil seseorang dapat menjadi penyunting
naskah, karena dengan seluk-beluk ejaan seorang penyunting akan mampu memperbaiki naskah. Ejaan yang berlaku di perusahaan penerbitan adalah ejaan
yang disempurnakan. Ejaan ini mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1972 dan direvisi tanggal 9 September 1987.
Jika ejaan menyangkut hal-hal elementer penulisan huruf, kata, tanda baca dan sebagainya, karena tata bahasa berkaitan dengan masalah yang lebih
kompleks dan rumit, yaitu menyangkut kata dan kalimat.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Kebenaran fakta Selain dituntut untuk lebih teliti dan sabar, meskipun telah lelah,
penyunting naskah harus tetap teliti dalam menyunting naskah setiap kata setiap kalimat. Jika seorang penyunting naskah lengah atau lalai dalam membaca suatu
kata atau suatu kalimat akan tidak baik akibatnya. Dalam kenyataan tidak mungkin seorang penyuntingan naskah memeriksa data, fakta dan angka-angka
yang akan disajikan dalam naskah, tetapi penyuntingan harus peka terhadap hal- hal yang meragukan kebenaran.
Untuk naskah Sekolah Dasar SD diperlukan ketelitian, karena naskah yang ada merupakan dasar seorang anak untuk mengetahui serta mempelajari
dasar bidang ilmu pengetahuan, sehingga naskah yang ada tidak boleh asal jadi, karena biasanya penerbit memperoleh naskah dari guru Sekolah Dasar SD,
ataupun pengarang yang khusus dibidang buku Sekolah Dasar SD yang benar- benar telah memiliki keahlian pada bidang ilmu pengetahuan tertentu.
3.5.3 Legalitas Penyuntingan biasanya menyeleksi setiap naskah yang akan diterbitkan.
Dari segi mutu mungkin saja sebuah naskah sudah layak terbit, akan tetapi dari segi lain seperti kemampuan biasa saja naskah itu ditolak atau tidak layak terbit.
Dalam hal ada rambu-rambu pemerintah yang perlu diperhatikan penyuntingan naskah yaitu mengenai hak cipta .
Sebelum sebuah naskah diterbitkan, hal-hal yang berkaitan dengan hak buku. Jika sebuah naskah tidak aman dari hak cipta, maka naskah tidak jadi
diterbitkan atau di tangguhkan penerbitannya.
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta yaitu: 1.
Naskah yang berbau plagiat jiplakan tidak layak terbit. 2.
Pengalihan penerbit buku dari penerbit lain ke penerbit Madju harus ada bukti pengambilan hak penerbitan dari penerbitan lain tersebut.
3. Kutipan teks naskah harus ada sumbernya
4. Illustrasi gambar harus ada sumbernya
5. Pemuatan foto seseorang harus seizin pemilik foto atau pemegang hak
cipta foto. 6.
Naskah penulis buku yang telah meninggal dapat diterbitkan bila ada izin dari ahli waris.
3.5.4 Konsistensi
Bahasa yang digunakan dalam sebuah buku SD sebaiknya konsisten dari awal sampai akhir, karena buku SD tidak boleh membingungkan murid yang
membacanya. Konsistensi disini menyangkut hal yang antara lain: sistematika bab, jenis huruf nama, geografis negara dan kota. Dengan bahasa yang
konsistensi, naskah yang telah menjadi buku tersebut akan terlihat rapi dan tidak membingungkan pembacanya yaitu murid SD.
Universitas Sumatera Utara
3.5.5 Gaya penulis.
Dalam menyunting naskah secara tidak langsung penyunting berfungsi membantu penulis naskah, penyunting bukanlah penulis naskah, jadi yang harus
dikemukakan adalah gaya penulis naskah. Setiap perubahan yang hendak dilakukan oleh penyunting harus di
konsultasikan terlebih dengan penulis naskah, kecuali penulis menyerahkan seluruh perubahan kepada penyunting, barulah penyunting mengubah naskah
menurut keinginannya. 3.5.6
Desain Perancangan buku bertugas merancang keseluruhan buku, yaitu
merancang bagian pendahuluan, isi buku, dan penyudah. Selain itu menentukan ukuran ukuran buku,jenis kertas, jenis dan ukuran huruf, rancangan sampul, cover,
halaman judul, tata letak naskah, gambar dan tabel. Dalam menentukan ukuran buku, perancang bekerja sama dengan
penyunting. Penyunting memberikan informasi kepada perancang mengenai isi buku secara garis besar. Sehingga perancang dapat menentukan ukuran yang
cocok untuk buku tersebut. Buku yang banyak tabel atau peta akan lebih baik jika ukurannya besar. Ukuran yang biasanya dipakai adalah ukuran A4 210X297 mm
untuk ukuran buku yang kecil. Belakangan ini penerbit sengaja memiliki ukuran buku yang tidak standar dengan maksud menghindari pembijakan melalui photo
copy. Buku berukuran A5 membuat pembajak merasa untung karena buku dapat difotocopy sekaligus menjadi satu halaman. Untuk menghindari hal itu, penerbit
membuat bukunya berukuran sedikit lebih besar dari A5. Penerbit berharap hal ini
Universitas Sumatera Utara
akan mengurangi pembajakan, meskipun biaya kertas untuk produksi buku sedikit bertambah.
Jenis kertas biasanya dipakai kertas yang cukup kuat dalam jangka lima tahun, penerbit memakai HVS 60 agar buku tidak cepat lusuh. Selaras dengan
perkembangan kemampuan membaca muridsiswa maka huruf yang dipakai dalam buku teks utama ialah 14 poin untuk kelas satu sampai kelas tiga,dan 12
poin untuk kelas empat sampai kelas 6 SD. Ketebalan buku di tetapkan berkisar antara 60 sampai 100 halaman untuk murid SD, sedangkan buku pegangan guru
tidak ditetapkan jumlah halaman bukunya.
3.6 Proses Pencetakan Buku