0.01 Pengaruh Substitusi Minyak Sawit dan Suhu Pemanasan terhadap Mutu Selai Cokelat

Pengaruh interaksi antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit dan suhu pemanasan terhadap kadar lemak Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa interaksi antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit dan suhu pemanasan selai cokelat memberi pengaruh berbeda tidak nyata P0,05 terhadap kadar lemak selai cokelat yang dihasilkan, sehingga uji dengan LSR tidak dilanjutkan. Penentuan Daya oles Pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa suhu pemanasan memberi pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap daya oles selai cokelat yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan uji LSR menunjukkan perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles untuk tiap- tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut : Tabel 13 Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles Perlakuan LSR Perbandingan Tepung Cokelat Rataan Numerik Notasi

0.05 0.01

dengan Minyak Sawit K 0.05 0.01 - - - 40 g : 22 g 2,738 d D 2 0.068 0.093 38 g : 24 g 3,063 c C 3 0.071 0.098 36 g : 26 g 3,238 b B 4 0.073 0.100 34 g : 28 g 3,450 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecildan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR. Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan P 1 berbeda sangat nyata terhadap P 2, P 3 dan P 4 . Perlakuan P 2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan P 3 dan P 4 . Perlakuan P 3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan P 4 . daya oles tertinggi terdapat pada perlakuan P 4 yaitu sebesar 3,450 dan terendah terdapat pada perlakuan P 1 yaitu sebesar 2,738. Hubungan antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini: Gambar 6. Histogram pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles Dari Gambar 6 dapat dilihat, pada konsentrasi tepung cokelat paling tinggi dan konsentrasi minyak sawit paling rendah menghasilkan nilai daya oles yang paling rendah dan pada perlakuan dimana konsentrasi minyak sawit paling tinggi, memiliki nilai daya oles paling bagus. Hal ini menjelaskan bahwa minyak sawit berfungsi sebagai pengikat bahan, dimana semakin tinggi konsentrasi minyak sawit yang digunakan maka viskositas dari selai cokelat akan semakin rendah, sehingga selai cokelat yang dihasilkan menjadi semakin lembut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kumara 2003, minyak yang digunakan pada produk-produk coklat akan memberikan sifat kemudahan mengalir dan mencegah kelengketan pada larutan. Pengaruh suhu pemanasan terhadap daya oles Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa suhu pemanasan selai cokelat memberi pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap daya oles selai cokelat yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan uji LSR menunjukkan pengaruh suhu pemanasan terhadap daya oles untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut : Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh suhu pemanasan terhadap daya oles Perlakuan LSR Suhu Pemanasan P Rataan Numerik Notasi

0.05 0.01