dengan Minyak Sawit K 0.01 0.05

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap kadar lemak Perlakuan LSR Perbandingan Tepung Cokelat Rataan Notasi 0.05

0.01 dengan Minyak Sawit K

0.05 0.01

- - - 40 g : 22 g 24,960 c C 2 0,839 1,115 38 g : 24 g 25,001 c C 3 0,881 1,214 36 g : 26 g 26,501 b B 4 0,903 1,244 34 g : 28 g 27,791 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecildan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan K 1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan K 2 , K 3 dan K 4 . Perlakuan K 2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan K 3 dan K 4 . Perlakuan K 3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan K 4 . Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan K 4 yaitu sebesar 27,791 dan terendah terdapat pada perlakuan K 1 yaitu sebesar 24,960. Hubungan antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap kadar lemak dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini: Gambar 4. Histogram pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap kadar lemak. Dari Gambar 4 dapat dilihat, semakin rendah konsentrasi tepung cokelat dan semakin tinggi konsentrasi minyak yang digunakan pada pembuatan selai cokelat, maka kadar lemak akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena minyak sawit memiliki kandungan lemak yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kristott 2003 yang dikutip Rhamadan 2007 , yang menyatakan bahwa minyak sawit memiliki asam lemak palmitat dalam jumlah yang cukup besar dibandingkan minyak jagung dan minyak kacang tanah. Pengaruh suhu pemanasan terhadap kadar lemak Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa suhu pemanasan selai cokelat memberi pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap kadar lemak selai cokelat yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan uji LSR menunjukkan pengaruh suhu pemanasan terhadap kadar lemak untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut : Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh suhu pemanasan terhadap kadar lemak Perlakuan LSR Suhu Pemanasan P Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - 50 o C 25,168 c B 2 0,839 1,155 55 o C 25,875 bc AB 3 0,881 1,214 60 o C 26,335 ab AB 4 0,903 1,244 65 o C 26,876 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecildan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR. Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan P 1 berbeda sangat nyata terhadap P 2, P 3 dan P 4 . Perlakuan P 2 berbeda nyata dengan perlakuan P 3 dan berbeda sangat nyata terhadap P 4 . Perlakuan P 3 berbeda nyata dengan perlakuan P 4 . Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan P 4 yaitu sebesar 26,876 dan terendah terdapat pada perlakuan P 1 yaitu sebesar 25,168. Hubungan antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap kadar lemak dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini: Gambar 5. Grafik pengaruh suhu pemanasan terhadap kadar lemak Dari Gambar 5 dapat dilihat, semakin tinggi suhu pemanasan maka kadar lemak akan semakin meningkat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa semakin tinggi suhu pemanasan maka kandungan lemak dari tepung cokelat dan minyak sawit akan mulai meningkat jika temperaturnya dinaikkan, jumlah penggunaan minyak sawit pada pembuatan produk juga menentukan konsentrasi kadar lemak yang dihasilkan. Semakin tingginya suhu pemanasan pada pembuatan produk maka kadar lemaknya juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kristott 2003 yang dikutip Rhamadan 2007 , yang menyatakan bahwa minyak sawit memiliki asam lemak palmitat dalam jumlah yang cukup besar, asam lemak palmitat memiliki titik leleh yang tinggi sehingga akan meningkatkan total kandungan lemak pada produk yang dihasilkannya. Ŷ = 0.1117p + 19.639 r = 0.9922 23.5 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 30 45 60 75 Suhu Pemanasan °C K a d a r L em ak Pengaruh interaksi antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit dan suhu pemanasan terhadap kadar lemak Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa interaksi antara perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit dan suhu pemanasan selai cokelat memberi pengaruh berbeda tidak nyata P0,05 terhadap kadar lemak selai cokelat yang dihasilkan, sehingga uji dengan LSR tidak dilanjutkan. Penentuan Daya oles Pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa suhu pemanasan memberi pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap daya oles selai cokelat yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan uji LSR menunjukkan perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles untuk tiap- tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut : Tabel 13 Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung cokelat dengan minyak sawit terhadap daya oles Perlakuan LSR Perbandingan Tepung Cokelat Rataan Numerik Notasi

0.05 0.01