Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

(1)

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA PT. BPR DANA MANDIRI DALAM UPAYA MEMACU KEGIATAN USAHA MIKRO KECIL.” (STUDI KASUS : PT.BPR DANA MANDIRI)

I. Karakteristik Nasabah

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin : ...

3. Umur : ... Tahun

4. Pendidikan Terakhir : a. SD d. Akademi

b. SMP e. Perguruan Tinggi c. SMA

II. Karakteristik Usaha

1. Jenis Usaha : ... 2. Berapa besarnya total pinjaman yang diterima?

Jb: Rp...

3. Berapa tingkat suku bunga yang dikenakan oleh PT. BPR Dana Mandiri pada Anda?

Jb: ... per tahun

4. Apakah Anda dikenakan biaya administrasi pada saat mengajukan permohonan kredit tersebut? Bila ada berapa besarnya?

a. Ya, ada.

Jumlahnya ... b. Tidak ada.


(2)

5. Selain biaya adminstrasi tersebut, apakah Anda mengeluarkan uang untuk biaya yang lain?

a. Ya, ada.

Jumlahnya ... b. Tidak ada.

6. Menurut Anda biaya-biaya yang Anda keluarkan tersebut : a. Sebanding dengan kredit yang Anda ajukan.

b. Terlalu besar bila dibandingkan dengan kredit yang diajukan .

c. Terlalu kecil bila dibandingkan dengan kredit yang diajukan.

7. Banyakkah surat-surat yang harus Anda urus untuk memenuhi persyaratan dari PT. BPR Dana Mandiri?

a. Ya b. Tidak

8. Bagaimana pendapat Anda tentang prosedur yang diterapkan oleh PT. BPR Dana Mandiri mulai dari proses pengajuan permohonan kredit yang Anda ajukan sampai dengan keluarnya keputusan dari BPR apakah kredit Anda tersebut diterima?

a. Sulit b. Mudah

9. Keberatankah Anda terhadap sistem prosedur yang diterapkan oleh PT. BPR Dana Mandiri?

a. Ya. b. Tidak.


(3)

10. Faktor apakah yang paling mempengaruhi Anda dalam mengambil keputusan untuk mengambil kredit pada PT. BPR Dana Mandiri? a. Suku Bunga.

b. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit. c. Prosedur untuk memohon kredit.


(4)

Lampiran 2

Hasil Regresi

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 05/25/12 Time: 19:28 Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 99979811 21382368 4.675806 0.0001

X1 -6910637. 1366220. -5.058217 0.0000

X2 74.05644 4.698689 15.76109 0.0000

X3 4241603. 5934816. 0.714698 0.4812

R-squared 0.955854 Mean dependent var 98000000 Adjusted R-squared 0.950760 S.D. dependent var 48273645 S.E. of regression 10711997 Akaike info criterion 35.33519 Sum squared resid 2.98E+15 Schwarz criterion 35.52202 Log likelihood -526.0279 F-statistic 187.6495 Durbin-Watson stat 2.204884 Prob(F-statistic) 0.000000


(5)

Lampiran 3

Uji Normalitas (Jarque-Bera Test)

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-2.0e+07 0.00000 2.0e+07

Series: Residuals Sample 1 30 Observations 30 Mean 1.02e-08 Median -1158432. Maximum 30593341 Minimum -15101846 Std. Dev. 10142806 Skewness 0.898677 Kurtosis 4.024191 Jarque-Bera 5.349315 Probability 0.068930


(6)

Lampiran 4

Uji Multikolinearitas (Korelasi Parsial) Dependent Variable: X1

Method: Least Squares Date: 05/25/12 Time: 19:32 Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 14.84943 0.510102 29.11070 0.0000

Y -7.18E-08 1.42E-08 -5.058217 0.0000

X2 5.22E-06 1.17E-06 4.463683 0.0001

X3 0.626056 0.598258 1.046465 0.3050

R-squared 0.509906 Mean dependent var 15.38333 Adjusted R-squared 0.453357 S.D. dependent var 1.476502 S.E. of regression 1.091656 Akaike info criterion 3.136834 Sum squared resid 30.98453 Schwarz criterion 3.323661 Log likelihood -43.05252 F-statistic 9.017033 Durbin-Watson stat 2.138047 Prob(F-statistic) 0.000291

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 05/25/12 Time: 19:34 Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1124676. 300459.8 -3.743184 0.0009

Y 0.012224 0.000776 15.76109 0.0000

X1 83038.18 18603.06 4.463683 0.0001

X3 34482.44 76695.90 0.449600 0.6567

R-squared 0.954839 Mean dependent var 1372500. Adjusted R-squared 0.949628 S.D. dependent var 613193.7 S.E. of regression 137623.4 Akaike info criterion 26.62600 Sum squared resid 4.92E+11 Schwarz criterion 26.81282 Log likelihood -395.3899 F-statistic 183.2388 Durbin-Watson stat 2.323560 Prob(F-statistic) 0.000000


(7)

Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 05/25/12 Time: 19:35 Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.112000 0.924018 -1.203440 0.2396

Y 4.54E-09 6.36E-09 0.714698 0.4812

X1 0.064557 0.061691 1.046465 0.3050

X2 2.24E-07 4.98E-07 0.449600 0.6567

R-squared 0.541381 Mean dependent var 0.633333 Adjusted R-squared 0.488464 S.D. dependent var 0.490133 S.E. of regression 0.350551 Akaike info criterion 0.864947 Sum squared resid 3.195044 Schwarz criterion 1.051774 Log likelihood -8.974210 F-statistic 10.23065 Durbin-Watson stat 2.633367 Prob(F-statistic) 0.000126


(8)

Lampiran 5

Uji Heterokedastisitas (Uji White)

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 2.700187 Prob. F(8,21) 0.032500 Obs*R-squared 15.21179 Prob. Chi-Square(8) 0.055156

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 05/25/12 Time: 19:36 Sample: 1 30

Included observations: 30

Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.96E+14 4.04E+15 -0.073445 0.9421

X1 -4.70E+13 4.94E+14 -0.094977 0.9252

X1^2 4.71E+12 1.52E+13 0.309740 0.7598

X1*X2 -75045353 61460520 -1.221033 0.2356

X1*X3 -4.56E+13 7.80E+13 -0.585428 0.5645

X2 1.04E+09 9.41E+08 1.108088 0.2804

X2^2 78.06792 94.65498 0.824763 0.4188

X2*X3 -1.09E+08 3.35E+08 -0.324214 0.7490

X3 8.56E+14 1.35E+15 0.634685 0.5325

R-squared 0.507060 Mean dependent var 9.94E+13 Adjusted R-squared 0.319273 S.D. dependent var 1.76E+14 S.E. of regression 1.45E+14 Akaike info criterion 68.29845 Sum squared resid 4.42E+29 Schwarz criterion 68.71881 Log likelihood -1015.477 F-statistic 2.700187 Durbin-Watson stat 1.867526 Prob(F-statistic) 0.032500


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Alriawati, 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Mengambil Keputusan Kredit Pada Beberapa Bank Di Kotamadya Medan.  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10255/1/990501003.pdf/ : diakses pada 25 Maret 2012, 21:07:17

Arikunto, Suharsimi, 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Desiani, Bafiati, 2004. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah. http://eprints.undip.ac.id/10999/1/2004MNOT2807.pdf/ : diakses pada 22 November 2011, 15:11:16

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, Medan: USU Press.

Hasibuan, Malayu, 2001. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Irmayanto, Juli, dkk, 2001. Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Penerbit

Universitas Trisakti.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 8, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

..., 2008. Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Jakarta: Erlangga.

Lubis, Irsyad, 2010. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Medan: USU Press. Luckett, Dudley G, 1984. Money and Banking, United States of America:

McGraw-Hill Book Company.

Pratomo, Wahyu Ario Dan Paidi Hidayat, 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews Dalam Ekonometrika, Medan: USU Press.

Santoso, Ruddy Tri, 1996. Mengenal Dunia Perbankan, Yogyakarta: Andi Offset. Simorangkir, O.P, 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank,

Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Siswandi, 2008. Banking and Non-Banking Practise, Jakarta: Mitra Wacana Media.


(10)

Tambunan, Tulus, 2009. UMKM di Indonesia, Ghalia Indonesia.

Toft, Kenneth, 1986. An Introduction to Banking, London: Heinemann Professional Publishing Ltd 22 Bedford Square.

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso, 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat.

Wijaya, Faried, 1991. Perkreditan, Bank dan Lembaga-Lembaga Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE.

Yasmilen, Siska. 2004. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (1998-2002) dan Peranannya dalam Penyaluran Kredit Terhadap Peningkatan Industri Kecil diSumateraUtara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10359/1/010523068.pdf/ : diakses pada 22 November 2011, 14:25:42

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/9846E785-596D-48F0-8B87-2802A4A3789B/914/Perkembangan Sejarah BPR.pdf : diakses pada 22 November 2011, 15:07:52

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_060270_chapter3.pdf : diakses pada 27 Mei 2012, 21:18:23

http://usaha-umkm.blog.com/2008/10/20/kriteria-umkm/ : diakses pada 1 Juni 2012, 13:25:09

http://huluinia.org/Divisi-UMKM/definisi-kriteria.php : diakses pada 1 Juni 2012, 13:30:18

www.google.com

Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Koperasi


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis

terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model

matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena

hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

3.2. Tempat atau lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Dana Mandiri Jl. Brigjend Katamso

No. 686 Medan.

3.3. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis

permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri (dianalisis dari sisi

permintaan kredit) dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil.

Adapun variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah :

Y = Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri dari sisi Permintaan

Kredit.

X1 = Tingkat Suku Bunga Kredit X2 = Biaya Perolehan kredit


(12)

X3 = Prosedur Permohonan Kredit

3.4. Defenisi Operasional

1. Perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dilihat dari sisi permintaan

kredit nasabah di PT. BPR Dana Mandiri.

2. Kredit, yaitu persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara suatu

lembaga keuangan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan dalam satuan rupiah.

3. Tingkat Suku Bunga Kredit, yaitu harga jual yang harus dibayar oleh peminjam ( nasabah ) kepada bank atau dapat juga diartikan sebagai bunga

yang dibebankan kepada nasabah oleh bank dalam satuan persen.

4. Biaya untuk memperoleh kredit, yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan

nasabah ketika mendapat pinjaman untuk mengurus administrasi dalam

satuan rupiah.

5. Proses Penyaluran Kredit, yaitu pelayanan yang diberikan pihak bank

kepada nasabah menyangkut proses penyaluran kredit dan segala

persyaratan yang harus dipenuhi nasabah dalam setiap permohonan kredit

dalam satuan skor.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya


(13)

pengusaha mikro kecil yang mendapat bantuan kredit dari PT. BPR

Dana Mandiri, dimana jumlah populasinya berjumlah 232 orang/unit

usaha.

b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2008:118).

Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Arikunto

Suharsimi (2003), dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% jika

populasi besar yaitu:

n = e x N

Dimana : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen sampel yang diinginkan diantara 10%-15% Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah :

n = 13% x 232 = 30,16 atau 30 orang

Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui teknik probability sampling (sampel probabilitas) yaitu simple random sampling ( sampel acak sederhana) dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa


(14)

Kriteria sampel adalah nasabah (pengusaha mikro kecil) yang mendapat

pinjaman/kredit dari PT. BPR Dana Mandiri.

3.6. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama sebagai responden, yaitu dengan memberikan daftar

pertanyaan atau kuesioner kepada nasabah kredit PT. BPR Dana

Mandiri. Jenis data yang dgunakan dalam penelitian ini adalah dalam

bentuk cross section yang merupakan data primer

2. Data Sekunder merupakan data diperoleh dari PT. BPR Dana Mandiri

Medan , buku literatur, media internet serta bacaan lain yang

berhubungan dengan penelitian yang digunakan hanya sebagai data

penunjang.

3.7. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

a. Kuesioner

Kuesioner adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data dengan

cara menyebar angket (daftar pertanyaan) kepada responden yaitu

nasabah kredit PT. BPR Dana Mandiri Medan.

b. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mencatat dan mempelajari berbagai informasi dan data-data yang


(15)

literature, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah yang dijadikan sebagai

referensi bagi peneliti.

3.8. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan metode

statistika menggunakan program kompuer E-views 5.1 untuk mengolah data dalam skripsi ini.

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen adalah model ekonometrika yaitu

meregresikan variabel-variabel yang ada dengan metode OLS (Ordinary Least Square) atau metode kuadrat terkecil. Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu dalam bentuk persamaan

linear berganda.

Variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen

dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut :

Y = f (X1,X2,X3) ... (1)

Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan regresi

linear, yaitu sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ ... (2)

Dimana :Y = Perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri ( Kredit dalam

Rupiah )

X1 = Tingkat suku bunga kredit ( persen ) X2 = Biaya perolehan kredit ( Rupiah )


(16)

X3 = Variabel dummy/pelengkap yaitu prosedur permintaan kredit ( skor ), dimana:

- Skor 1 untuk “Sulit”

- Skor 0 untuk “Mudah”. β1, β2, β3 = Koefisien regresi

α = Intercept / konstanta

µ = Error term / tingkat kesalahan a. Uji t – statistik ( Uji Parsial )

Uji t-statistik digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen ( X ) secara individu memiliki pengaruh terhadap variabel

dependen ( Y ).

Ho : bi = 0

Ha : bi ≠ 0

Dimana bi adalah koefisien variable independen pertama adalah nilai

parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel

X1 terhadap Y. Bila t hitung > t table maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara

nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t

hitung = (bi-b) Sbi


(17)

Dimana:

bi = Koefisien independen ke-1

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-1

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : bi = 0 ; Ho diterima (t-hitung < t-tabel) artinya variable X tidak memiliki

pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel Y.

Ha : bi ≠ 0 ;Ha diterima apabila (t-hitung > t-tabel) artinya variable X memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel Y.

Kurva Uji t-statistik dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Ha diterima Ho diterima Ha diterima

Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik

b. Uji F – statistik

Uji F – statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :


(18)

Ho : b1 = b2 ... bk ≠ 0 (tidak berpengaruh) Ha : b1≠ 0 ... i = 1 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik

dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka HO ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Kriteria

pengambilan keputusan :

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 Ho diterima ( F* < F-tabel ) artinya variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh nyata

terhadap variable dependen.

Ho : β1≠β2≠β3≠ 0 Ha diterima ( F* > F-tabel ) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata

terhadap variabel dependen.

Ho diterima

Ha diterima

0 Gambar 3.2


(19)

c. Koefisien Determinasi ( R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari seluruh variable bebas yang ada dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh

variable lain yang tidak dijelaskan tingkat ketepatan regresi yang dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk yang besarnya antara nol dan satu ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). Koefisien determinasi = 1 berarti bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat dengan sempurna. Namun jika koefisien determinasi

majemuk = 0 berarti variabel tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas dalam estimasi

karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t

dan uji F yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik mengacaukan

kesimpulan yang diperoleh.

3.9.1. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah

terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk

mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari R2, F-hitung, t-hitung, dan standar error.

Adanya multikolinearitas ditandai dengan :

1. Standart error tidak terhingga.

2. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%, α = 10%.


(20)

3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.

4. R2 sangat tinggi.

Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu :

a. Melakukan regresi model Y = f(X1,...,Xn) sehingga diperoleh nilai R-square.

b. Melakukan regresi X1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri square (regresi ini disebut auxiliary regression) ; dan

c. Membandingkan nilai Ri square dengan R-square. Hipotesa yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila Ri square < R-square model pertama berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila Ri square > R-square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

3.9.2. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian dilakukan dengan

pemeriksaan terhadap histogram, jika batang histogram mempunyai kemiripan

bentuk dengan kurva normal (berbentuk seperti lonceng), maka kurva tersebut

dapat dikatakan normal atau mendekati normal.

Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan menggunakan Uji

Jarque-Berra Test (J-B Test). Bila probabilitas hasil uji lebih besar dari 0,05 (5%) maka

terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal.

3.9.3. Heterokedastisitas

Menurut Erlina (2011) pengujian gejala heterokedastisitas bertujuan untuk


(21)

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heterokedastisitas.

Gejala heterokedastisitas ditunjukkan melalui koefisien regresi dari

masing-masing variabel independen terhadap nilai absolut residunya (e), jika

nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai alphanya (0,05), maka variabel

tersebut bebas dari unsur heteroskedastisitas. Untuk mengetahui gejala

heterokedastisitas pada estimasi digunakan uji White. Uji white memulai pengujiannya dengan membentuk model:

Yi = β1 + β2 + β3 +µi

Kemudian persamaan di atas dimodifikasi dengan membentuk regresi

bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi µ12 = α0 + α1x1 + α2x2 + α3x12 + α4x22 + α5x1x2 + µi

Pada estimasi ini disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah

heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau [n.R2 = X2 Hitung] lebih kecil dibandingkan X2 tabel. Dan akan terjadi heterokedastisitas bila sebaliknya.

3.9.4. Autokorelasi

Autokorelasi terjadi apabila term of error (µ) dari periode waktu yang berbeda saling berkorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu


(22)

Rumus Durbin-Watson : n

∑ (et – et-1)2 t=2

DW= n ∑ e12 t=1 Ketentuan :

DW test < dL : ada autokorelasi (+) dL < DW < dU : tanpa kesimpulan dU < DW < 4-dU : tidak ada autokorelasi 4-dU < DW < 4-dL : tanpa kesimpulan


(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat PT.BPR Dana Mandiri

BPR (Bank Perkreditan Rakyat) berdiri di tengah-tengah situasi dan kondisi

masyarakat setempat yang masih terendah dibandingkan dengan daerah-daerah

lain. Terutama masyarakat yang bergerak di bidang perdagangan/pengusaha kecil

hamper tidak ada perkembangan social ekonominya. Untuk itu atas dasar paket

27 Oktober 1988 (Pakto 1988) dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

akan jasa perbankan bagi masyarakat pedesaan, pemerintah telah mendorong

berdirinya BPR di wilayah-wilayah kecamatan. Dengan pertimbangan bahwa

usaha BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi

serta untuk mengurangi praktek-praktek ijon.

Dengan melihat potensi yang dimiliki oleh Kota Medan khususnya

Kecamatan Medan Maimun sebagai kota yang dikelilingi oleh dominan

pedagang/pengusaha kecil, maka didirikanlah PT. BPR Dana Mandiri Medan

yang merupakan lembaga perbankan yang diresmikan oleh Bapak Achmad Fauzie

(Wakil Pimpinan BI) pada tanggal 30 September 2010 dengan izin usaha berdasarkan Keputusan Gubernur BI No: 12/56/Kep.GBI/DPG/2010 dimana

modal disetor Rp 2.000.000.000,00. Kantor PT. BPR Dana Mandiri Medan

berkedudukan di JL. Brigjend Katamso No. 686 Medan Maimun.


(24)

   

4.1.2 Struktur Organisasi PT. BPR Dana Mandiri                      

  Sumber : PT. BPR Dana Mandiri

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR Dana Mandiri  

 

RUA

DEWAN KOMISARIS

DIREKSI

MANAJER MARKETING MANAJER OPERASIONAL

FUNDING (Dlm Rencana)

TAKSASI Team Leader SPV FRONT LINER SPV BACK

OFFICE

LEGAL INTERNAL

AUDIT

C. SERVICES TELLER STAF

ADMIN

UMUM ACC

SECURITY DRIVER OFFICE


(25)

Tugas dan Wewenang Serta Tanggung Jawab Masing – masing Bagian 1.Pemegang Saham

-Menyediakan pendanaan dan pelaksanaan pengawasan terhadap

pelaksanaan operasi perusahaan dengan program kerja yang dibuat.

2.Dewan Komisaris

-Mewakili para pemegang saham dalam melaksanakan pengawasan atas

segala kegiatan atau aktivitas para eksekutif tinggi.

-Menetapkan kebijaksanaan dan tugas umum perusahaan.

-Memberikan penilaian dan persetujuan atau penolakan rencana-rencana kegiatan – kegiatan yang telah direncanakan

-Mengawasi jalannya perusahaan dan mengawasi Direktur Utama.

-Meminta pertanggung-jawaban serta memberikan masukan-masukan bagi

perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

-Memberikan pembukuan perusahaan.

3.Direksi

-Memimpin bank baik sebagai unit kerja maupun sebagai unit usaha.

-Mengkoordinir tugas-tugas administratif mapun operasional sedemikian

rupa sehingga tercapai efisiensi.

-Mewakili bank baik kedalam maupun diluar pengadilan.

-Menyetujui pemberian kredit bagi para nasabah dan menandatangani

persetujuan kredit tersebut.

-Bertanggung jawab untuk menjaga agar seluruh kewajiban bank dan


(26)

-Melakukan penilaian secara berkala terhadap prestasi setiap staf dan

pegawai bank.

-Menjalin hubungan dan komunikasi sebaik-baiknya dengan instansi

pemerintah maupun badan-badan swasta di wilayah kerjanya untuk

kemajuan bank.

4.Direktur Utama

-Melakukan/mengadakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan

dan mengarahkan sekaligus mengawasi seluruh keberadaan perusahaan

dalam upaya mencapai tujuan perusahaan bank yakni agar tetap hidup dan berkembang.

-Mengkoordinir secara langsung bidang pemasaran.

-Mengawasi seluruh aktivitas usaha bank dengan cara setiap

transaksi/kegiatan bank sehingga pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan

tata kerja dan prosedur yang berlaku.

-Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas bank kepada dewan komisaris

dan rapat pemegang umum saham dan kepada pihak ekstern sekaligus

mewakili bank dalam seluruh tindakan dan kesempatan.

5.Direktur Operasional

Direktur operasional mempunyai tugas untuk membantu Direktur

Utama dalam menjalankan tugasnya. Direktur Operasional

bertanggungjawab terhadap keberhasilan dari operasional perusahaan.

Dengan kata lain, bahawa Direktur Operasional adalah orang yang


(27)

6.Internal Audit

-Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian

akuntansi, keuangan serta operasi.

-Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana

dan prosedur yang ditetapkan.

-Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi

dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap

segala kemungkinan resiko kerugian.

-Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.

-Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah

dibebankan.

-Membantu nanajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang

paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.

-Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan keefektifan

dari prosedur intern.

-Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.

-Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase

kerja.

7.Manajer Marketing

-Memimpin, mengawasi, mengkoordinasi petugas lapangan dalam

menjalankan tugas sehari-hari.


(28)

-Melaksanakan anggaran rencana usaha yang telah ditetapkan, baik

mengenal penempatan dana maupun pengumpulan dana.

-Merencanakan promosi jasa bank antara lain yaitu dengan brosur, iklan

dan lain-lain.

-Memperhatikan dan mengawasi kelengkapan surat-surat pengikatan

jaminan dan penelitian surat-surat jaminan tentang keabsahannya

(keasliannya).

-Memproses permohonan kredit, mengadakan tinjauan ulang dan

pengawasan kelancaran pembayaran. 8.Manajer Operasional

-Menyusun rencana kerja/anggaran untuk waktu per tahun yang akan

datang serta serta berusaha untuk mencapai apa yang telah disebutkan

dalam rencana dan anggaran tersebut, bersama kepala bagian yang terkait.

-Mengusahakan agar instruksi-instruksi kerja ditaati dan dijalankan oleh

petugas-petugas pelaksana dalam bagiannya serta memberikan

petunjuk-petunjuk yang dianggap perlu.

-Memahami peraturan-peraturan yang ada hubungannya dengan accounting dan prosedurnya serta surat edaran yang menyangkut bidang operasi.

-Membantu menyelesaikan masalah yang timbul dalam tugas-tugas kerja.

-Melaksanakan pengendalian terhadap biaya-biaya agar tidak melampaui


(29)

9. SPV Back Office

Bertugas dalam membuat laporan keuangan, transaksi dengan Bank

Indonesia, penyediaan data keuangan dan laporan perbankan.

10. Legal

- Melakukan analisis yuridis.

- Melakukan pemeriksaan dan penilaian jaminan.

- Menyiapkan penyimpanan kredit.

- Melakukan pengikatan jaminan.

- Melakukan penyimpanan legal dokumen. - Melakukan pengawasan kredit.

- Melakukan upaya penyelamatan kredit bermasalah.

11. Teller

- Mengeluarkan dan memasukkan uang ke brankas.

- Bertanggung jawab atas penerimaan pembayaran uang sesuai dengan

wewenang yang diberikan.

- Membukukan transaksi teller.

- Membukukan kelebihan kas. Teller wajib membukukan kelebihan kas

yang terjadi apabila sisa kas teller yang akan disetorkan mempunyai saldo

pecahan uang yang tidak dapat dibayarkan.


(30)

12. Customer Service

- Melayani atau membantu calon nasabah yang akan menggunakan jasa

bank (simpanan, pinjaman dan lain-lain) khususnya dalam pengisian

formulir aplikasi.

- Memberikan informasi tentang jasa yang akan digunakan oleh calon

nasabah.

- Menyusun register-register yang berhubungan dengan pelayanan

simpanan dan pinjaman.

- Menyiapkan kartu-kartu sub buku besar dan kartu besar yang akan

digunakan untuk pembukuan simpanan dan pinjaman.

- Menyiapkan kartu contoh tanda tangan bagi tiap nasabah dan

menyimpannya dengan baik.

- Membuat laporan berkala sesuai dengan yang telah ditetapkan tentang

simpanan, pinjaman ataupun jasa lain.

13. Staf Admin dan Umum

- Mengelola pelaksanaan system dan prosedur bidang pelayanan dan

operasi.

- Mengelola transaksi jasa bank.

- Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.

- Mengelola entry data dan pemindahbukuan ke dalam system.

- Memeriksa kebenaran transaksi keuangan.

- Memantau dan mengendalikan transaksi keuangan.


(31)

14. Accounting

Melaksanakan tugas pencatatan pembukuan secara lengkap dan membuat

neraca harian dan bulanan, memeriksa dan memastikan setiap posting dan

mutasi yang terjadi pada bank tersebut serta merangkap tugas sebagai

penerimaan tabungan dan deposito.

15. Security

- Bertanggung jawab kepada kabag umum atas ketertiban dan kelancaran

seluruh pekerjaan keamanan selama 24 jam.

- Selama jam kantor harus memperhatikan : a. Tamu, nasabah yang keluar masuk kantor.

b. Kendaraan tamu, nasabah.

c. Membantu keamanan para tamu, nasabah dari pencurian atau

perampokan.

d. Mengawal kasir yang akan mengambil/menyetor uang ke bank.

- Mengerjakan tugas-tugas lain yang diberikan kabag umum.

16. Driver

- Bertanggung jawab kepada umum atas ketertiban dan kelancaran

kendaraan operasional.

- Bertanggung jawab atas keselamatan penumpang.

- Mengerjakan tugas-tugas lain diluar tugas pokok sebagai pengemudi atas


(32)

17. Office Boy

Melaksanakan tugas sebagai cleaning service dan membantu tugas-tugas

lain.

4.1.3. Produk-produk Bank Yang Ditawarkan

Seperti yang kita ketahui bahwa bank mempunyai peranan yang sangat penting di dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Dalam arti bank tidak

hanya bertugas untuk memberikan kredit kepada masyarakat dan menerima bunga

atau bank ingin memperoleh keutungan semata-mata melalui kredit yang

disalurkan tersebut. Akan tetapi bank juga berusaha supaya kredit yang disalurkan tersebut dapat meningkatkan usaha si nasabah, yang tentunya hal ini

akan meningkatkan pendapatan si nasabah tersebut. Demikian juga tugas yang

diemban oleh Bank Perkreditan Rakyat Dana Mandiri didalam melakukan

kegiatan operasionalnya, membantu pengusaha kecil dalam meningkatkan

perekonomiannya melalui penyaluran kredit yang terutama disalurkan dalam

bentuk kredit mikro yang penyaluran kreditnya kepada nasabah pengusaha kecil,

baik perorangan maupun yang tergabung dalam kelompok.

Melalui kredit ini tentunya akan mempermudah pengusaha kecil menjalin

kerjasama kepada pihak perbankan. Hal ini tidak terlepas dari kompetitif bagi

bank-bank untuk meningkatkan pelayanan bagi para nasabah dan masyarakat agar

mempermudah produk dan jasa yang ada pada bank tersebut.

Dalam operasinya PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Mandiri menyalurkan


(33)

1. Tabungan

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau masyarakat pada bank

yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu

misalnya mempergunakan buku tabungan atau dengan syarat-syarat

lainnya. Setoran awal pembukuan rekening minimal Rp 50.000,00.

2. Deposito

Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau masyarakat pada bank yang

pengambilannya atau penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

yang telah ditentukan. Jangka waktu deposito 1, 3, 6, 12 bulan. Pembukaan deposito minimal Rp 1.000.000,00.

3. Pinjaman / Kredit

Pinjaman adalah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank kepada

masyarakat dengan tujuan untuk pengembangan usaha-usaha para

nasabah.

Dalam hal ini PT. BPR Dana Mandiri memberikan pinjaman kepada

masyarakat berupa :

1. Kredit Modal Kerja Usaha

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai

contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,

membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan


(34)

2. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya

digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit

investasi misalnya pembelian/renovasi tempat usaha, pembelian

mesin/peralatan usaha. Masa pemakaiannya untuk suatu periode

yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relative besar

pula.

3. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam

kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,

karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau

badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit

kendaraan, dan kredit lainnya untuk keperluan pribadi.

Dilihat dari segi jangka waktunya, jangka waktu yang dipakai oleh PT.

Bank Perkreditan Rakyat Dana Mandiri ini adalah 6 bulan sampai dengan 36

bulan. Adapun cara nasabah PT. BPR Dana Mandiri dalam mengembalikan

kreditnya adalah dengan membayar cicilan ditambah bunga nya.

Dilihat dari segi sektor usaha, kredit yang disalurkan oleh PT. Bank

Perkreditan Rakyat adalah :

a. Kredit Pertanian, Perburuan dan Kehutanan.

b. Kredit Industri Pengolahan.


(35)

d. Kredit Perdagangan Besar dan Eceran.

e. Kredit Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan.

f. Kredit Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi.

g. Kredit Administrasi pemerintahan, Pertanahan.

h. Kredit Jasa Pendidikan.

i. Kredit Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

j. Kredit Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya.

k. Kredit Bukan Lapangan Usaha Lainnya.

4.1.4. Perkembangan Jumlah Nasabah dan Simpanan

Pengertian nasabah dalam hal ini adalah setiap orang/instansi maupun lembaga yang secara langsung berhubungan dengan pihak PT. BPR Dana Mandiri

baik selaku penyimpanan dana dalam bentuk tabungan maupun dalam bentuk

penerima kredit. Berikut ini akan diperlihatkan perkembangan nasabah baik

selaku sumber pendanaan (penabung) maupun sebagai debitur (penerima kredit).

Tabel 4.1

Perkembangan Jumlah Nasabah Berdasarkan Sumber Pendanaan dan Debitur Yang Menerima Kredit

Kriteria Nasabah 2010 2011

Tabungan 152 305

Deposito 121 125

Debitur (Penerima Kredit) 55 169

JUMLAH 328 599


(36)

Dari data yang tertera pada tabel 4.1 diatas terlihat bahwa perkembangan

jumlah nasabah PT. BPR Dana Mandiri secara umum memperlihatkan

peningkatan yang cukup berarti. Tingkat perkembangan secara umum dari tahun

2010-2011 memperlihatkan peningkatan sebesar 82,6%.

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Simpanan Nasabah

Jenis Simpanan 2010 2011

Tabungan 639.776.197 726.989.018 Deposito 16.476.632.483 11.789.935.141

JUMLAH 17.116.408.680 12.516.924.159

Sumber : PT. BPR Dana Mandiri

Berdasarkan data-data pada tabel 4.2 dapat dilihat perkembangan simpanan masyarakat pada PT. BPR Dana Mandiri. Pada tahun 2010 jumlah tabungan

sebesar Rp 639.776.197 dan meningkat menjadi Rp 726.989.018 pada tahun 2011

yang berarti ada peningkatan sebesar Rp 87.212.821 atau sebesar 13,63%.

Jika ditinjau dari besarnya jumlah simpanan dalam bentuk deposito terlihat

bahwa walaupun jumlah nasabah jauh lebih sedikit dari nasabah yang memiliki

simpanan dalam bentuk tabungan tetapi jumlah simpanan dalam bentuk deposito

ini jauh lebih besar. Pada tahun 2010 jumlah deposito sebesar Rp 16.476.632.483

dan pada tahun 2011 menurun menjadi Rp 11.789.935.141 atau terjadi penurunan

sebesar Rp 4.686.697 atau mengalami perubahan sebesar 28.44%. Bila ditotalkan

secara keseluruhan antara simpanan jenis tabungan dengan simpanan jenis

deposito maka akan tampak bahwa total simpanan nasabah pada PT. BPR Dana

Mandiri mengalami penurunan. Pada tahun 2010 total tabungan dan deposito


(37)

Rp12.516.924.159 yang berarti mengalami penurunan sebesar Rp 4.599.484.530

atau sebesar 26,87%.

4.1.5. Perkembangan Kredit Yang Disalurkan

Berikut ini akan dipaparkan jumlah kredit yang disalurkan oleh PT. BPR Dana Mandiri menurut sektor ekonomi :


(38)

Tabel 4.3

Perkembangan Kredit yang Disalurkan

pada PT. BPR Dana Mandiri Des 2011 – Mei 2012 SEKTOR

EKONOMI DES 2011 MEI 2012

Pertanian, Perburuan,

dan Kehutanan 128.493.982 125.965.024

Industri Pengolahan 71.371.966 58.623.157

Konstruksi 302.609.243 593.685.334

Perdagangan Besar

dan Eceran 4.030.948.204 4.738.198.502 Penyediaan

Akomodasi 400.355.346 355.090.306

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 857.918.630 1.195.947.321 Administrasi pemerintahan, Pertanahan 25.090.808 16.133.500

Jasa Pendidikan 492.003.073 336.451.752

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 171.133.616 145.539.098 Jasa Kemasyarakatan,

Sosial Budaya 1.519.638.544 1.223.269.405 Bukan Lapangan

Usaha Lainnya 1.184.833.740 1.512.953.843

JUMLAH 9.184.397.152 10.301.857.242

Sumber : PT. BPR Dana Mandiri 4.1.6. Prosedur Umum Perkreditan

Selanjutnya akan diuraikan mengenai syarat – syarat atau petunjuk tindakan yang harus dilakukan sejak diajukan permohonan nasabah sampai dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh bank. Adapun hal ini adalah


(39)

merupakan prosedur yang harus dilalui para nasabah bank dalam memperoleh

kredit.

Langkah – langkah prosedur umum pemberian kredit adalah sebagai

berikut:

1. Permohonan Kredit

Setiap berkas – berkas permohonan kredit yang diajukan nasabah

biasanya berisikan hal – hal berikut :

a. Surat – surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap

dan sah oleh yang bersangkutan.

b. Daftar yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap

diisi oleh nasabah yang bersangkutan.

c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan oleh bank menurut jenis

daripada fasilitas kredit.

d. Selanjutnya permohonan dinyatakan lengkap apabila telah memenuhi

persyaratan yang telah diajukan nasabah, untuk memudahkan pihak

bank dalam memperoleh keterangan atas nasabah yang diperlukan

dalam pengisian permohonan kredit, pihak bank dalam hal ini

menggunakan Daftar Isian Permohonan Kredit yang harus diisi oleh

nasabah yang bersangkutan.

2. Penyelidikan dan Analisa Kredit

Kegiatan penyelidikan ini mencakup kegiatan – kegiatan berikut, yaitu :


(40)

b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan pemohon kredit yang

diajukan oleh nasabah, baik data intern maupun data ekstern.

c. Penyusunan laporan sepenuhnya mengenai hasil – hasil pemeriksaan

yang telah dilaksanakan.

Selanjutnya dilakukan kegiatan Penganalisaan kredit yang meliputi

kegiatan-kegiatan berikut :

a. Mempersiapkan pekerjaan untuk menguraikan dari segala aspek, baik

aspek keuangan maupun aspek non keuangan untuk mengetahui

kemungkinan dapat atau tidaknya pertimbangan suatu permohonan kredit.

b. Menyusun laporan atau proposal analisis yang dibutuhkan, yang

berisikan uraian dan kesimpulan serta alternatif – alternatif sebagai

suatu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pimpinan atas

permohonan kredit nasabah.

3. Tahap pengajuan Kepada Kredit Komite.

Kredit komite ini minimal terdiri dari 2 orang. Komite kredit ini yang

memutuskan apakah proposal kredit diterima, ditolak, atau harus

dikomitekan kembali.

4. Tahap Pengikatan Kredit.

Tahap ini dilaksanakan apabila Komite kredit menyetujui proposal

kredit. Selain itu administrasi kredit akan membuat surat balasan kepada

debitur atas disetujuinya permohonan kredit atau SKK (Surat Keputusan


(41)

dipenuhi oleh debitur dan meminta kepada bagian pengelolaan analisa kredit

untuk menyiapkan pengikatan kredit atas debitur tersebut.

Setelah itu bagian pengelolaan analisa kredit :

a) Meminta kepada administrasi kredit menyiapkan dokumen – dokumen

yang berkaitan pengikatan kredit, baik dokumen tentang objek hukum

maupun subjek hukum .

b) Menyerahkan dokumen – dokumen yang diperlukan untuk pengikatan

kepada notaris serta menentukan waktu untuk pengikatan dengan debitur.

c) Menginformasikan kepada administrasi kredit untuk memberitahukan kepada debitur mengenai waktu pengikatan kredit yang telah ditetapkan.

5. Pencairan Kredit

Bila permohonan kredit yang diajukan nasabah disetujui oleh bank,

maka nasabah perlu menghubungi pihak bank dalam pencairan kredit yang

akan dilakukan. Sehingga nasabah dapat mengetahui transaksi yang akan

disetujui oleh bank dalam pencairan kredit tersebut. Bank hanya akan

menyetujui pencairan kredit oleh nasabah bila syarat – syarat telah dipenuhi

dan dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan pencairan oleh nasabah pada pihak

bank. Pencairan kredit yang telah disetujui dapat dilakukan dengan cara

menarik cek atau giro bilyet dengan kwitansi, dokumen – dokumen lainnya

yang oleh bank dapat diterima sebagaimana perintah pembayaran atau


(42)

4.1.7. Hambatan – Hambatan Yang Dihadapi

Adapun hambatan – hambatan yang timbul dan sedang dihadapi oleh pihak PT. BPR Dana Mandiri dalam menjalankan aktivitasnya adalah :

1. Data – data debitur yang kurang memadai sehingga sulit bagi pihak bank

untuk memastikan keadaan usahanya yang sebenarnya

2. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam marketing.

Usaha – usaha yang dilakukan oleh PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana

Mandiri dalam menindak lanjuti hambatan-hambatan tersebut di atas dapat

dilakukan dengan cara :

1. Untuk mengatasi data yang kurang memadai, pihak bank mencari informasi

melalui tempat – tempat usaha lain yang berada di dekat usaha si nasabah

(debitur).

2. Mencari tenaga marketing yang handal dan memberikan pelatihan terhadap

tenaga marketing yang sudah ada.

4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.4 di bawah dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari jenis kelamin adalah yang berjenis kelamin laki – laki

sebanyak 22 orang atau 73%, sedangkan jumlah responden terkecil yang berjenis


(43)

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

1 Laki-laki 22 73%

2 Perempuan 8 27%

Jumlah 30 100%

Sampel : Kuesioner (data diolah)

4.2.2 Kelompok Umur

Berdasarkan tabel 4.5 di bawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak berumur 28 - 33 tahun dan 34 - 39 tahun sebanyak 8 orang

atau 27% pada masing-masing kelompok umur tersebut. Sedangkan untuk jumlah

responden terkecil yaitu pada kelompok umur 52 tahun keatas sebanyak 3 orang atau 10%.

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah Responden Persentase

1 28 – 33 8 27%

2 34 – 39 8 27%

3 40 – 45 5 16%

4 46 – 51 6 20%

5 52 tahun ke atas 3 10%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.3. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah


(44)

responden terkecil adalah yang mempunyai tingkat pendidikan Akademi yaitu

sebanyak 2 orang atau 7%.

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Jenjang Pendidikan Jumlah Responden Persentase

1 SD 0 0%

2 SMP 3 10%

3 SMU 22 73%

4 Akademi 2 7%

5 Perguruan Tinggi 3 10%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.4. Jenis Kegiatan Usaha

Berdasarkan tabel 4.7 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari jenis kegiatan usaha adalah nasabah yang mempunyai

kegiatan usaha berdagang yaitu sebanyak 29 orang atau 97%, sedangkan jumlah

responden terkecil adalah adalah nasabah yang mempunyai kegiatan usaha

berkebun sawit yaitu sebanyak 1 orang atau 3%.

Tabel 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kegiatan Usaha No. Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase

1 Berkebun sawit 1 3%

2 Wiraswasta / Berdagang 29 97%

JUMLAH 30 100%


(45)

4.2.5 Jumlah Pinjaman Kredit

Berdasarkan tabel 4.8 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari jumlah pinjaman kredit adalah yang memiliki jumlah

pinjaman kredit antara Rp 50.000.001 - Rp 100.000.000 sebanyak 14 orang atau

47% sedangkan jumlah responden terkecil adalah yang memiliki jumlah pinjaman

kredit diatas Rp 150.000.000 sebanyak 3 orang atau 10%.

Tabel 4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pinjaman Kredit No. Jumlah Pinjaman Kredit Jumlah Responden Persentase

1 < Rp 50.000.000 6 20%

2 Rp 50.000.001 - Rp 100.000.000 14 47%

3 Rp 100.000.001 - Rp 150.000.000 7 23%

4 > Rp 150.000.001 3 10%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.6 Tingkat Suku Bunga Kredit

Berdasarkan tabel 4.9 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari tingkat suku bunga kredit adalah yang memiliki tingkat

suku bunga kredit 16,8% per tahun sebanyak 14 orang atau 47% sedangkan untuk

jumlah responden terkecil adalah yang memiliki tingkat suku bunga kredit 12%


(46)

Tabel 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Kredit No. Tingkat Suku Bunga (%) / tahun Jumlah Responden Persentase

1 12% 2 7%

2 14,4% 7 23%

3 14,5% 7 23%

4 16,8% 14 47%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.7 Biaya untuk Memperoleh Kredit

Berdasarkan tabel 4.10 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari biaya untuk memperoleh kredit adalah yang dikenakan

biaya antara Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 sebanyak 17 orang atau 57% sedangkan

untuk jumlah responden terkecil yang dikenakan biaya antara Rp 2.000.001 -

Rp3.000.000 sebanyak 3 orang atau 10%.

Tabel 4.10

Distribusi Responden Berdasarkan Biaya untuk Memperoleh Kredit No. Biaya untuk Memperoleh Kredit Jumlah Responden Persentase

1 < Rp 1.000.000 10 33%

2 Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 17 57%

3 Rp 2.000.001- Rp 3.000.000 3 10%

JUMLAH 30 100%


(47)

4.2.8 Pandangan Terhadap Biaya untuk Memperoleh Kredit

Berdasarkan tabel 4.11 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari pandangan terhadap biaya untuk memperoleh kredit

yaitu sebanding dengan kredit yang diajukan sebanyak 26 orang atau 87%

sedangkan untuk jumlah responden terkecil yaitu terlalu besar bila dibandingkan

dengan kredit yang diajukan sebanyak 1 orang atau 3%.

Tabel 4.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pandangan Terhadap Biaya untuk Memperoleh Kredit

No.

Pandangan terhadap Biaya untuk

Memperoleh Kredit

Jumlah Responden Persentase

1

Sebanding dengan kredit yang

diajukan.

26 87%

2

Terlalu besar bila dibandingkan

dengan kredit yang diajukan.

1 3%

3

Terlalu kecil bila dibandingkan

dengan kredit yang diajukan.

3 10%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.9 Banyaknya Surat-surat yang Harus Diurus untuk Memperoleh Kredit Berdasarkan tabel 4.12 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari banyaknya surat-surat yang harus diurus untuk

memperoleh kredit adalah yang memilih “Ya” yaitu sebanyak 10 orang atau 33%,


(48)

Tabel 4.12

Distribusi Responden Berdasarkan Banyak Surat-surat yang Diurus No. Surat-surat yang Diurus Jumlah Responden Persentase

1 Ya 10 33%

2 Tidak 20 67%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.10 Prosedur Kredit

Berdasarkan tabel 4.13 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari prosedur kredit adalah prosedur kredit yang sulit

sebanyak 18 orang atau 60% sedangkan untuk jumlah responden terkecil adalah

prosedur kredit yang mudah sebanyak 12 orang atau 40%. Tabel 4.13

Distribusi Responden Berdasarkan Prosedur Kredit

No. Prosedur Kredit Jumlah Responden Persentase

1 Sulit 18 60%

2 Mudah 12 40%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.11 Keberatan terhadap Sistem Prosedur Kredit

Berdasarkan tabel 4.14 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari keberatan terhadap prosedur kredit adalah yang memilih

“Ya” sebanyak 5 orang atau 17% sedangkan untuk jumlah responden terkecil


(49)

Tabel 4.14

Distribusi Responden Berdasarkan Keberatan Terhadap Sistem Prosedur No. Surat-surat yang Diurus Jumlah Responden Persentase

1 Ya 5 17%

2 Tidak 25 83%

JUMLAH 30 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah)

4.2.12 Alasan Mengambil Kredit di PT.BPR Dana Mandiri

Berdasarkan tabel 4.15 dibawah ini dapat kita lihat bahwa untuk jumlah

responden terbanyak dari alasan mengambil kredit adalah yang memilih tingkat

suku bunga kredit sebanyak 24 orang atau 80% sedangkan untuk jumlah

responden terkecil adalah yang memilih biaya untuk memperoleh kredit sebanyak 2 orang atau 7%.

Tabel 4.15

Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Mengambil Kredit di BPR No. Alasan Mengambil Kredit Jumlah Responden Persentase

1 Tingkat Suku Bunga Kredit 24 80%

2 Biaya untuk Memperoleh Kredit 2 7%

3 Prosedur Kredit 4 13%

JUMLAH 30 100%


(50)

4.2.13 Hasil Perolehan Data

Berdasarkan tabel 4.16 dibawah ini dapat kita lihat data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Data tersebut sesuai dengan model regresi yang

telah ditentukan dengan dengan variabel yaitu Perkembangan Usaha PT. BPR

Dana Mandiri dari sisi permintaan kredit sebagai dependent variable(Y), Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Biaya untuk Memperoleh Kredit (X2), dan Prosedur Kredit (X3) sebagai independent variable.

Data variabel ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang

ditimbulkan oleh Tingkat Suku Bunga Kredit, Biaya untuk Memperoleh Kredit dan Prosedur Kredit terhadap Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri (dari

sisi permintaan kredit) dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil.

Setelah melakukan penyebaran kuesioner maka diperoleh data-data dari

pengusaha mikro kecil sebagai nasabah kredit dari PT. BPR Dana Mandiri yang


(51)

Tabel 4.16 Hasil Perolehan Data Penelitian Pengusaha Usaha Mikro Kecil No Jumlah Kredit (Y) Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) Biaya untuk Memperoleh Kredit (X2) Prosedur Kredit (X3)

1  40000000  16.80%  600000  0 

2  130000000  16.80%  1950000  1  3  100000000  16.80%  1500000  1  4  150000000  16.80%  2250000  1 

5  50000000  16.80%  750000  0 

6  200000000  12%  2000000  1 

7  100000000  14.50%  1500000  1 

8  50000000  14.40%  750000  0 

9  150000000  14.40%  1750000  1  10  200000000  16.80%  3000000  1  11  75000000  14.50%  1125000  1  12  125000000  16.80%  1875000  1  13  85000000  16.80%  1275000  1  14  40000000  14.40%  600000  0  15  70000000  14.40%  1050000  0  16  50000000  14.50%  750000  0  17  100000000  16.80%  1500000  1  18  65000000  14.40%  850000  0  19  130000000  16.80%  1900000  1  20  80000000  14.50%  1200000  0  21  60000000  16.80%  900000  0 

22  150000000  12%  1800000  1 

23  40000000  14.50%  650000  0  24  55000000  16.80%  800000  0  25  85000000  14.50%  1300000  1  26  120000000  16.80%  1800000  1  27  200000000  14.40%  2500000  1  28  75000000  16.80%  1200000  1  29  65000000  14.40%  800000  0  30  100000000  14.50%  1600000  1 

Sumber: Nasabah Debitur PT. BPR Dana Mandiri

Berdasarkan data-data yang telah penulis peroleh dari hasil pengumpulan


(52)

4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.3.1. Analisis dan Pengumpulan Data

Dengan melihat hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat suku bunga kredit, biaya perolehan kredit dan prosedur kredit yang merupakan

beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha PT. BPR Dana

Mandiri dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil terhadap variabel

terikat yaitu permintaan kredit di PT. BPR Dana Mandiri, maka digunakan

model ekonometrika dengan metode analisis data yang menggunakan

metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square).

Analisis pembahasan ini dimaksud untuk mengetahui korelasi antar kedua

variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat. Untuk membuktikan

kebenaran hipotesis yang dibuat, penulis mengajukan dalam bentuk analisis

matematik apakah faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha

PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil

melalui tingkat suku bunga kredit, biaya perolehan kredit dan prosedur

kredit dapat mempengaruhi perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri

dilihat dari sisi permintaa kredit. Seberapa jauh tingkat pencapaian data

yang tersedia dalam perhitungan serta pengujian terhadap masing – masing

koefisien regresi yaitu uji t, uji – F yang diperoleh dengan menggunakan

alat bantu komputer.

Berdasarkan data yang diperlukan didalam model estimasi


(53)

perhitungan komputer diperoleh koefisien dan besaran statistik sebagai

berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan telah

diolah dengan menggunakan program komputer E-views 5.1 dapat dilihat hasilnya dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.17

Hasil Analisis dengan Metode OLS Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Date: 05/18/12 Time: 22:51 Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 99979811 21382368 4.675806 0.0001

X1 -6910637. 1366220. -5.058217 0.0000

X2 74.05644 4.698689 15.76109 0.0000

X3 4241603. 5934816. 0.714698 0.4812

R-squared 0.955854 Mean dependent var 98000000 Adjusted R-squared 0.950760 S.D. dependent var 48273645 S.E. of regression 10711997 Akaike info criterion 35.33519 Sum squared resid 2.98E+15 Schwarz criterion 35.52202 Log likelihood -526.0279 F-statistic 187.6495 Durbin-Watson stat 2.204884 Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan hasil estimasi diatas maka diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut Y = 99979811 - 6910637X1 + 74.05644X2 + 4241603X3

1. Interpretasi Model

Berdasarkan model interpretasi di atas dapat dijelaskan pengaruh

variabel independen yaitu tingkat suku bunga kredit (X1), biaya perolehan kredit (X ), dan prosedur kredit (X) terhadap variabel


(54)

dependen yaitu perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dilihat dari

sisi permintaan kredit dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil.

a) Tingkat Suku Bunga Kredit

Tingkat suku bunga kredit (X1) berpengaruh negatif terhadap

perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu

kegiatan usaha mikro kecil. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien

regresi tingkat suku bunga kredit yakni sebesar – 6910637. Dimana

apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga kredit sebesar 1% maka

perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil akan menurun sebesar 6910637, cateris paribus.

b) Biaya Untuk Memperoleh Kredit

Biaya untuk memperoleh kredit (X2) berpengaruh positif terhadap

perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu

kegaiatan usaha mikro kecil. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien biaya

untuk memperoleh kredit yakni sebesar 74.05644. Dimana apabila

terjadi kenaikan biaya untuk memperoleh kredit sebesar Rp 1000

maka perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya

memacu kegiatan usaha mikro kecil akan meningkat sebesar Rp

74.056, cateris paribus. c) Prosedur Kredit

Prosedur kredit (X3) berpengaruh positif terhadap perkembangan


(55)

mikro kecil. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien biaya untuk

memperoleh kredit yakni sebesar 4241603. Dimana apabila terjadi

kenaikan prosedur kredit sebesar satu satuan maka perkembangan

usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan usaha

mikro kecil akan meningkat sebesar 4241603, cateris paribus.

2. Uji Kesesuaian (Test Of Goodnest Fit)

a. Koefisisen Determinasi (R-Square)

Hasil analisis dengan model OLS pada tabel 4.8, nilai koefisien

determinasi (R2) adalah sebesar 0.955854 ini berarti bahwa variabel tingkat suku bunga kredit (X1), biaya perolehan kredit (X2), dan

prosedur kredit (X3), dapat menjelaskan variabel perkembangan usaha

PT. BPR Dana Mandiri (Y) adalah sebesar 95,58 % sedangkan 4,42%

lagi dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

b. Uji F Statistik (Overall)

Uji F berguna untuk pengujian secara serentak apakah secara

keseluruhan koefisien regresi tersebut signifikan dalam menentukan

variabel dependen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : β1 = β2 = β3 = 0, Ha : β1 ≠β2 ≠ β3≠ 0,


(56)

Ha diterima

2,98 187,6495 Gambar 4.2

Uji F

Dari tabel estimasi di atas dapat disimpulkan bahwa nilai F-hitung

menunjukkan nilai sebesar 187,6495 (signifikansi F = 0,000000). Jadi

F-hitung > F-tabel (187,6495 > 2,98) atau Sig F < 5% (0.000000 < 0,05).

Artinya bahwa secara bersama-sama ketiga variable bebas berpengaruh signifikan terhadap variable terikat. Pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

c. Uji t-Statistik (Uji Parsial)

1) Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) a) Ho : β1 = 0

Ha : β1 ≠ 0 b) α = 5% ; df = 26

t-tabel = 2,056

c) Statistik penguji (t-statistik)


(57)

d) Kriteria Pengambilan Keputusan

Ho diterima apabila t hitung < t tabel

Ha diterima apabila t hitung > t tabel

Ha diterima Ha diterima

- 5,058 - 2,056 2,056 5,058 Gambar 4.3

Uji t Variabel Tingkat Suku Bunga Kredit

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (5,058 >

2,056), dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha) diterima. Artinya

tingkat suku bunga kredit berpengaruh nyata terhadap perkembangan

usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan UMK pada

tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

2) Biaya Untuk Memperoleh Kredit (X2)

a) Ho : β1 = 0 Ha : β1 ≠ 0 b) α = 5% ; df = 26

t-tabel = 2,056

c) Statistik penguji (t-statistik)

t-hitung = 15,76109

d) Kriteria Pengambilan Keputusan


(58)

Ha diterima Ha diterima

- 15,76109 - 2,056 2,056 15,76109 Gambar 4.4

Uji t Variabel Biaya Untuk Memperoleh Kredit

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel

(15,76109 > 2,056) , dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha) diterima.

Artinya biaya untuk memperoleh kredit berpengaruh nyata terhadap

perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu

kegiatan UMK pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). 3) Prosedur Kredit (X3)

a) Ho : β1 = 0 Ha : β1 ≠ 0 b) α = 5% ; df = 26

t-tabel = 2,056

c) Statistik penguji (t-statistik)

t-hitung = 0,714698

d) Kriteria Pengambilan Keputusan

Ho diterima apabila t hitung < t tabel


(59)

Ha diterima Ho diterima Ha diterima

- 2,056 0,714698 2,056 Gambar 4.5

Uji t Variabel Prosedur Kredit

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa t-hitung < t-tabel (0,714698 < 2,056), dengan demikian Ho diterima. Artinya prosedur

kredit tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan usaha PT. BPR

Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan UMK pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 5%).

3. Uji Asumsi Klasik

Semua hasil pengujian asumsi klasik pada penelitian ini dapat dilihat

selengkapnya pada lampiran.

a. Uji Normalitas

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan

menggunakan Jarque-Bera Test (J-B Test). Bila probabilitas hasil uji lebih besar dari 0,05 (5%) maka data terditribusi normal. Hasil pengujian

menunjukkan probabilitas sebesar 0,068, yang berarti nilai residual data

terditribusi normal. Sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

b. Uji Multikolinearitas


(60)

parsial. Berdasarkan hasil penelitian dan perbandingan R2 terhadap model awal dan R2 masing masing variabel independen maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Karena R2 model awal (persamaan) selalu lebih besar dibanding R2 variabel independennya.

c. Uji Heterokedastisitas

Pengujian yang digunakan untuk melihat gejala heterokedastisitas dalam

estimasi ini adalah Uji White. Berdasarkan hasil estimasi nilai probability

menunjukkan 0,055. Nilai probability ini lebih tinggi dari 0,05, maka

hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi ( Durbin-Watson)

Autokorelasi terjadi apabila term of error (µ) dari periode waktu yang saling berbeda saling berkorelasi. Dapat dilakukan melalui

Durbin-Watson (DW test), dimana : α = 5% ; n = 30 ; k = 3 ; dU= 1,650 ; dL = 1,214 ; 4 - dU = 4 - 1,650 = 2,35 ; 4 - dL= 4 – 1,214 = 2,786 dan

DW-test= 2,20. Ketentuan :

DW test < dL : ada autokorelasi (+) dL < DW < dU : tanpa kesimpulan dU < DW < 4-dU : tidak ada autokorelasi 4-dU < DW < 4-dL : tanpa kesimpulan


(61)

Kesimpulan :

- Terima Ho : tidak ada autokorelasi

Ho : DW = 0

- Terima Ha : ada autokorelasi Ha : DW ≠ 0

Tidak ada keputusan

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

dL dU DW 4-dU 4-dL Gambar 4.6

Uji Durbin-Watson

Maka dari hasil diatas dapat disimpulkan dU < DW < 4-dU dimana: 1,650 < 2,20 < 2,35 yang artinya tidak ada autokorelasi.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari evaluasi dan analisa serta hasil penelitian terhadap perkembangan

usaha PT. BPR Dana Mandiri yang dilihat dari permintaan kredit yang

dipengaruhi oleh tingkat suku bunga kredit, biaya untuk memperoleh kredit dan

prosedur kredit di PT. BPR Dana Mandiri, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel tingkat suku bunga kredit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya

memacu kegiatan UMK yang dilihat dari permintaan kredit di PT. BPR

Dana Mandiri.

2. Variabel biaya untuk memperoleh kredit mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam

upaya memacu kegiatan UMK yang dilihat dari permintaan kredit di PT.

BPR Dana Mandiri.

3. Variabel prosedur kredit mempunyai pengaruh yang tidak signifikan

terhadap perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya

memacu kegiatan UMK yang dilihat dari permintaan kredit di PT. BPR

Dana Mandiri.

4. Variabel tingkat suku bunga kredit, biaya untuk memperoleh kredit dan

prosedur kredit secara bersama - sama mampu memberikan penjelasan


(63)

kegiatan UMK yang dilihat dari permintaan kredit di PT. BPR Dana

Mandiri.

5. Dari uji penyimpangan asumsi klasik diketahui model estimasi bebas dari

masalah normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi.

6. Upaya yang dilakukan oleh PT. BPR Dana Mandiri untuk perkembangan

usahanya adalah meningkatkan penjualan kredit dengan melakukan

inovasi produk kredit, promosi secara berkesinambungan, mencari tenaga

marketing yang handal dan meningkatkan sumber dana seperti tabungan

dan deposito.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diuraikan pada bagian terdahulu

maka penulis akan mencoba mengungkapkan beberapa saran pada pihak yang

terkait untuk mengakhiri penulisan skripsi ini yaitu:

1. Untuk memajukan perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam

upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil yang dilihat dari sisi

permintaan kredit nasabah, maka PT. BPR Dana Mandiri harus

mempunyai kelebihan dibanding bank perkreditan lainnya.

2. Tingkat suku bunga kredit merupakan faktor dominan dalam

mempengaruhi perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri, untuk itu

bagi pihak bank agar tidak mematok tingkat suku bunga yang tinggi.

3. PT. BPR Dana Mandiri diharapkan dapat lebih meningkatkan fasilitas

perkreditan untuk menarik perhatian masyarakat dalam menggunakan jasa


(64)

4. Dalam pemberian kredit, PT. BPR Dana Mandiri diharapkan tetap

memberikan kemudahan prosedur, proses cepat dan syarat yang mudah.

5. Diharapkan kepada semua Bank Perkreditan Rakyat yang lain dapat selalu

menyejahterakan masyarakat melalui penyaluran kredit yang diberikan


(65)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Perkreditan Rakyat

2.1.1. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat

Pada abad ke-19 terjadilah proses kemunduran kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama yang ada di daerah pedesaan di pulau Jawa dan Madura. Dengan makin melaratnya orang-orang Indonesia terutama para petaninya maka dimana-mana di Pulau Jawa dan Madura kebutuhan kredit mereka makin meningkat. Adapun kredit ini dibutuhkan untuk membantu mengembangkan golongan usaha kecil. Dan untuk memperoleh kredit tersebut pada waktu itu, hanyalah dari para rentenir. Karena keadaan yang demikian maka pada akhir abad ke-19 timbul aliran-aliran dalam masyarakat di negeri Belanda maupun di Indonesia yang menghendaki diadakannya lembaga perkreditan untuk penduduk Indonesia, dengan bunga yang ringan guna peningkatan atau pencegahan kemerosotan lebih lanjut dari pada kesejahteraan para petani; serta meningkatkan daya tahan mereka terhadap bencana-bencana yang dapat terjadi (Yasmilen, 2004).

Gagasan untuk mendirikan Lembaga Perkreditan Rakyat (LPR) di Indonesia tersebut timbul pada akhir abad ke-19 atas prakarsa perorangan yang kemudian diambil alih oleh pemerintah Belanda. Beberapa orang Belanda yang mendorong pendirian LPR antara lain adalah F. Fokkens (1894), De Wolff van Westerrode (1897), Cremer (1900), Mr. C. Th. Van Deventer (1904) dan orang-orang Belanda lainnya ( Yasmilen, 2004).


(66)

Tetapi secara kebetulan yang mendirikan Bank Perkreditan Rakyat yang pertama adalah orang Indonesia yaitu R. Bei Aria Wirjaatmadja, patih di Purwokerto, yang dalam tahun 1895 mendirikan “Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren” (Bank Bantuan dan Tabungan Pegawai Pemerintahan Bangsa Indonesia) yang memberikan pinjamannya kepada para pegawai negeri bangsa Indonesia dan juga kepada para tukang dan petani, dengan tujuan untuk membebaskan mereka dari jeratan rentenir dan pengijon (Irmayanto dkk, 2004 : 106).

Pada tahun 1897, W.P.D De Wolff van Westerrode diangkat menjadi Asisten Residen di Purwokerto, ia mengadakan perbaikan dan reorganisasi terhadap Bank Bantuan dan Tabungan tersebut di atas dan menjadikan bank itu Bank Tabungan, Bantuan dan Kredit Pertanian. Pendirian bank di Purwokerto itu diikuti pula oleh bank-bank yang serupa di berbagai daerah, yang kemudian disebut Bank Kredit Rakyat atau Bank Rakyat. Bank-bank tersebut meupakan lembaga-lembaga kedermawanan (philantropische instellingen) ( Yasmilen, 2004).

De Wolff van Westerrode bermaksud agar perkreditan kepada para petani di Indonesia dilaksanakan menurut azas-azas Koperasi, sebagaimana halnya dengan kredit pertanian menurut Sistem Raiffeisen. Tetapi pembentukan koperasi kredit tentunya tidak dapat dilakukan secara besar-besaran di dalam waktu yang singkat. Sedangkan pemerintah Belanda menginginkan agar bantuan kredit kepada orang-orang Indonesia pada umumnya dan kredit kepada para


(67)

petani khususnya diperluas dalam waktu secepat-cepatnya. Maka pendirian Bank- Bank Rakyat tersebut ditingkatkan oleh para pegawai pemerintahan.

Pada tahun 1934 Bank-Bank Rakyat digabung dalam “Algemeene Volkscredietbank” (AVB), dengan demikian berakhirlah peranan Bank-Bank Rakyat sebagai lembaga kedermawanan, tetapi tujuan dari Algemeene Volkscredietbank tetap diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Wijaya,1991: 8). Setelah kemerdekaan Indonesia, Algemeene Volkscredietbank

yang menjadi Bank Rakyat Indonesia dijadikan Bank Umum kemudian juga Bank Devisa untuk melayani golongan menengah bangsa Indonesia (Wijaya, 1991 : 18). Tapi, bank tersebut masih tetap memberikan kredit usaha kecil pada umumnya dan kredit pedesaan pada khususnya.

Sejak deregulasi perbankan tahun 1988, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988). Paket ini menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan ini memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR. Dalam perkembangannya keberadaan Bank Perkreditan Rakyat makin meluas dan penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan. Kemudian terbit Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Undang-Undang ini, BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank. Terbit PP No.71/1992 yang menyebutkan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang telah memperoleh izi usaha dari Menteri Keuangan dan lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga-lembaga lainnya yang


(68)

dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR setelah memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan untuk menjadi BPR dalam tempo sampai 31 Oktober 1997. Setelah itu diterbitkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dimana menetapkan defenisi dan ketentuan baru tentang BPR (Lubis,2010:87).

2.1.2. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat diatur dalam dua Undang- undang perbankan yaitu Undang- Undang Perbankan RI Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang - Undang Perbankan RI Nomor Tahun 1998. Dimana pada Undang – Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, dinyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu ( Irmayanto dkk, 2004 : 103). Hal ini lah yang membedakan BPR dengan bank umum dan dalam Undang – Undang tersebut dengan jelas telah memberikan batasan aktivitas dan ruang gerak BPR. Kemudian Undang – Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 mengalami perubahan menjadi Undang – Undang Perbankan RI Nomor 10 Tahun 1998. Dimana dengan adanya Undang – Undang Perbankan yang baru ini, eksistensi diharapkan lebih baik sesuai kondisi dan perkembangannya ( Lubis, 2010 : 86).

Bank Perkreditan Rakyat didefenisikan oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak


(69)

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran ( Triandaru dan Totok,2006 :86). Dengan ketentuan ini memungkinkan BPR untuk memilih asas kegiatan usahanya apakah secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah Islam. BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dikenal dengan BPR dan tidak melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Dan sebaliknya, BPR yang melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dikenal dengan BPRS dan tidak melakukan kegiatan berdasarkan kegiatan berdasarkan prinsip konvensional (Lubis, 2010 : 86).

Sebelum adanya BPR yang baru diatur dalam Undang – Undang RI Nomor 7 Tahun 1992, terlebih dahulu sudah ada lembaga-lembaga keuangan di pedesaan yang mempunyai kegiatan seperti Bank Perkreditan Rakyat. Lembaga – lembaga tersebut antara lain Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai, Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK). Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan sebagainya ( Irmayanto dkk, 2004:103). Kemudian lembaga-lembaga keuangan tersebut diberikan status sebaga BPR yang tata caranya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah ( Triandaru dan Totok, 2006:87).

2.1.3. Asas, Tujuan Dan Sasaran BPR

Undang – Undang Dasar 1945 telah mengatur dan menetapkan ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan perekonomian. Aturan dan ketentuan ini bertujuan agar hal – hal negatif dalam perekonomian seperti free light liberalism, etetisme dan monopoli tidak terjadi sehingga aktivitas perekonomian


(70)

berjalan dengan baik dan sehat. Bank Perkreditan Rakyat berasaskan demokrasi ekonomi sesuai dengan aturan dan ketentuan UUD 1945. Dengan berasaskan demokrasi ekonomi diharapkan BPR dapar berperan luas dan membantu masyarakat terutama dalam penyediaan dan penyaluran dana sehingga sejalan dengan tujuan BPR untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional (Lubis, 2010 : 89).

Dari segi tujuan, baik BPR maupun bank umum merupakan lembaga yang sama – sama menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional. Namun demikian kedua jenis lembaga keuangan ini mempunyai sasaran yang relatif berbeda karena BPR menghimpun dana dari kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan menyalurkannya kembali kepada kelompok pengusaha ekonomi lemah. Sasaran BPR ini lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dana dikalangan petani, nelayan, peternak, pengusaha kecil, pegawai, pensiunan, peniaga dan lain – lain dimana golongan ini relatif belum sepenuhnya terlayani oleh bank umum ( Lubis, 2010 : 89).

2.1.4. Kegiatan Usaha BPR

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah ( Triandaru dan Totok, 2006 : 86) :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka dan tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan simpanan tersebut.


(71)

c) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank-bank lain.

d) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip

Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Di samping kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh BPR di atas, kegiatan-kegiatan yang merupakan larangan bagi BPR sebagai berikut :

a) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran.

b) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. c) Melakukan penyertaan modal.

d) Melakukan usaha perasuransian.

e) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.

2.1.5. Izin Pendirian, Permodalan, Dan Kepemilikan BPR 2.1.5.1. Izin Pendirian

BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia oleh ( www.bi.go.id) :

a. Warga Negara Indonesia;

b. Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga Negara

Indonesia;

c. Pemerintah Daerah ; atau


(72)

Untuk memperoleh izin usaha tersebut, wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang susunan organisasi dan kepengurusan, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan rencana kerja ( Hasibuan, 2001 : 39).

Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa perseroan terbatas, koperasi, atau perusahaan daerah. (www.bi.go.id)

2.1.5.2. Permodalan

Modal disetor untuk mendirikan BPR (www.bi.go.id) : a) Rp 5 miliar untuk BPR yang didirikan di wilayah DKI Jakarta.

b) Rp 2 miliar untuk BPR yang didirikan di wilayah ibukota propinsi di Pulau Jawa dan Bali dan di wilayah Kabupaten atau Kotamadya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

c) Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah) untuk BPR yang didirikan di wilayah ibukota propinsi di luar Pulau Jawa dan Bali dan di wilayah Pulau Jawa dan Bali di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a dan b.

d) Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah) untuk BPR yang didirikan di luar wilayah tersebut pada huruf a, b dan c.

e) Bagian dari modal disetor digunakan untuk modal kerja sekurang-kurangnya sebesar 50 %.

Modal yang harus disetor BPR berbeda-beda menurut di wilayah mana BPR tersebut akan didirikan. Hal ini dimaksudkan agar BPR tersebut dapat beroperasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat


(1)

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2012

Penulis

Theresia Mona Sari Pardosi 080501068

         

 

 

 

 

 

 

 

 


(2)

   

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Bank Perkreditan Rakyat ... 9

2.1.1 Sejarah Bank Perkreditan Rakyat ... 9

2.1.2 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 12

2.1.3 Asas, Tujuan dan Sasaran BPR ... 13

2.1.4 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat ... 14

2.1.5 Izin Pendirian,Permodalan,Kepemilikan BPR ... 15

2.2 Kredit ... 18

2.2.1 Pengertian Kredit ... 18

2.2.2 Unsur Kredit ... 19

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 21

2.2.4 Jenis-jenis Kredit ... 23

2.2.5 Jaminan Kredit... 26

2.2.6 Prinsip-Prinsip pemberian Kredit ... 27

2.3 Usaha Mikro Kecil ... 31

2.3.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil ... 31

2.3.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil ... 32

2.3.3 Ciri-ciri Usaha Mikro Kecil ... 33

2.3.4 Masalah yang Dihadapi UMK ... 36

2.4 Kerangka Konseptual ... 38

2.5 Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40


(3)

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Tempat Penelitian ... 40

3.3 Batasan Operasional ... 40

3.4 Definisi Operasional ... 41

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 41

3.6 Jenis Data... 43

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.8 Teknik Analisis ... 44

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Umum PT BPR Dana Mandiri Medan ... 52

4.1.1 Sejarah Singkat PT. BPR Dana Mandiri ... 52

4.1.2 Struktur Organisasi ... 53

4.1.3 Produk-produk Bank ... 61

4.1.4 Perkembangan Jumlah Nasabah, Simpanan ... 64

4.1.5 Perkembangan Kredit yang Disalurkan ... 66

4.1.6 Prosedur Umum Perkreditan ... 67

4.1.7 Hambatan-hambatan yang Dihadapi ... 71

4.2 Karakteristik Responden ... 71

4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96  

 


(4)

   

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Berdasarkan Sumber

Pendanaan dan Debitur... 64

4.2 Perkembangan Jumlah Simpanan Nasabah... 65

4.3 Perkembangan Kredit yang Disalurkan... . 67

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 72

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur.... 72

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 73

4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha... 73

4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pinjaman.... 74

4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Kredit ... 75

4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Untuk Memperoleh Kredit... 75

4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pandangan terhadap Biaya untuk Memperoleh Kredit... 76

4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Banyaknya Surat- Surat yang Diurus... 77

4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Prosedur Kredit... 77

4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Keberatan terhadap Sistem Prosedur... 78

4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Mengambil Kredit di PT. BPR Dana Mandiri... 78

4.16 Hasil Perolehan Data Penelitian Lapangan... 80

4.17 Hasil Analisis dengan Metode OLS... 82


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 38

4.1 Struktur Organisasi PT. BPR Dana Mandiri... 53

4.2 Uji F Serempak... 85

4.3 Uji t Variabel Tingkat Suku Bunga Kredit... 86

4.4 Uji t Variabel Biaya untuk Memperoleh Kredit... 87

4.5 Uji t Variabel Prosedur Kredit... 88


(6)

   

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian………... 96

2 Hasil Regresi... 99

3 Uji Normalitas... 100

4 Uji Multikolinearitas... 101

5 Uji Heterokedastisitas... 103  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dokumen yang terkait

Analisis Pemberian Kredit Usaha Kecil Terhadap Perkembangan Usaha Pedagang Kecil Pada BPR Syariah Al-Washliyah Medan

5 91 82

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Usaha Kecil Menengah pada PT. BPR Solider Pancur Batu

0 17 80

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Kecil (Study Kasus Pada Usaha Laundry Mikro-Kecil Di Lingkungan Sekitar Kampus USU)

28 148 104

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Pengambilan Kredit Pada PT. BPR Bali Pancajaya Mandiri Mayang Jember.

0 6 87

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

0 0 31

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus : PT. BPR Dana Mandiri Medan)

0 0 8