BAB 6 ANALISIS DAN DISKUSI
Lulusan Teknik Industri FT-USU selama ini dinilai telah memahami definisi, peran dan ruang lingkup profesi teknik industri dalam dunia pekerjaan. Saat ini, rata-
rata kelulusan sarjana teknik industri dan kecepatan untuk mendapatkan pekerjaan dirasakan cukup baik. Namun, sering kali ruang lingkup pekerjaan yang ditekuninya
belum sesuai dengan profesi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya pemahaman perusahaan terhadap definisi dan profesi lulusan teknik
industri dan mahasiswa masih berorientasi pada mendapatkan pekerjaan secepat mungkin setelah lulus tanpa memperhatikan kesesuaian ruang lingkup pekerjaan
yang akan ditekuninya. Hasil penelitian ini, menunjukkan beberapa kondisi mengenai analisis internal
dan eksternal lulusan sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6.1. Analisis Kondisi Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil pembobotan terhadap faktor internal dan eksternal, tingkat kepentingan atau bobot dari setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 6.1., 6.2., 6.3.
dan 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Nilai Bobot untuk Setiap Variabel pada Faktor Kekuatan Kriteria
Bobot Memiliki kemampuan cepat memahami ruang lingkup pekerjaan yang
bersifat strategis 1 0,9126
Memiliki kemampuan beradaptasi terhadap dunia kerja 2 0,0743
Memiliki kemampuan dalam bidang riset operasi 3 0,0042
Memiliki kemampuan menganalisis secara generalis dari berbagai sudut pandang 4
0,0041 Memiliki keahlian dalam bidang statistik 5
0,0046 Memiliki Pemahaman dan Implementasi Sistem Manajemen Mutu, spt:
ISO, OHSAS,dll. 6 0,0002
Jumlah 1,000
Tabel 6.2. Nilai Bobot untuk Setiap Variabel pada Faktor Kelemahan Kriteria
Bobot Kurang Memiliki keahlian dalam bidang produksi secara teknis dan
komputerisasi 1 0,56
Kemampuan bersifat generalis, belum memiliki keahlian yang spesifik, seperti: bidang supply chain, produktivitas, ergonomi,dll.
2 0,41
Kurang memiliki kemampuan untuk berperan dalam penyeselaian masalah perusahaan melalui sistem terintegrasi
3 0,03
Kurang memiliki kemampuan menggunakan metode, ketrampilan dan peralatan keteknikan modern yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah
4 0,00
Jumlah 1,00
Tabel 6.3. Nilai Bobot untuk Setiap Variabel pada Faktor Peluang Kriteria
Bobot Memiliki cakupan pasar yang luas di dunia kerja 1
0,51 Persaingan industri menuntut perusahaan untuk selalu melakukan
peningkatan dan efisiensi 2 0,43
Memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya menjadi terspesialisasi dan pada bidang tertentu 3
0,06 Jumlah
1,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4. Nilai Bobot untuk Setiap Variabel pada Faktor Ancaman Kriteria
Bobot Keilmuan Teknik Industri yang generalis memiliki persaingan
yang ketat terhadap keilmuan yang lebih spesifik 1 0,25
Masih banyak perusahaan user belum memahami spesialisasi dan ruang lingkup pekerjaan disiplin Teknik Industri 2
0,75 Jumlah
1,00
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, diperolah hasil analisis sebagai berikut:
a. Dari penilaian kekuatan strengths, diperoleh hasil bahwa lulusan sarjana Teknik Industri dinilai memiliki kemampuan cepat memahami ruang
lingkup pekerjaan yang bersifat strategis dengan nilai bobot sebesar 0,9126. Hal ini terjadi karena lulusan teknik industri mempelajari seluruh
bidang keilmuan sehingga para lulusan mudah memahami ruang lingkup pekerjaannya. Di sisi lain, bobot terendah dari penilaian lulusan Teknik
Industri adalah pemahamannya terhadap sistem manajemen mutu dengan bobot sebesar 0,0002. Hal ini terjadi karena di dalam kurikulum, keilmuan
tersebut belum dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan Teknik Industri sedangkan menurut perusahaan seharusnya keilmuan ini sangat
penting dimiliki oleh lulusan Teknik Industri. Untuk itu, diharapkan Departemen Teknik Industri USU dapat memberikan penambahan
keilmuan tentang implementasi Sistem Manajemen Mutu seperti: ISO, OHSAS,dll.
Universitas Sumatera Utara
b. Dari penilaian kelemahan weaknesses, lulusan Teknik Industri masih memiliki kelemahan bidang produksi secara teknis maupun komputerisasi
dengan bobot sebesar 0,56. Kondisi ini mengingat bahwa pada umumnya hampir seluruh perusahaan telah melakukan pengelolaan manajemen
produksi secara komputerisasi. Untuk itu, diharapkan Departemen Teknik Industri USU dapat menambahkan dalam kurikulum tentang manajemen
produksi secara komputerisasi, misalnya pengelolaan inventory, scheduling, dll. Dengan demikian, lulusan Teknik Industri memiliki
kemampuan tersebut sesuai dengan implementasi yang ada di perusahaan user.
c. Dari penilaian peluang opportunities, peluang terbesar yang dimiliki oleh lulusan Teknik Industri adalah peluang dunia kerja yang sangat luas
dengan bobot 0,51. Sesuai dengan kompetensi lulusan Teknik Industri, dijelaskan bahwa disiplin keilmuan Teknik Industri berbeda dengan
disiplin ilmu lainnya walaupun banyak mata pelajaran dan keteknikan yang dicakup dalam ilmu tersebut. Lulusan Teknik Industri memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan sistem integral dengan pemanfaatan pengetahuan khusus dan ketrampilan
matematika, fisika dan sosial dengan metode analisis dan perancangan untuk merancang dan mengevaluasi serta memprediksi hasilkinerja yang
diharapkan. Kondisi ini terlihat di berbagai bidang pekerjaan di perusahaan. Dengan demikian, lulusan Teknik Industri memiliki
Universitas Sumatera Utara
karakteristik yang berbeda dengan keilmuan lainnya di seluruh bidang pekerjaan. Untuk itu, Departemen Teknik Industri diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan analisis lulusannya sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi setiap perusahaan user.
d. Dari penilaian ancaman threats, bahwa masih banyak perusahaan yang belum memahami spesialisasi dan ruang lingkup pekerjaan disiplin Teknik
Industri dengan bobot sebesar 0,75. Hal ini menyebabkan perusahaan masih cenderung merekrut calon pegawai yang memiliki disiplin
keilmuannya yang lebih spesifik sesuai kebutuhannya, seperti: disiplin Teknik Elektro, Sipil, Akuntansi, dll. Bahkan dalam beberapa rekrutmen
yang dilakukan perusahaan, disiplin Teknik Industri masih disamakan dengan disiplin ilmu lainnya. Untuk itu, Departemen Teknik Industri harus
mampu mensosialisasikan peran Disiplin Teknik Industri bagi perusahaan yang mampu memberikan penyelesaian terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan dan meningkatkan produktivitas perusahaan melalui pemanfaatan berbagai keilmuan yang dimilikinya. Dengan
demikian, Disiplin Ilmu Teknik Industri memiliki ciri khas dan peran yang lebih spesifik dan berbeda dengan keilmuan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Analisis Strategi Departemen Teknik Industri