Konflik Organisasi di Yayasan Pendidikan X

Yayasan Pendidikan X adalah organisasi yang berbasis keluarga dengan struktur organisasi yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu Pembina, Ketua Umum, Sekretaris dan Bendahara Umum yang merupakan pendiri dan pemilik Yayasan. Kemudian pelaksanaan operasional Yayasan dipimpin oleh ketua Harian dan dibantu oleh sekretaris dan bendahara dengan pembagian 6 divisi berdasarkan fungsi serta 4 unit sekolah.

C. Konflik Organisasi di Yayasan Pendidikan X

Yayasan pendidikan sebagai lembaga yang mengusung visi luhur dan misi sosial, bukan berarti terbebas dari konflik. Konflik menjadi sebuah keniscayaan ketika organisasi terus berkembang dan berubah seiring tuntutan waktu Ardhian, 2011. Ketidaksepahaman dan pertentangan yang menjadi konflik pada organisasi berbentuk yayasan seringkali diakibatkan oleh perbedaan pandangan antara pembina dan pelaksana, antara senior dan junior, dan dalam konteks Yayasan, antara yang merasa memiliki sekaligus pemberi mandat dengan yang melaksanakan mandat Ardhian, 2011. Yayasan Pendidikan X adalah suatu yayasan pendidikan yang kepemilikannya berbasis keluarga, berusia 14 empat belas tahun, memiliki 2000 orang siswa mulai dari tingkat Play Group sampai dengan SMU, dengan jumlah karyawan 237 orang yang mana 153 orang diantaranya adalah karyawan tenaga pengajar. Yayasan Pendidikan X sebagai yayasan yang operasionalnya juga masih dilakukan oleh pendiri yang sekaligus pemilik Yayasan ini memiliki keinginan agar seluruh sumber daya manusia yang dimiliki dapat berfungsi dan memberikan kontribusi maksimal untuk kemajuan Yayasan dan guna mewujudkan rencana strategis menjadi Sekolah International secara penuh. Pada perjalanannya mewujudkan rencana tersebut terjadi perbedaan pandangan dan pertentangan antara Pembina dan Ketua umum Yayasan dengan para tenaga pengajar yang merupakan jumlah karyawan yang paling besar dan sekaligus menjadi penggerak utama dari Yayasan Pendidikan ini. Universitas Sumatera Utara Para tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar sehari-hari dari hasil wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa pekerjaan yang diberikan kepada mereka banyak dan sering diluar kemampuan, pihak Yayasan menurut mereka terlalu menekan sehingga guru susah berkreativitas, sistem dalam tata kelola Yayasan juga dikeluhkan oleh para tenaga pengajar yang mengatakan sistem tata kelola dibangun secara subjektif prosedurnya tidak stabil dan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu dari pihak Pembina dan Ketua umum secara sepihak. Pada sisi lain Pembina dan Ketua Umum mengeluhkan karyawan tenaga pengajar yang mereka miliki dinilai bekerja kurang maksimal dan masih jauh dari harapan, pemanfaatan terhadap fasilitas yang tersedia juga tidak dilakukan secara maksimal. Kondisi tersebut menujukkan indikasi adanya konflik organisasi di Yayasan Pendidikan X. Menurut Stacey 2008 konflik organisasi yang terjadi pada “Yayasan Pendidikan X” merupakan konsekuensi dari interaksi sosial, yang muncul ketika terdapat ketidaksesuaian atau pertentangan, sebagai suatu proses yang timbul karena pihak pertama merasa bahwa pihak lain memberi pengaruh negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif terhadap yang diharapkan oleh pihak pertama. Menurut Robins 2004 konflik tidak terjadi secara tiba-tiba, namun ada kondisi yang mendukungnya yang disebut sebagai antecedent condition yaitu faktor-faktor yang pada umumnya membawa organisasi pada kondisi konflik, tidak terjadi seketika, namun membawa potensi laten bagi hadirnya konflik dalam organisasi yang berupa faktor komunikasi, faktor struktur dan faktor pribadi. Berdasarkan hal tersebur peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian guna memberikan gambaran terhadap konflik organisasi yang terjadi di ”Yayasan Pendidkan X” berdasarkan kondisi yang melatarbelakangi terjadinya konflik antecedent conflict. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, dimana penelitian deskriptif menurut Azwar 2000 bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran konflik organisasi yang terjadi di Yayasan Pendidikan X. Pada penelitian jenis ini, data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, pengujian hipotesa, maupun membuat prediksi dan mempelajari implikasi Hadi, 2000.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yang hendak diteliti yaitu kondisi yang melatarbelakangi terjadinya konflik organisasi antecedent condition di Yayasan Pendidikan X.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasinya. Suatu definisi operasional merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti. Definisi ini memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 2003. Kondisi yang melatarbelakangi terjadinya antecedent condition konflik organisasi dalam penelitian ini di definisikan sebagai faktor-faktor yang menyebabakan perbedaan pandangan, pertentangan atau ketidaksesuaian antara paling sedikit dua orang atau dua pihak dalam organisasi yang terdiri dari faktor komunikasi, faktor struktur dan faktor variabel pribadi. Universitas Sumatera Utara