BAB III METODOLOGI
3.1. Tempat Pengujian
Pengujian penetapan kadar asam benzoat dalam limun secara kromatografi cair kinerja tinggi dilakukan di Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya,
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan BPOM di Medan yang berada di Jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I N0.2 Medan.
3.2. Alat
Peralatan yang digunakan adalah branson ultrasonik, HPLC High Performance Liquid Chromatography, membran filter ukuran 0
,45 μm,pipet volume, timbangan Analitik, dan alat gelas lainnya.
3.3. Bahan
Akuabides, Dikalium Hidrogen Pospat, Kalium Dihidrogen Pospat, Kalium Sorbat BP, Metanol, Natrium Benzoat BP, Natrium Sakarin BP.
3.4. Sampel
Nama : Buavanta Merah
Wadah Kemasan : Pelastik
Pabrik : Omama Opapa Food, Tanggerang-Indonesia
Komposisi : Air, gula pasir, aroma rasa strawbery, asam sitrat, sodium benzoat, pewarna carmoisine Cl No.14720
3.5. Prosedur 3.5.1. Pembuatan Pereaksi
3.5.1.1. Dapar Pospat pH 6,8
Ditimbang dikalium hidrogen pospat 0,8709 gram dan 0,6800 gram kalium dihidrogen pospat kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur,
dilarutkan dengan akuabides hingga 1000 ml dan dihomogenkan dengan branson ultrasonik Ditjen POM, 1993.
3.5.1.2. Metanol 60,0
Diencerkan 600 ml Metanol P dengan aquabidest 400 ml dalam beaker glass 1000 ml dan dihomogenkan dengan branson ultrasonik Ditjen POM, 1993.
3.5.1.3. Fase Gerak: Dapar Pospat : Metanol 92 : 8
Dimasukkan 920 ml Dapar pospat pH 6,8 dan 80 ml metanol 60,0 kedalam labu tentukur 1000 ml dan dihomogenkan dengan branson ultrasonik
Ditjen POM, 1993.
3.5.2. Larutan Uji
Ditimbang seksama lebih kurang 5 gram sampel dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, diencerkan dengan Metanol 60,0 sampai garis tanda,
kemudian disaring dengan membran filter ukuran 0,45 μm dan dihampaudarakan
A Ditjen POM, 1993.
3.5.3. Larutan Baku 3.5.3.1. Baku Induk
Ditimbang 50 mg Natrium benzoat dan dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, kemudian dilarutkan dengan Metanol 60 dan diencerkan sampai garis tanda
Ditjen POM, 1993. 3.5.3.2. Baku Kerja
Dipipet masing-masing 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 ml larutan baku induk dan dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml diencerkan dengan metanol 60,0
sampai dengan garis tanda kemudian disaring dengan membran filter ukuran 0,45 μm dan dihampaudarakan B Ditjen POM, 1993.
3.6. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 3.6.1. Pengaturan Kondisi Sistem
Sistem diperiksa dan dicek untuk meyakinkan apakah sistem pengalir pelarut telah disambungkan dengan baik, kolom telah dipasang, tersedia cukup
pelarut di dalam botol pelarut, sistem pengawasan pelarut bekerja dengan baik untuk menghilangkan gelembung udara, penyaring pelarut sudah dipasang, dan
detektor yang sesuai sudah terpasang dengan benar.
3.6.2. Pengatifkan Sistem
Setelah masing-masing sistem diatur, hubungkan setiap sistem dengan sumber arus listrik. Tekan tombol POWER pada pompa, detektor UV-VIS ke
posisi ON dan CBM Communication Bus Module ke posisi ON.
3.6.3. Penentuan Garis Alas
Bila nilai absorbansi yang ditampilkan pada detektor UV-VIS telah menunjukkan 0,000, biarkan beberapa menit sampai diperoleh garis alas yang
relatif cukup lurus yang menandakan sistem telah stabil.
3.6.4. Penyuntikan Fase Gerak
Dimasukkan fase gerak kedalam injektor dengan menggunakan mikroliter
syringe, putar injektor keposisi INJECT. 3.7. Cara Penetapan
Larutan A dan B disuntikkan secara terpisah kedalam kolom dilakukan
kromatografi cair kinerja tinggi dengan kondisi menggunakan kolom L1C18,
semua penetapan dilakukan pada UV-VIS absorbansi detektor dengan panjang
gelombang 255 nm, kecepatan aliran 1,00 mlmenit, volume penyuntikan 20
μl dengan fase gerak: Metanol : Dapar Pospat 8:92 disaring menggunakan
membran filter 0,45 μm dan dihampaudarakan.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat dari terbentuknya puncak yang direkam oleh CBM Communication Bus Module yaitu suatu penghubung dengan sistem
komputer yang dilengkapi dengan pencetak kromatogram. Kromatogram dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 24.
3.8. Interpretasi Hasil
Kadar garam benzoat dalam sampel dihitung menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan lurus Y = a + bx. Kadar benzoat dihitung sebagai asam.
Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 28.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3.6. Hasil
Kromatogram larutan baku dengan konsentrasi 0,205 μgμl dan larutan uji
limun dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Pada kromatogram larutan uji menunjukan komponen asam benzoat dengan waktu retensi 7,600 menit sedangkan pada larutan baku, waktu retensi baku asam
benzoat, sorbat dan sakarin berturut turut adalah 7,575; 9,580 dan 12,067 menit. Kadar asam benzoat dalam limun adalah 419 mgkg.
4.2 Pembahasan
Penetapan kadar asam benzoat dilakukan dengan menggunakan metode campuran beberapa komponen lain seperti sorbat dan sakarin. Karena ketiga
Gambar 4.1. -
larutan baku dengan konsentrasi 0,205 μgμl dan - laturan
uji limun.