Pengertian Anak Balita Kerangka Pemikiran

34

2.4 Pengertian Anak Balita

Banyak orang yang memberikan pengertian yang berbeda mengenai apa anak sebenarnya. Dalam undang- undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1 menyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak dalam kandungan, sedangkan balita yaiu anak yang berusia dibawah lima tahun dan masih berada dalam kandungan. Pengelompokan pengertian anak dalam makna sosial lebih mengarahkan pada perlindungan kodrat karena keterbatasan yang dimiliki oleh sang anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa. Batas usia anak memberikan pengelompokan terhadap seseorang untuk dapat disebut sebagai seorang anak. Yang dimaksud dengan batas usia anak adalah pengelompokan usia maksimum sebagai wujud kemampuan anak dalam status hukum, sehingga anak tersebut beralih status menjadi usia dewasa atau menjadi subjek hukum yang dapat bertanggungjawab secara mandiri terhadap perbuatan- perbuatan dan tindakan yang dilakukan anak itu. Untuk dapat disebut sebagai anak maka orang itu harus berada pada usia bawah atau minimum nol 0 tahun terhitung dalam kandungan sampai pada atas atau usia maksimum 18 tahun sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, yaitu ketentuan pasal 1 ayat 1 UU No. 3 Tahun 1997 tentang peradilan anak. Pengertian batas usia anak pada hakikatnya mempunyai keanekaragaman bentuk spesifikasi tertentu. Maksudnya pengelompokan batas usia maksimum anak batas usia atas sangat tergantung dari kepentingan hukum anak yang bersangkutan. Yang terpenting seseorang anak tergolong dalam usia anak dalam Universitas Sumatera Utara 35 batas bawah usia seorang anak, yaitu nol 0 tahun sampai dengan batas atas 18 tahun dan belum pernah menikah.

2.5 Kerangka Pemikiran

Di Indonesia semakin banyak terjadi masalah sosial yang mengakibatkan bertambahnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, dimana salah satunya adalah terjadinya kekurangan gizi yang sudah banyak menyebabkan kematian pada anak balita. Anak adalah anugerah yang terbesar yang diberikan oleh Tuhan yang harus kita jaga dan kita pelihara dengan baik, untuk itu peran orang tua sangat penting, khususunya para ibu sebagai pengaruh anak-anak hingga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Salah satunya ibu harus menjaga kesehatan dengan memberikan makanan yang bergizi dan sehat untuk anak. Kita tuhu bahwa keadaan dengan mudah tercapai apabila pendapatan orang tua memadai atau mensukupi dan orang tua bisa paham tentang pentingnya gizi. Seperti yang dikemukakan oleh Achmad Djaeni Sediaotma mengatakan bahwa seorang ibu rumah tangga yang bukan ahli gizi juga harus dapat menyusun dan menilai hidangan yang akan disajikan kepada para anggota keluarganya, susunan hidangan yang bagaimanakah yang memenuhi syarat gizi agar mereka yang mengkomsumsi mendapat kesehatan dan dapa mempertahankan kesehatan tersebut. Universitas Sumatera Utara 36 Pola- pola kebiasaan makanan yang tidak baik merupakan salah satu timbulnya masalah kesehatan dan masalah kesejahteraan bagi keluarga dan masyarakat, setiap keluarga yang mempunyai masalah gizi yang berbeda tergantung pada tingkat social ekonominya, dan belum tentu juga orang kaya yang masuk Rumah Sakit akibat masalah gizi, tapi bisa jadi karena gizi berlebihan, kendati demikian betapa sangat penting arti sebuah kesehatan bagi tubuh apabila unuk usia anak balita yang masih dalam masa pertumbuhan, untuk itu perlu ada partisipasi para ibu dalam mensukseskan kesehatan dalm keluarga. Perbaikan kesehatan dapat dilakukan melalui upaya pencegahan dan penyembuhan dengan mendekatkan pelayanaan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan kerangka pemikran sebagai berikut 1. Berat badan menurut umur 2. Tinggi badan menurut umur 3. Berat badan menurut tinggi Status gizi anak balita: - Gizi buruk - Kurang gizi - Gizi baik Sosial ekonomi rumah tangga: - Mata pencaharian - Pendapatan - Pendidikan - Perumahan - Kesehatan Universitas Sumatera Utara 37

2.6 Defenisi Konsep dan Operasional