4. Tahap Konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media
massa maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam
pembetukan konstruk
si.
Pada kenyataanya, realitas sosial itu berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial
memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu
secara obyektif. Individu mengkostruksi realitas sosial dan
merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya.
Melalui konstruksi sosial media, dapat dijelaskan bagaimana media massa membuat gambaran tentang realitas. Untuk itu, peneliti
menggunakan paradigma ini sebagai pandangan dasar untuk melihat bagaimana harian Media Indonesia memaknai, memahami dan kemudian
membingkai realitas partai Golkar ke dalam bentuk teks berita.
I.5.3 Teori Propaganda
Teori propaganda menurut Herman dan Chomsky dalam bukunya Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media
1988, adalah teori tentang media yang memaksakan kepentingannya sedemikian rupa agar diterima oleh publik. Bukan lagi menjadi rahasia
umum bahwa kepemilikan media sangat strategis, oleh karena itu, para
Universitas Sumatera Utara
penguasa media akan melakukan apapun agar posisi mereka aman serta sejahtera. Propaganda, melalui sebuah media selalu digunakan untuk
membangun citra politik, baik citra politik seseorang maupun citra politik partai.
Sebenarnya, fokus model propaganda ini adalah pada
ketidakseimbangan antara kekayaan dengan kekuasaan dan efek multilevel terhadap minat serta pilihan media massa. Maksudnya, uang dan
kekuasaan dapat menyetir output berita serta memungkinkan pihak-pihak dominan swasta maupun pemerintah menyampaikan pesan-pesan sesuai
dengan kepentingan tertentu pada publiknya. Herman dan Chomsky memperkenalkan model propaganda yang
didalamnya terdapat filter-filter yang mempresentasikan kekuatan politik yang ada, yakni: ukuran besar-kecil kepemilikan dan orientasi media,
pengiklan, sumber berita, flak dan ideologi anti komunisme Herman, 1988: 2.
Filter-filter tersebut tentu dimiliki oleh setiap media massa, begitu juga dengan Harian Media Indonesia yang dimiliki oleh Surya Paloh ini.
Teori Propaganda akan membantu peneliti untuk melihat bagaimana pemilik media menyampaikan kepentingan politiknya melalui media
massa yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
I.5.4 Teori Agenda Setting
Agenda setting diperkenalkan oleh Mc Combs dan DL Shaw dalam Public Opinion Quarteley tahun 1972, berjudul The Agenda Setting
Function of Mass Media. Asumsi dasar teori agenda setting adalah jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan
memengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting Bungin, 2008: 281.
Media menata sebuah agenda terhadap peristiwa ataupun isu tertentu sehingga dianggap penting oleh publik. Caranya, media dapat
menampilkan isu-isu itu secara terus menerus dengan memberikan ruang dan waktu bagi publik untuk mengkonsumsinya, sehingga publik sadar
atau tahu akan isu-isu tersebut, kemudian publik menganggapnya penting dan meyakininya. Dengan kata lain, isu yang dianggap publik penting
pada dasarnya adalah karena media menganggapnya penting. Dalam penelitian ini, teori agenda setting digunakan untuk melihat bagaimana
harian Media Indonesia memberikan penekanan terhadap Partai Golkar melalui peristiwa hak angket mafia perpajakan ini sebagai sesuatu yang
penting untuk dikonsumsi publik.
I.5.5 Analisis Framing