Perkembangan Sektor Keuangan Setelah Tahun 1983

IV. GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN SEKTOR KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI

INDONESIA

4.1. Perkembangan Sektor Keuangan Setelah Tahun 1983

Memasuki awal periode 1983 perekonomian Indonesia mengalami tekanan yang cukup berat terutama disebabkan oleh menurunnya harga minyak di pasaran dunia dan berlanjutnya resesi ekonomi dunia yang berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian dalam negeri. Daya saing produk Indonesia menurun karena nilai rupiah over valued akibat tingginya laju inflasi dibandingkan dengan negara pesaing atau negara rekanan dagang utama Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi semakin menurun tajam dan defisit neraca pembayaran cukup besar. Untuk memperkuat struktur perekonomian Indonesia, maka ditempuh beberapa kebijakan pengendalian moneter yang menuju ke arah mekanisme pasar. Pada bulan Juni 1983 pemerintah mengeluarkan deregulasi sektor keuangan yang tujuannya adalah untuk memobilisasi dana dari dalam negeri serta untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan persaingan pada sektor keuangan. Isi dari deregulasi tersebut adalah pelepasan pagu kredit, menghilangkan pembatasan suku bunga perbankan, peningkatan suku bunga tabanas, dan pelonggaran atas pajak deposito. Deregulasi pada sektor keuangan kemudian dilanjutkan dengan deregulasi pada bulan Oktober 1988 yang isinya adalah menghilangkan hambatan bagi investor untuk mendirikan bank baru, memberikan keleluasaan bagi perbankan untuk membuka kantor-kantor cabang, menurunkan rasio cadangan wajib, dan mendorong perkembangan pasar uang dan pasar modal. Kemudian untuk menyesuaikan kondisi perbankan dengan perkembangan perekonomian, pada tahun 1992 pemerintah mengeluarkan UU nomor 7 tahun 1992 sebagai pengganti atas UU nomor 14 tahun 1967 mengenai pokok-pokok perbankan. Kedua deregulasi sektor keuangan pada tahun 1980-an melatarbelakangi perkembangan sektor keuangan di Indonesia. Setelah deregulasi-deregulasi tersebut banyak perubahan yang terjadi. Jumlah bank maupun kantor bank juga menunjukkan peningkatan yang pesat. Sebelum tahun 1988, jumlah bank maupun kantor bank tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. Bahkan jumlah bank swasta selama periode tahun 1978-1988 justru mengalami penurunan dari 83 bank menjadi hanya 63 bank. Jumlah kantor bank swasta maupun pemerintah hanya mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 107 persen dan 18,9 persen. Pertumbuhan ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan setelah tahun 1988. selama periode tahun 1988-1997, jumlah kantor bank swasta dan pemerintah masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 642 persen dan 87 persen. Selama periode tersebut jumlah bank swasta meningkat menjadi 144 bank Tabel 1.1.

4.2. Perkembangan Sektor