IV METODE PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai
bulan Januari hingga Maret tahun 2010. Alasan yang melatarbelakangi dijadikan sebagai lokasi penelitian diantaranya; merupakan produksi beras sehat, aman dan
enak dengan menerapkan standar operasional prosedur dari budidaya padi sehat; produksi padi bagus karena berproduksi secara kontinu atau berkelanjutan.
Usahatani padi yang dilakukan merupakan areal pengembangan padi organik yang ramah terhadap lingkungan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
4.2. Metode Penentuan
Sampel
Responden adalah petani yang melakukan usahatani padi sehat pada Gapoktan Silih Asih di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong. Jumlah sampel
yang diambil adalah sebanyak 30 petani yang diambil secara sengaja purposive dengan mengambil sampel dari data petani di Desa Ciburuy. Jumlah 30 responden
ini terdiri dari 15 responden petani yang melakukan usahatani padi sehat dan 15 responden yang melakukan usahatani secara konvensional atau anorganik.
Pemilihan responden ini dilakukan karena rata-rata petani di sana melakukan usahatani secara homogen.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani yang
ada dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Wawancara dilakukan dengan mempersiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan kuisioner yang akan diajukan.
Teknisnya peneliti mengajukan pertanyaan dengan panduan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
Data sekunder diperoleh melalui laporan-laporan tahunan tertulis lembaga atau institusi yang terkait dalam penelitian ini. Data sekunder adalah data yang
telah terdokumentasi, data ini diambil dari text book, hasil penelitian, dan lain-
lain. Data sekunder merupakan data penunjang data primer yang berfungsi untuk memberikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian.
4.4. Metode Pengumpulan
Data
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Pemerintah Kecamatan Cigombong. Data sekunder
mengenai pengetahuan umum tentang pertanian diperoleh dari berbagai literatur yang terdapat di perpustakaan dan browsing melalui intenet. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan wawancara terstruktur, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada petani berdasarkan kuisioner yang telah disiapkan.
4.5. Metode Analisis
4.5.1. Analisis Budidaya
Untuk analisis budidaya ini maka data akan disajikan secara deskriptif, mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan usahatani padi sehat
yang membedakannya dengan usahatani secara anorganikkonvensional oleh petani setempat.
4.5.2. Analisis Pendapatan
Analisis mengenai pendapatan usahatani dapat dimulai dengan melakukan perhitungan terhadap pendapatan kotorpenerimaan total usahatani. Penerimaan
total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Perhitungannya dapat dilakukan dengan melakukan
perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual dari produk. Jumlah produksi yang dimaksud berupa seluruh hasil produksi yang diperoleh,
termasuk yang dijual, disimpan, dibagikan pekerja, untuk bibit, dan sebagainya. Pernyataan ini berdasarkan Soekartawi 1995 dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: TR
= penerimaan total Total Revenue Y
= produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py
= harga Y TR = Y.Py
Hasil perhitungan dari penerimaan total dapat digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap, merupakan biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh, misalnya pajak, sewa lahan, alat-alat pertanian,
dan mesin pertanian, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output, misalnya
tenaga kerja, pupuk, dan lain-lain. Rumus dari pendapatan usahatani berdasarkan Soekartawi 1995 adalah sebagai berikut:
Keterangan: Pd
= pendapatan usahatani TR
= penerimaan total total revenue TC
= biaya total total cost FC
= biaya tetap fixed cost VC
= biaya variabel variabel cost Biaya penyusutan pada dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan cost
sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat Suratiyah, 2009 atau biaya penyusutan alat dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai
pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomi dari alat tersebut. Berdasarkan Suratiyah 2009 perhitungan penyusutan berdasarkan
metode garis lurus straight line method adalah sebagai berikut: Biaya penyusutan = cost – nilai sisa
umur ekonomis tahun Keterangan:
Cost = nilai pembelian
4.5.3. Analisis Efisiensi Pendapatan Usahatani Pendapatan yang dihasilkan pada kegiatan usahatani belum mencerminkan
tingkat efisiensi. Dengan demikian sangat diperlukan untuk mengetahui Pd = TR – TC
TC = FC + VC
perhitungan efisiensi usahatani berdasarkan pendapatannya. Adapun beberapa perhitungannya dapat ditulis sebagai berikut Hernanto, 1991:
a. Penghasilan Kerja Usahatani per Setara Pria
Return to family labour = E – F – G
Σ Tenaga kerja keluarga HOK Dimana:
E = Penerimaan usahatani Rp F = Pengeluaran total Rp
G = Pengeluaran yang diperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga b.
Pendapatan per Unit Areal Usahatani Return to land =
E – F – G Luas areal hektar
Dimana: E = Penerimaan usahatani Rp
F = Pengeluaran total Rp
G = Pengeluaran yang diperhitungkan biaya sewa lahan c. Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Rasio
Analisis selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total. Analisis ini dikenal dengan analisis Return Cost RC
rasio. Pernyataan tersebut berdasarkan Soekartawi 1995 dapat dirumuskan sebagai berikut:
TC TR
C R
Keterangan:
RC = imbangan penerimaan terhadap biaya
TR = penerimaan total total revenue
TC = biaya total total cost
Kriteria keputusan; RC 1, usahatani untung
RC 1, usahatani rugi RC = 1, usahatani impas tidak untung maupun rugi
Pendapatan usahatani dan nilai RC rasio dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan revenue dan biaya cost. Untuk
memudahkan dalam menentukan nilai tersebut maka dapat dilihat pada perhitungan yang tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Usahatani dan Nilai RC Rasio
Sumber :
7
Perhitungan pada tabel diatas juga dapat digunakan untuk menentukan nilai penerimaan dan biaya serta tingkat pendapatan pada usahatani padi
konvensional yang pada penelitian ini dijadikan pembanding. Namun, dalam perhitungannya terdapat beberapa komponen yang dihilangkan atau ditambahkan
seperti pada biaya tunai, pupuk organik dirubah menjadi pupuk kimia dan ditambahkan oleh komponen pestisida.
Perhitungan pendapatan pada Tabel 2 dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh
dari total penerimaan yang dikurangi dengan biaya yang diperhitungkan, untuk pendapatan atas biaya total dihasilkan dari pengurangan antara biaya tunai dengan
total biaya. Total biaya yang dimaksud ialah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Perhitungan total biaya diperlukan guna menggambarkan
keadaan petani yang sebenarnya karena tidak hanya menilai biaya secara tunai. Sedangkan perhitungan atas pendapatan tunai ialah penerimaan total setelah
dikurangi oleh biaya tunai.
7
Departemen Agribisnis. 2007. Handoust Usahatani. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
A. Pendapatan tunai Harga x Hasil panen yang dijual Kg
B. Pendapatan yang diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi Kg
C. Total penerimaan A + B
D. Biaya tunai Benih, Pupuk organik, Tenaga Kerja Luar
Keluarga TKLK, Sewa lahan E.
Biaya diperhitungkan
Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK, Penyusutan alat
F. Total Biaya D + E
G. Pendapatan atas biaya tunai C – D
H. Pendapatan atas biaya total C – F
I. Pendapatan Tunai A – D
J. RC atas biaya Tunai C G
K. RC atas biaya Total C H
4.5.4. Analisis Risiko Penggunaan Tenaga Kerja
Risiko terhadap penggunaan tenaga kerja pada usahatani yaitu menganalisis rata-rata jumlah penggunaan tenaga kerja setiap responden pada
seluruh kegiatan budidaya dari pengolahan tanah hingga panen pada usahatani padi sehat maupun padi konvensional.
Menurut Elton dan Gruber dalam Ginting 2009, terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian variance dan standar deviasi
standard deviation. Nilai varian dapat dilihat dari adanya perbedaan jumlah penggunaan tenaga kerja yang beragam pada kedua usahatani. Nilai varian dapat
menunjukkan bahwa semakin kecil nilai varian maka semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha. Sama halnya dengan nilai standar
deviasi yang menunjukkan bahwa semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin rendah risiko yang di hadapi. Nilai standar deviasi ini diperoleh dari
pengolahan data menggunakan Microsoft Office Excel, yaitu dengan memasukkan fungsi =STDEVnumber1; [number2];…... Untuk lebih jelasnya dalam proses
pengambilan keputusan risiko ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Bagan Proses Penghitungan Analisis Risiko Penggunaan Tenaga Kerja a.
Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat
dari return dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian.
Penyetaraan Upah Tenaga Kerja menjadi Upah HOK Pria
Perincian Tenaga Kerja TKDK dan TKLK
Tabulasi Data
Input Biaya dan Pemakaian Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan Usahatani 1. Pengolah Tanah
2. Persiapan Benih 3. Penyemaian Benih
4. Penanaman 5. Pengaturan Air
6. Penyiangan 7. Penyulaman
8. Pemupukan 9. Penyemprotan
10. Panen
Penjumlah Total TKDK dan TKLK untuk tiap jenis kegiatan usahatani
Penghitungan Risiko Tenaga Kerja memakai fungsi STDEV pada
Microsoft Excel
Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995:
Dimana :
t 2
= Variance dari return P
ij
= Peluang dari suatu kejadian R
ij
= Return Ř
ij
= Expected Return Dari
nilai variance
dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga kecil risiko yang dihadapi dalam
melakukan kegiatan usaha tersebut. b.
Standard deviation Standard deviation
dapat diukur dari akar kuadran dari nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi penyimpangan yang terjadi
karena penggunaan tenaga kerja. Dalam penilaian analisisnya, semakin besar nilai standard deviation maka semakin tinggi risiko penyimpangan yang terjadi dalam
penggunaan alokasi tenaga kerja dalam setiap kegiatan usahatani padi. Rumus standard deviation
adalah sebagai berikut:
t
=
√
t 2
Dimana :
t 2
= Variance
t = Standard deviation
t
2
=
P
ij
R
ij
- Ř
ij
2
m
j = 1
4.6. Definisi Operasional
1. Petani padi sehat adalah petani yang melaksanakan budidaya padi secara
sehat dan ramah lingkungan, menggunakan masukan pupuk organik dan pestisida botani dengan pengurangan input pupuk kimia dari aturan
pemakaian normal dalam usahataninya, satuannya orang. 2.
Petani padi konvensionalanorganik adalah petani yang melaksanakan budidaya padi secara anorganik, menggunakan masukan kimia dalam
usahataninya, satuannya orang. 3.
Luas lahan garapan areal usahatani padi ramah lingkungankonvensional anorganik merupakan lahan yang digunakan dalam proses usahatani
untuk menanam padi ramah lingkungananorganik, satuannya ha. 4.
Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi usahatani. Tenaga kerja dibedakan jadi dua, yaitu tenaga kerja dalam
keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK. Seluruh tenaga kerja disertakan dengan ukuran Hari Orang Kerja HOK.
5. Jumlah produksi adalah jumlah panen padi yang dihasilkan dari luas lahan,
satuannya kilogram. 6.
Produktivitas adalah hasil bagi antara jumlah panenproduksi dengan luas lahan dengan satuannya ton per hektar.
7. Biaya tunai adalah besarnya nilai uang tunai yang dikeluarkan petani
untuk membeli pupuk, benih, pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, dan sewa traktorhewan ternak. Untuk pemilik penggarap maupun
penyakap yang panen sendiri ditambah biaya panen, sedangkan yang tebasan tidak ada biaya panen. Untuk penyakap maka komponen biaya
tunainya ditambah dengan biaya sakap. Satuannya rupiah. 8.
Biaya yang diperhitungkan adalah pengeluaran untuk input milik sendiri meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan. Satuannya adalah
rupiah. 9.
Biaya usahatani total merupakan penjumlahan antara biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Satuannya rupiah.
10. Harga jual beras adalah harga jual output dalam bentuk beras di tingkat
petani, dalam satuan rupiah per kilogram.
11. Penerimaan nilai produksi usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari
hasil kali antara jumlah produksi beras dengan harga jualnya. Satuannya rupiah.
12. Pendapatan kotor usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dan
biaya tunai usahatani. Satuannya rupiah. 13.
Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani total biaya tunai dan diperhitungkan. Satuannya
rupiah. 14. Residu
residu adalah jumlah bahan protektan yang tertinggal di dalam
atau pada jaringan inang sesudah suatu waktu, terutama pada saat panen.
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian