2.2. Pertanian Konvensional
Sistem pertanian tradisional, meskipun akrab lingkungan tetapi tidak mampu mengimbangi laju kebutuhan pangan dan sandang yang meningkat lebih
tajam dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak temuan baru yang
menggeser sistem tradisional menjadi sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional telah terbukti mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara global, khususnya di bidang pertanian. Dibalik keberhasilan tersebut, sistem pertanian konvensional tidak terlepas dari resiko
dampak negatif. Menurut Schaller 1993 dalam Winangun 2005 menyebutkan beberapa dampak negatif dari sistem pertanian konvensional, yaitu sebagai
berikut: 1.
Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia sintesis dan sedimen.
2. Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena
pestisida maupun bahan aditif pakan. 3.
Pengaruh negatif aditif senyawa kimia sintesis tersebut pada mutu dan kesehatan pangan.
4. Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan
fauna yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan sustainable agriculture
. 5.
Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu, dan jasad berguna lainnya.
6. Peningkatan daya tahan organisme pengganggu terhadap pestisida.
7. Peningkatan daya produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan, dan
berkurangnya bahan organik. 8.
Ketergantungan yang semakin kuat terhadap sumber daya alam tidak terbaharui non renewable nature resources.
9. Munculnya resiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pekerjaan
pertanian.
2.3. Beras
Padi merupakan tanaman yang tumbuh di areal sawah, beras yang dihasilkan dari tanaman padi Orzya sativa Sp merupakan tanaman pangan yang
dikonsumsi 90 persen penduduk Indonesia. Beras memiliki nilai gizi yang tinggi dan merupakan sumber energi dan protein bagi tubuh. Nilai gizi yang terkandung
pada beras sangat di butuhkan karena tubuh memerlukan energi dan protein. Pengembangan komoditi beras merupakan sektor strategis yang sangat
penting untuk kelangsungan rumah tangga petani dan tingkat nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia adalah petani yang mengusahakan sawah untuk
ditanami padi. Program diversifikasi pangan sudah dilakukan untuk penggantian alternatif konsumsi beras ke tanaman pangan lainnya, tetapi tingkat konsumsi
beras rumah tangga tiap tahun meningkat. Ketahanan pangan di sektor ini harus segera diwujudkan untuk menciptakan tingkat stabilitas nasional dan mengatasi
krisis pangan yang bisa terjadi setiap saat.
2.5. Tinjauan Penelitian