3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah pantai berpasir, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan
Maret – Mei 2012 dengan frekuensi pengambilan sampel yaitu sebulan sekali. Analisis laboratorium dilakukan pada bulan April – Juni 2012 di Laboratorium
Biologi Mikro 1 Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis data dilakukan pada bulan
Juni-Juli 2012. Peta lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 5 dan garis merah merupakan daerah penyusuran untuk pengambilan sampel kepiting
pasir.
Gambar 5. Lokasi pengambilan sampel Sumber : maps.google.com 2012
3.2 Prosedur Pengambilan dan Penanganan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menyusur pantai sepanjang 3 kilometer. Alat yang digunakan yaitu menggunakan alat tradisional setempat yang
terbuat dari bambu yang berbentuk seperti huruf T. Pengoperasian alat tradisional tersebut dengan cara di dorong seperti pengoperasian garuk untuk menjemur padi
Gambar 6.
12
Gambar 6. Alat pencari kepiting pasir
Sampel kepiting pasir yang didapatkan dari hasil penyusuran dimasukkan ke dalam plastik klip yang sebelumnya dipisahkan antara kepiting pasir yang bertelur
dan yang tidak bertelur. Setelah itu diberi formalin 10 untuk mengawetkan sampel.
Analisis sampel di laboratorium dilakukan untuk mengetahui panjang berat dan penghitungan telur fekunditas. Pengukuran panjang yang dilakukan yaitu
pengukuran panjang karapas. Pengukuran panjang karapas dibantu dengan menggunakan benang yang kemudian diukur menggunakan penggaris dengan
ketelitian 0,5 milimeter Gambar 7. Pengukuran berat menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,0001 gram.
Gambar 7. Pengukuran panjang karapas kepiting pasir
13
Penghitungan jumlah telur dilakukan dengan menggunakan metode sensus, yaitu menghitung semua telur yang ada. Sampel telur yang dihitung yaitu sampel
telur kepiting pasir yang dipilih berdasarkan selang kelas panjang karapasnya, sehingga untuk Emerita emeritus sampel yang dihitung telurnya yaitu 47 ekor dan
untuk Hippa ovalis 13 ekor. Penghitungan telur dilakukan dengan mengeluarkan telur yang ada di bawah telson ke dalam cawan petri, kemudian diberi air sedikit
untuk memudahkan dalam menghitung. Setelah itu diambil menggunakan pipet sedikit demi sedikit sehingga dapat membantu untuk memudahkan dalam
penghitungan telur. Setelah itu dihitung satu per satu dengan bantuan alat penghitung counter. Setelah penghitungan telur selesai, dilakukan pengecekkan
stadia telur dan ukuran telur dengan menggunakan mikroskop. Pengecekan stadia telur dilakukan dengan cara mengambil sampel telur,
kemudian diletakkan pada gelas objek yang kemudian ditutup menggunakan cover glass.
Setelah itu, mulai pengamatan menggunakan mikroskop. Apabila kurang jels, pada saat sebelum pengamatan, sampel tidak perlu ditutup.
3.3 Analisis Data