III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 hingga Desember 2011. Tempat
penelitian ini adalah di Bidang Pemodelan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Negara LAPAN
Bandung dan
di Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran
Atmosfer, Departemen
Geofisika dan
Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB Darmaga.
3.2 Data dan Alat Penelitian 3.2.1 Data Penelitian
Data curah hujan stasiun penakar hujan Sukamandi,
Subang dan
Padang Panjang periode Januari 1996
– Desember 1999. Data ini merupakan
data rata – rata curah hujan bulanan.
Data iklim global, yaitu data Anomali suhu permukaan laut Niño 3.4 dan IOD
periode 1958 – 1999 dan bersifat
bulanan. http:www.cpc.noaa.govdataindices
nino34.mth.ascii.txt
. 3.2.2 Alat Penelitian
Seperangkat Komputer. Software Ms. Excel dan Ms. Word
2010. Software
ini digunakan
untuk mencari anomali curah hujan dan
anomali dari Niño 3.4 serta analisis dari ARIMA.
Software Mathlab 7.6.0.324 Software ini melakukan analisis
spektral menggunakan FFT Fast Fourier Transform
kepada data curah hujan, data iklim global dan data hasil
telekoneksi. Software SPSS 16.0
Software ini
digunakan untuk
analisis statistik yaitu korelasi silang untuk data curah hujan dan anomali
SST Niño3.4 serta metode Box-Jenkins untuk membuat model prediksi data
telekoneksi.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Analisis Spektral
Analisis spektral sangat diperlukan dalam membuat analisa tentang data deret waktu.
Analisis spektral merupakan transformasi dari analisis Fourier yang sesuai untuk deret waktu
yang stokastik Chatfield,1984.
Persamaan matematis
dari analisis
spektral ini menggunakan autokovarians untuk memodifikasi analisis Fourier. Jika
�k adalah fungsi dari autokovarians dari Xt yang
merupakan proses stokastik dengan k = ..., -2, -1, 0, 1, 2, ..., maka spektrum f
� adalah transformasi
Fourier dan
fungsi autokovarians. Ekspresi matematisnya adalah
� � = � � � ���−���
∞ �= −∞
Analisis spektral
ini menentukan
periodisitas dari data deret waktu sehingga dapat melihat pengulangan dari suatu kejadian
dengan deret waktu tertentu. Analisis ini dapat digunakan contohnya pada data curah hujan
dan data iklim global. 3.3.2 Metode Korelasi Silang
Hubungan antara
parameter dalam
penelitian ini dapat dijelaskan dengan metode korelasi silang.Hal ini untuk menentukan
persamaan non linier. Parameter yang menggunakan metode korelasi silang adalah
SST niño 3.4, IOD, anomali curah hujan Sukamandi dan Padang Panjang.
Persamaan matematika untuk korelasi silang adalah Makridakis,1988:
� � = � �
� � =
� � �
Dimana : � � adalah korelasi silang
antara deret x dan deret y pada lag ke - k 3.3.3 Metode Box-Jenkins
Tahap 1 : Identifikasi model Pada tahap pertama ini dilakukan
pemeriksaan stasioneritas dari sebuah deret waktu karena aspek yang berkaitan dengan
ARIMA harus deret waktu yang bersifat stasioner. Oleh karena itu, diperlukan notasi
yang berlainan untuk deret berkala non- stasioner
yang asli
dengan pasangan
stasionernya, sesudah
pembedaan differencing Makridakis,1983.
Differencing adalah
menghitung perubahan atau selisih nilai observasi.Nilai
selisih yang diperoleh diperiksa apakah stasioner atau tidak. Apabila belum maka
dilakukan differencing lagi. Tahap 2 : Pendugaan parameter model
Cara trial and error, yaitu menguji
beberapa nilai yang berbeda dan memilih satu nilai yang meminimumkan jumlah
kudarat nilai sisa. Perbaikan secara iteratif, memilih
taksiran awal dan kemudian membiarkan program komputer memperhalus taksiran
tersebut.
Tahap 3 : Pengujian model
Pengujian model
dilakukan untuk
membuktikan bahwa model tersebut layak untuk digunakan. Caranya adalah :
Mempelajari nilai sisa untuk melihat apakah masih terdapat beberapa pola
yang belum dipertimbangkan.
Mempelajari statistik sampling dari pemecahan optimum untuk melihat
apakan model tersebut masih dapat disederhanakan.
Tahap 4 :Penetapan model ARIMA
Tahap ini hanya merupakan penyelesaian setelah ketiga tahap sebelumnya.
Gambar 7 Skema pendekatan Box- Jenkins
Sumber: Makridakis,1983
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN