10.76 Genetic Analysis of The Half Diallel Populations of Five Genotypes of Papaya (Carica papaya L.).
Tabel 11. Nilai Duga Daya Gabung Umum untuk karakter-karakter generatif pada populasi setengah dialel lima tetua papaya
Genotipe Tinggi
bunga pertama
Buku posisi bunga
pertama Tinggi
buah pertama
Buku posisi buah
pertama Umur panen
pertama P1
7.03 0.77
6.73 1.11
1.02 P2
5.92 1.33
8.07 1.5
2.40 P3
-9.32 -0.93
-7.74 -1.98
24.88 P4
-2.98 -0.72
-0.48 0.2
-7.70 P5
-0.65 -0.45
-6.58 -0.85
-20.60
CD0.05 5.5
1.07 4.75
ns
2.03
ns
3.40
Keterangan: CD = nilai critical difference pada taraf 5
ns
= tidak berbeda nyata; = berbeda nyata
Pendugaan nilai daya gabung khusus pada F1 untuk karakter-karakter generatif dapat dilihat pada Tabel 12. Hibrida P1 X P2, P1 X P3, P1 X P4, P2 X
P5 dan P4 X P5 mempunyai efek DGK negatif terendah untuk karakter tinggi bunga pertama. Efek DGK negatif terendah untuk karakter buku posisi bunga
pertama diperoleh pada hibrida P1 X P4, P1 X P5, P2 X P3 dan P2 X P5. Tetua P3 dan P4 mempunyai DGU negatif untuk karakter tinggi bunga pertama dan
buku posisi bunga pertama sehingga menyebabkan DGK kombinasi hibrida P4 X P5, P1 X P4 dan P1 X P3 bernilai negatif. Nilai DGK hibrida P3 X P4 mempunyai
nilai positif tertinggi meskipun kedua tetuanya mempunyai nilai DGU negatif. Menurut Maurya dan Singh 1977, hibrida terbaik kemungkinan besar diperoleh
dari persilangan dua genotipe yang mempunyai nilai DGU yang besar, namun persilangan antara dua penggabung umum yang baik belum tentu memiliki nilai
DGK yang baik. Tetua yang memiliki efek DGU rendah bahkan negatif dapat menghasilkan hibrida dengan efek DGK yang tinggi. Hal ini mungkin terjadi
karena adanya interaksi gen-gen yang sesuai yang disumbangkan oleh tetua-tetua yang terlibat dalam persilangan tersebut. Iriany et al. 2011 mengemukakan
bahwa hal tersebut diduga disebabkan karena gen-gen yang menguntungkan pada suatu galur dapat menutupi gen-gen yang merugikan pada galur pasangannya dan
mampu bergabung dengan baik.
Hibrida P4 X P5 konsisten mempunyai DGK negatif untuk karakter tinggi bunga pertama dan buku posisi buah pertama. Hal ini menunjukkan hibrida
tersebut cepat memasuki fase generatif dan lebih cepat berbuah. Nilai DGK umur panen pertama terendah didapatkan pada persilangan P1 X P4. Nilai DGK yang
rendah pada karakter umur panen pertama diperlukan jika akan mendapatkan varietas yang berumur produksi genjah. Hibrid P1 X P4 dapat dipilih menjadi
kombinasi persilangan berumur genjah karena mempunyai nilai DGK yang rendah dan rata-rata umur panen yang tergolong cepat yaitu 267 hari setelah
semai.
Tabel 12. Nilai Duga Daya Gabung Khusus untuk karakter-karakter generatif pada populasi setengah dialel lima tetua papaya
Genotipe Tinggi
bunga pertama
Buku posisi bunga
pertama Tinggi buah
pertama Buku posisi
buah pertama Umur
panen
P1 x P2
-8.00
1.24
-23.88
-2.07 40.60
P1 x P3
-10.88
0.83 -12.73
0.99 -12.87
P1 x P4 -11.33
-1.38 -4.25
-1.43 -19.97
P1 x P5 5.12
-1.31 14.68
2.09 -13.06
P2 x P3 1.43
-0.64 -1.34
-1.72 -10.59
P2 x P4 3.56
-0.33 6.65
0.64 21.65
P2 x P5 -8.65
-0.76 -0.51
-3.21 -12.78
P3 x P4 6.35
0.98 -2.12
-2.94 1.17
P3 x P5 8.14
2.00 4.23
0.03 20.41
P4 x P5
-7.93
-0.16 -16.6
-6.45
0.32 CD 0.05
5.5 1.07
ns
4.75 2.03
3.40
Keterangan: CD = nilai critical difference pada taraf 5
ns
= tidak berbeda nyata; = berbeda nyata
Tabel 13. Nilai Ragam DGU, DGK, aditif, non aditif dan heritabilitas karakter generatif pada populasi setengah dialel lima tetua pepaya
Karakter Tinggi
bunga pertama
Buku posisi
bunga pertama
Tinggi buah
pertama Buku posisi
buah pertama
Umur panen
pertama Ragam DGU
33.46 0.77
29.51 0.2
220.99 Ragam DGK
45.74 0.11
140.64 7.98
380.30 Ragam aditif
66.92 1.54
59.03 0.39
441.99 Ragam non aditif
45.74 0.11
140.64 7.98
380.30 Hns
0.59 0.17
0.3 0.05
0.69 Hbs
0.76 0.55
0.88 0.63
0.98 Rasio HnsHbs
0.78 0.31
0.34 0.08
0.70
Keterengan : Hns = Heritabilitas arti sempit
Hbs = Heritabilitas arti luas
Ragam DGU, DGK, rasio genetik, ragam aditif dan ragam non aditif pada karakter generatif dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil perhitungan ragam aditif dan
ragam non-aditif karakter tinggi bunga pertama, buku posisi bunga pertama dan umur panen buah pertama menunjukkan bahwa ragam aditifnya lebih besar
dibandingkan ragam non-aditifnya. Nilai duga heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit untuk karakter tinggi bunga pertama dan umur panen buah
pertama termasuk dalam kategori tinggi, sehingga karakter tersebut akan diwariskan pada keturunannya. Heritabilitas arti sempit yang tinggi menunjukkan
ragam aditif karakter tersebut sangat tinggi. Besarnya sumbangan ragam aditif juga dapat dilihat dari rasio heritabilitas arti sempit dengan heritabilitas arti luas.
Rasio heritabilitas arti sempit dengan heritabilitas arti luas yang tinggi menunjukkan bahwa ragam genetik lebih ditentukan oleh ragam aditif Syukur,
2007. Karakter buku posisi bunga pertama, meskipun mempunyai ragam aditif lebih besar daripada ragam non aditif tetapi mempunyai heritabilitas arti sempit
kategori rendah dan rasio heritabilias arti sempit denga heritabilitas arti luas yang rendah sehingga karakter tersebut kemungkinan lebih dipengaruhi oleh aksi gen
non aditif.
Ragam aditif pada karakter tinggi buah pertama dan buku posisi buah pertama lebih kecil dibandingkan ragam non aditif. Heritabilitas arti sempit untuk
karakter tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa peran aksi gen dominan lebih besar pengaruhnya daripada gen aditif dan karakter-
karakter tersebut tidak diwariskan kepada keturunannya. Oleh karena itu perbaikan varietas pepaya untuk karakter tinggi buah pertama dan buku posisi
buah pertama disarankan untuk pembentukan hibrida unggul dengan memilih tetua-tetua yang mempunyai sifat berlawanan. Eksploitasi heterosis negatif
ditujukan pada karakter tinggi buah pertama dan buku posisi buah pertama untuk mendapatkan tanaman yang berbuah lebih cepat.
Karakter komponen hasil
Hasil analisa DGU pada karakter komponen hasil yaitu jumlah buah per pohon, produksi per pohon, persentase buah cacat dan fase lag jumlah buku tidak
berbuah dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil analisis daya gabung memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk nilai DGU lima tetua yang diuji
pada karakter jumlah buah per pohon, produksi per pohon dan persentase buah cacat.
Nilai DGU untuk karakter lag fase jumlah ruas antara yang tidak ada buahnya terlihat berbeda nyata pada lima tetua yang diuji. Tetua P5 mempunyai
nilai DGU negatif terendah untuk karakter lag fase. Nilai DGU yang negatif pada peubah ini menggambarkan bahwa persilangan yang melibatkan tetua-tetua
tersebut akan menghasilkan keturunan dengan lag fase yang rendah. Hal ini berarti Tetua P5 merupakan tetua penggabung umum yang baik untuk
mendapatkan genotipe yang mempunyai lag fase rendah.
Tabel 14. Nilai Duga Daya Gabung Umum untuk karakter komponen hasil pada populasi setengah dialel lima tetua papaya
Genotipe Jumlah buah
Produksi per pohon Persentase
buah cacat Lag fase
P1 0.17
-11.34 -1.97
3.29 P2
2.44 -9.67
2.60 3.29
P3 -7.59
17.71 1.82
-1.01 P4
0.48 -0.82
-0.12 -1.89
P5 4.50
4.11 -2.32
-3.68 CD0.005
4.50
ns
5.82
ns
2.60
ns
3.60
ns
Keterangan: CD = nilai critical difference pada taraf 5
ns
= tidak berbeda nyata; = berbeda nyata
Pendugaan nilai DGK untuk karakter jumlah buah, produksi per pohon, persentase buah cacat dan lag fase dapat dilihat pada Tabel 15. Nilai DGK
tertinggi untuk karakter jumlah buah yaitu pada kombinasi persilangan hibrida P1XP4. Tetua P1 dan P4 mempunyai nilai DGU yang tidak berberbeda nyata,
tetapi dapat menghasilkan hibrida yang mempunyai nilai DGK tertinggi dibanding hibrida lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada kerjasama yang baik antara gen-
gen pada kedua tetua tersebut sehingga interaksinya dapat menghasilkan penampilan yang lebih baik. Hibrida P1 X P4 selain mempunyai nilai DGK yang
tinggi tetapi juga mempunyai rata-rata jumlah buah yang tinggi, sehingga hibrida tersebut dapat dipilih sebagai kombinasi hibrida terbaik untuk karakter jumlah
buah per pohon.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Marin et al. 2006, yaitu daya gabung umum tetua kelompok Formosa dan Solo tergolong tinggi
untuk karakter hasil. Seiring dengan hal tersebut hibrida yang melibatkan kedua kelompok tetua tersebut mempunyai daya gabung khusus yang tinggi untuk
karakter hasil. Hasil penelitian Subhadrabandhu dan Nontaswatsri 1997, menunjukkan keragaman DGU untuk karakter jumlah buah per pohon. Tetua
Khaek Dam mempunyai DGU negatif untuk karakter jumlah buah per pohon sehingga keturunan dari persilangan yang menggunakan tetua Khaek Dam akan
menghasilkan genotipe dengan jumlah buah yang sedikit. Tetua Eksotika 20 mempunyai DGU positif akan menghasilkan keturunan dengan jumlah buah
yang banyak.
Hibrida P1 X P3 dan hibrida P2 X P4 mempunyai efek DGK yang tinggi untuk karakter produksi per pohon, tetapi rata-rata produksi per pohon kedua
hibrida tersebut tergolong sedang.
Tabel 15. Nilai Duga Daya Gabung Khusus untuk karakter komponen produksi pada populasi setengah dialel lima tetua papaya
Genotipe Jumlah buah
Produksi per pohon
Persentase buah cacat
Lag fase P1 x P2
-16.06 -8.55
-2.11 2.64
P1 x P3 8.30