Pengukuran Fluks GRK 1. Pengukuran Fluks CO
16
4.2. Pengukuran Fluks GRK 4.2.1. Pengukuran Fluks CO
2
Pengukuran fluks GRK merupakan pengukuran berdasarkan pengambilan sampel gas dari sungkup tertutup dengan frekuensi 10, 20, 30, dan 40 menit
sekali kemudian dianalisis dengan menggunakan alat kromatografi gas tipe CP- 4900. Hasil analisis, akan didapat konsentrasi ambient CO
2
untuk mengetahui fluks CO
2
Tabel Lampiran 1. Pengukuran fluks ini dilakukan di lahan gambut pada berbagai umur tanaman kelapa sawit berdasarkan perbedaan waktu
pengambilan sampel dan jarak dari saluran drainase. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi nilai fluks CO
2
pada lahan gambut adalah kedalaman air tanah. Penelitian yang dilakukan Batubara
2009 dan Handayani 2009 menunjukkan bahwa perbedaan kedalaman muka air tanah akibat pembuatan drainase berpengaruh terhadap fluks CO
2
. Pada Tabel 2 ditunjukkan hubungan hasil pengukuran nilai fluks CO
2
dan kedalaman air tanah di lahan gambut dengan penggunaan lahan kelapa sawit di berbagai jarak dari
saluran drainase. Tabel 2. Fluks CO
2
dari Lahan Gambut berdasarkan Kedalaman Air Tanah dan Jarak dari Saluran Drainase pada Berbagai Umur Tanaman
di Kebun Panai Jaya dan Meranti Paham PT Perkebunan Nusantara IV Tahun 2009
Umur Tanaman
Jarak dari drainase
m Rata-rata
kedalaman air cm
Fluks CO
2
mgm
2
jam Rata-rata Fluks
CO
2
mgm
2
jam TBM
50 m 46
443 483
100 m 39
530 150 m
48 477
TM 6 50 m
48 390
431 100 m
51 415
150 m 51
486 TM 12
50 m 61
601 502
100 m 62
466 150 m
62 440
TM 18 50 m
65 700
570 100 m
70 515
150 m 76
496
Sumber : PPKS 2010 Keterangan: Rata-rata fluks CO
2
dari pengukuran 5 kali dari setiap jarak dari saluran drainase
17 Tabel 2 menunjukkan rata-rata kedalaman permukaan air tanah pada
berbagai umur tanaman kelapa sawit dan kaitannya dengan besar fluks CO
2
di lahan gambut pada berbagai umur tanaman kelapa sawit. Data tersebut
menjelaskan bahwa di lahan gambut yang ditanami kelapa sawit usia TBM berada pada rata-rata kedalaman air tanah paling dangkal yaitu 44-45 cm dari permukaan
tanah gambut. Sedangkan kedalaman air tanah paling dalam terdapat di lahan
gambut dengan tanaman kelapa sawit usia TM 18 yaitu berkisar 65-70 cm dari permukaan tanah. Nilai fluks CO
2
di lahan gambut dengan kelapa sawit TM 18 yaitu sebesar 570 mgm
2
jam, paling tinggi dibanding umur tanaman lain. Besarnya fluks CO
2
tersebut berhubungan dengan kedalaman air tanah. Menurut penelitian Handayani 2009, kedalaman muka air tanah akibat drainase ini
menentukan suasana oksidasi dan reduksi yang sangat berkaitan dengan laju dekomposisi dan menentukan nilai fluks CO
2
. Semakin dalam muka air tanah berarti dekomposisi bahan organik besar dan menyebabkan fluks CO
2
semakin tinggi karena gas CO
2
merupakan produk akhir dari proses dekomposisi. Pernyataan tersebut tidak konsisten di lahan gambut dengan kelapa sawit TBM
yang menunjukkan kedalaman air paling dangkal tetapi fluks CO
2
yang dihasilkan justru lebih besar dari lahan gambut dengan kelapa sawit TM 6.