Hubungan Drainase dengan Emisi CO

6

2.2.1. Hubungan Drainase dengan Emisi CO

2 Drainase tanah gambut dikaitkan pada dua aspek penting yang meliputi: 1 membuang air yang berlebihan kearah saluran pembuangan air dan 2 mempertahankan permukaan air tanah pada ketinggian tertentu untuk mempertahankan agar subsiden yang terjadi dapat diadaptasi sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi gambut sebagai pengatur hidrologi saat terganggu apabila mengalami drainase yang berlebihan karena material ini memiliki sifat kering tidak-balik dan porositas yang sangat tinggi Sabiham, 2006 dalam Batubara, 2009. Konversi hutan dan pengelolaan lahan gambut, terutama yang berhubungan dengan drainase, merubah fungsi lahan gambut dari penambat karbon menjadi sumber emisi GRK. Lahan hutan yang terganggu yang kayunya baru ditebang secara selektif dan terpengaruh drainase, emisinya meningkat tajam, bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan emisi dari lahan pertanian yang juga didrainase. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bahan organik segar yang mudah terdekomposisi pada hutan terganggu Agus dan Subiksa, 2008. Hasil penelitian oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Sumatera Utara, pada tahun 2009 mendapatkan bahwa setiap ha perkebunan sawit di lahan gambut yang air tanahnya diturunkan sekitar 40 – 70 cm, akan mengemisikan 25- 45 t CO 2 hatahun, bahkan jika air tanah diturunkan hingga 80 cm akan dapat mengemisikan CO 2 sebesar 51 ton CO 2 hatahun atau sekitar 14 gr CO 2 m 2 hari. Semakin dalam air tanah gambut di drainase, semakin besar tingkat emisi CO 2 . Sistem drainase di lapang merupakan faktor yang dapat menyebabkan kehilangan C-organik dan subsiden pada lahan gambut. Proses subsiden merupakan perubahan sifat gambut secara fisik, kimia dan biologi yang ditunjukkan di lapangan dengan penurunan lapisan gambut. Hal ini terkait dengan terjadinya perubahan suhu, ketersediaan O 2 , pH, dan Eh tanah jika dilakukan drainase pada bahan gambut. Suhu tanah merupakan pengendali utama terhadap laju dekomposisi bahan gambut dan peranannya sangat dominan bila berinteraksi dengan ketersediaan O 2 . Ketersediaan O 2 di dalam bahan gambut dapat mempercepat proses mineralisasi C-organik sehingga bahan gambut menghasilkan CO 2 dan CH 4 Handayani, 2009. 7

2.2.2. Hubungan Iklim dan Suhu dengan Emisi CO