Bahan Baku yang Digunakan .1 Bambu Betung

2.3.8 Kuat Pegang Sekrup Screw Withdrawal

Kuat pegang sekrup menunjukkan kemampuan papan partikel untuk menahan sekrup yang ditanamkan pada papan partikel. Nilai kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram JIS 5908: 2003. 2.4 Bahan Baku yang Digunakan 2.4.1 Bambu Betung Dendrocalamus asper Backer Bambu termasuk ke dalam famili Poaceae dan sub famili Bambusoidae. Bambu biasanya memiliki batang, akar yang komplek, daun berbentuk pedang, pelepah yang menonjol. Diperkirakan terdapat 1000 jenis bambu dari 80 genera di Dunia, dari jumlah tersebut 200 jenis dari 20 genera dijumpai di Asia Tenggara Dransfield Widjaja 1995. Bambu merupakan salah satu sumberdaya alam tropis dan penyebarannya luas dengan pertumbuhan cepat, mudah dibentuk dan telah luas penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Asia. Kekuatan batang, kelurusan, kelicinan, kekeringan yang dipadukan dengan kekerasan, keteraturan sehingga mudah dibelah, ukuran yang berbeda, variasi panjang dan ketebalan membuat bambu dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan Kurz 1876 dalam Dransfield Widjaja 1995. Bambu merupakan bahan komposit yang kuat dan memiliki serat yang kaku, tersusun utama atas selulosa dan lignin, tegangan tekan mengalami peningkatan dari pangkal ke ujung karena meningkatnya prosentase slerenkima Janssen 1981. Dimensi serat dari batang Dendrocalamus asper diperkirakan yaitu panjang 3,78 mm, diameter 19 µm, lebar lumen 7 µm dan tebal dinding 6 µm. rata-rata kadar air dari batang bambu segar 55 dan kadar air kering udara 15 dengan berat jenis sekitar 0,7 Dransfield Widjaja 1995. Batang dari Dendrocalamus asper mempunyai dinding yang tebal, sangat kuat dan tahan lama. Digunakan sebagai bahan bangunan untuk rumah dan jembatan Dransfield Widjaja 1995. Berdasarkan hasil penelitian Syafi’i 1984, bambu jenis betung dan sembilang mempunyai sifat fisis dan mekanis yang lebih baik dari jenis bambu lain. Tabel 2. Sifat fisis mekanis dan kimia bambu betung. No. Sifat Bambu Betung Nilai Sifat Fisis Mekanis 1 Berat Jenis 0,68 2 Modulus Elastisitas kgcm 3 53173 3 Modulus Patah kgcm 3 342,47 4 Keteguhan Tekan Serat kgcm 3 416,57 Sifat Kimia 1 Selulosa 52,9 2 Lignin 24,8 3 Pentosan 18,8 4 Abu 2,63 5 Silika 0,2 6 Kelarutan dalam : Air dingin 4,5 Air panas 6,1 Alkohol benzena 0,9 NaOH 1 22,2 Sumber : Hadjib Karnasudirja 1986 diacu dalam Krisdianto et al. 2000

2.4.2 Perekat Isocyanate

Perekat adhesive adalah suatu subtansi yang dapat menyatukan dua buah benda atau lebih melalui ikatan permukaan. Dilihat dari reaksi perekat terhadap panas, maka perekat dapat dibedakan menjadi perekat thermosetting dan thermoplastic Blomquist 1983 Perekat thermosetting merupakan perekat yang dapat mengeras apabila terkena panas atau reaksi kimia dengan sebuah katalisator yang disebut hardener dan bersifat irreversible. Perekat jenis ini jika sudah mengeras tidak dapat menjadi lunak. Contoh jenis perekat yang termasuk golongan ini adalah MF Melamin Formaldehyde, UF Urea Formaldehyde, PF Phenol Formaldehyde, isocyanate, dan RF Resorcinol Phenol Formaldehida. Sifat-sifat papan partikel umumnya sangat dipengaruhi oleh perekat yang digunakan, sehingga perekat adalah salah satu faktor penting yang menentukan, baik dilihat dari faktor teknis maupun ekonomis Kollman et al. 1975. Semakin banyak resin yang digunakan dalam suatu papan, semakin kuat dan semakin stabil dimensi papan tersebut, walaupun untuk alasan ekonomis tidak diinginkan Bowyer et al. 2003. Senyawa kimia organik isocyanate dasar dikembangkan di Jerman pada akhir tahun 1930 dan perekat berdasarkan isocyanate digunakan pertama kali di pertengahan tahun 1940. Pelopor penggunaan diisocyanate sebagai perekat kayu adalah Deppe dan Ernst pada tahun 1951. Sebagai konsekuensi dari pekerjaannya, pembuatan papan partikel komersial dengan menggunakan diisocyanate dimulai di Jerman pada tahun 1975 Pizzi 1983. Isocyanate berbentuk liquid yang mengandung isomer dan oligomer dari methylene diphenyl diisocyanate MDI. Perekat ini berwarna coklat terang dan garis perekatannya tidak terlihat. Diperlukan temperature dan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan perkembangan ikatan yang terbaik pada papan partikel. Penggunaan isocyanate saat ini umumnya untuk produk flakeboard dan OSB. Sifat kekuatan perekat ini yaitu kekuatan kering dan basah tinggi, sangat tahan terhadap air dan udara lembab, serta dapat direkat pada besi dan plastic Vick 1999. Keuntungan menggunakan perekat isocyanate dibandingkan perekat berbahan dasar resin lain adalah Marra 1992: 1 dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, 2 dapat menggunakan suhu kempa yang lebih rendah, 3 memungkinkan penggunaan kempa yang lebih cepat, 4 lebih toleran pada partikel yang berkadar air tinggi, 5 energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan, 6 stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil, 7 tidak ada emisi formaldehyde. Selain kelebihan, perekat ini juga memiliki kekurangan, yaitu : 1 harganya lebih mahal dibanding PF dan UF, 2 isocyanate merupakan perekat yang baik untuk logam dengan kayu, sehingga pada pembuatan papan menyebabkan papan melekat pada plat press, 3 isocyanate, seperti perekat lain, merupakan bahan kimia beracun. Isocyanate dapat menyebabkan iritasi pada pernafasan yang menyebabkan asma.

BAB III METODOLOGI