mengembangkan kekuatan dan stabilitas dimensi adalah serpih yang ketebalannya seragam dengan nisbah antara panjang dan tebal yang tinggi Bowyer et al. 2003.
Spesifikasi sifat-sifat fisis dan mekanis menurut standar JIS A 5908 2003 untuk papan partikel disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat fisis mekanis papan partikel menurut standar JIS 5908. No
Parameter sifat fisis mekanis JIS A 5908 2003
Type 13 1
Kerapatan gcm
3
0,4 - 0,9 2
Kadar air 5
– 13 3
Daya serap air -
4 Pengembangan tebal
maks 12 5
MOR kgcm
2
min 130 6
MOE kgcm
2
min 25.000 7
Internal Bond kgcm
2
min 2 8
Screw Withdrawal
kg min 40
Keterangan : MOE = Modulus of Elasticity; MOR = Modulus of Rupture.
2.3 Pengujian Kualitas Papan Partikel
Pengujian kualitas papan partikel berupa pengujian sifat fisis dan mekanis dari papan partikel tersebut. Sifat fisis dan mekanis kayu merupakan hal penting
karena kedua sifat tersebut dapat berhubungan dengan sifat akustik kayu. Faktor- faktor yang mempengaruhi sifat akustik kayu yaitu pori-pori penyusun bahan,
kadar air, temperatur, kerapatan dan Modulus of Elasticity MOE Tsoumis 1991. Pengujian sifat fisis yang dilakukan terdiri dari kerapatan, kadar air,
pengembangan tebal thickness swelling dan daya serap air water absorbtion. Sementara itu sifat mekanis yang diuji terdiri dari Modulus of Elasticity MOE,
Modulus of Rupture MOR, kuat rekat internal Internal Bond dan kuat pegang sekrup screw withdrawal.
2.3.1 Kerapatan
Kerapatan adalah suatu ukuran kekompakkan partikel dalam satu lembaran yang sangat tergantung pada kerapatan kayu asal yang digunakan dan tekanan
yang diberikan selama proses pengempaan. Semakin tinggi kerapatan papan partikel, maka makin banyak partikel yang dibutuhkan untuk membuat papan
pada ukuran yang sama. Kerapatan merupakan salah satu sifat yang penting bagi papan partikel, makin tinggi kerapatan makin baik kekuatannya Widarmana 1979
dalam Zakaria 1996. Sementara itu diketahui bahwa kerapatan rendah dapat meningkatkan kecepatan suara, sound damping, dan koefisien absorbsi suara
terutama penyerapan suara berfrekuensi rendah Tsoumis 1991.
2.3.2 Kadar Air
Kadar air yaitu berat air dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur BKT. Sifat akustik kayu dipengaruhi oleh kadar air. Jika
terjadi peningkatan kadar air maka koefisien absorbsi suara akan meningkat dan lebih banyak menyerap suara berfrekuensi rendah. Peningkatan kadar air juga
akan mengurangi kecepatan suara dan kapasitas dari sound damping karena adanya penurunan MOE Modulus of Elasticity dan bertambahnya kerapatan
Tsoumis 1991.
2.3.3 Pengembangan Tebal Thickness Swelling
Salah satu kelemahan papan partikel adalah besarnya tingkat pengembangan dimensi tebal. Pengembangan tebal ini akan menurun dengan semakin banyak
paraffin yang ditambahkan dalam proses pembuatannya, sehingga kedap airnya akan lebih sempurna. Halligan 1970 dalam Rosid 1995, menyebutkan bahwa
faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangan tebal papan partikel adalah kerapatan kayu pembentuknya. Papan partikel yang dibuat dari kayu dengan
kerapatan rendah akan mengalami pengempaan yang lebih besar pada saat pembuatan, sehingga bila direndam dalam air akan terjadi pembebasan tekanan
yang lebih besar yang mengakibatkan pengembangan tebal menjadi lebih tinggi.
2.3.4 Daya Serap Air Water Absorbtion
Papan partikel sangat mudah menyerap air pada arah tebal terutama dalam keadaan basah dan suhu udara lembab Widarmana 1977. Johnson dan Halligan
dalam Djalal 1981, menyebutkan bahwa selain desorpsi proses pelepasan air dari bahan baku dan ketahanan perekat dalam air, ada faktor
– faktor lain yang mempengaruhi papan partikel terhadap penyerapan air, yaitu :
1. Volume ruang kosong yang dapat menampung air diantara partikel,
2. Adanya saluran kapiler yang menghubungkan ruang satu dengan ruang
kosong lainnya, 3.
Luas permukaan partikel yang tidak dapat ditutupi oleh perekat, dan 4.
Dalamnya penetrasi perekat terhadap partikel.
2.3.5 Modulus of Elasticity MOE
Menurut Bowyer et al. 2003 kekakuan lentur atau Modulus of Elasticity MOE adalah suatu nilai yang konstan dan merupakan perbandingan antara
tegangan dan regangan dibawah batas proporsi. Tegangan didefinisikan sebagai distribusi gaya per unit luas, sedangkan regangan adalah perubahan panjang per
unit panjang bahan. Nilai MOE Modulus of Elasticity yang rendah akan meningkatkan kecepatan suara, kapasitas sound damping, dan koefisien absorbsi
suara Tsoumis 1991.
2.3.6 Modulus of Rupture MOR
Kekuatan lentur statis atau Modulus of Rupture MOR merupakan salah satu sifat mekanis yang sangat penting. Kekuatan lentur patah atau Modulus of
Rupture MOR merupakan sifat mekanis kayu yang berhubungan dengan kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban atau gaya
luar yang bekerja padanya dan cenderugn merubah bentuk dan ukuran kayu tersebut. Modulus of Rupture MOR dihitung dari beban maksimum beban pada
saat patah dalam uji keteguhan lentur dengan menggunakan pengujian yang sama untruk MOE Bowyer et al. 2003.
2.3.7 Kuat Rekat Internal Internal Bond
Kuat rekat internal atau internal bond adalah suatu ukuran ikatan antar partikel dalam lembaran papan partikel. Kuat rekat internal merupakan suatu
petunjuk daya tahan papan partikel terhadap kemungkinan pecah atau belah. Sifat kuat rekat internal akan semakin sempurna dengan bertambahnya jumlah perekat
yang digunakan dalam proses pembuatan papan partikel Bowyer et al. 2003.
2.3.8 Kuat Pegang Sekrup Screw Withdrawal
Kuat pegang sekrup menunjukkan kemampuan papan partikel untuk menahan sekrup yang ditanamkan pada papan partikel. Nilai kuat pegang sekrup
dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram JIS 5908: 2003.
2.4 Bahan Baku yang Digunakan 2.4.1 Bambu Betung