43
Artinya: “Api pengorbanan persembahan dinyalakan dengan keyakinan
yang mantap sraddha. Persembahan korban dihaturkan dengan sraddha. Kami memohon sraddha, yang memiliki nilai tertinggi di
dalam kemakmuran.”
16
Dari uraian di atas jelas bahwa sraddha mempunyai kedudukan dan fungsi yang mendasar yang membentuk ajaran agama Hindu yang perlu diyakini bagi
para penganutnya. Sebab, setiap tindakan tanpa dilandasi keyakinan yang mantap, akan sia-sia belaka. “Sraddha apnoti brahma apnoti,” mereka yang memiliki iman
yang mantap dapat mencapai dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula dalam melaksanakan yadnya, mutlak dilandasi sraddha yang
mantap.
17
C. Bhakti Marga Cinta Kasih
Dari beberapa jalan marga yang diyakini umat Hindu dapat menjadi sarana untuk mencapai Tuhan, Bhakti marga termasuk salah satunya. Bhakti
artinya “cinta kasih”.
18
Istilah bhakti ini digunakan untuk pernyataan cinta kasih kepada sesuatu yang lebih dihormati. Bhakti dibagi atas dua tingkat yaitu
Aparabhkti dan Parabhakti. Aparabhakti adalah cinta kasih yang perwujudannya
masih rendah dan dipraktekkan oleh mereka yang belum mempunyai tingkat
16
I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, Surabaya: Paramita, 2006, Cet. 5, hlm. 166-167.
17
I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, Surabaya: Paramita, 2006, Cet. 5, hlm. 243.
18
Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987, hlm. 18.
44
kerohanian yang tinggi. Sedangkan parabhakti adalah cinta kasih dalam perwujudannya yang lebih tinggi dan kerohaniannya sudah meningkat.
19
Ajaran tentang bhakti adalah ajaran yang mencari Tuhan dengan penyerahan diri dan pencurahan rasa, di mana cinta sebagai alat dan cinta juga
sebagai tujuan. Seorang bhakta penganut bhakti adalah orang yang penuh cinta kasih, cinta kepada Tuhan, cinta kepada manusia dan cinta kepada alam semesta
sarwa prani ciptaan Tuhan ini. Seorang bhakta mencintai Tuhan bukan karena ingin mendapat imbalan surga atau neraka ataupun moksa, karena bagi mereka
kebahagiaan tertinggi itu adalah bercinta dengan Tuhan. Bhakti inilah yang menimbulkan rasa rindu untuk bertemu dan melahirkan keikhlasan untuk
berkorban. Ide tentang persembahan bantenan dalam upacara-upacara pun lahir dari bhakti.
20
Adapun landasan yang dipakai dalam Bhakti marga ini antara lain sloka Bhagavad
-gita XI.54, sebagai berikut: Bhaktya tv ananyaya sakya
aham evam-vidho ‘rjuna jnatum drastum ca tattwena
pravestum ca pramtapa
Artinya: “Hanya dengan sujud bhakti Arjuna, aku dapat dijumpai berwujud
sebagai ini, setelah benar-benar mengenal dan melihat wujudku akan kembali bersatu dengan Aku, Parantapa.”
21
19
Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987, hlm. 18.
20
Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987, hlm. 19, 21, 26.
21
G. Pudja, Bhagavad-gita, Jakarta: Dept. Agama RI, 1984, Bab XI.54 hlm 102.
45
D. Masyarakat Hindu Cinere dan Yadnya Sesa