Makanan Persembahan Banten KORBAN SUCI

31 Artinya: Om anugraha amtadi sanjiwani ya namah swaha. “Ya Tuhan, semoga makanan ini menjadi penghidupan hamba lahir dan batin yang suci.” 36 d. Doa Selesai Makan Om Dhirgayur astu, awighnamastu, subham astu Om Sriyam bhawantu, sukham bhawantu, purnam bhawantu, ksama sampurnaya namah swaha. Om Shanti, Shanti, Shanti Om. Artinya: “Ya Tuhan semoga makanan yang telah masuk ke dalam tubuh hamba memberikan kekuatan dan kesehatan, panjang umur dan tidak mendapat sesuatu halangan apapun. Ya Tuhan, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.” 37

C. Makanan Persembahan Banten

Tujuan makan adalah untuk memelihara badan, kesehatan dan kehidupan. Di samping untuk memelihara badan jasmani, makanan juga berfungsi untuk kesehatan rohani. Semua orang mendambakan dan mencari kebahagiaan dalam hidupnya. Sedangkan kebahagiaan tersebut hanya dapat dicapai jika seseorang 36 Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, Denpasar: Pustaka Manikgeni, tt. Edisi Revisi, hlm. 44. 37 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, Surabaya: Paramita, 2005, hlm. 12. 32 dalam keadaan yang sehat jasmani dan rohaninya. Kitab suci Bhagavadgita Bab XVII sloka 8-10 membedakan makanan menjadi tiga, sebagai berikut: 1. Sattvika vegetarian, yaitu makanan dan minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, termasuk air murni dan susu segar; 2. Rajasa, yaitu makanan dan minuman yang berasal dari hewani, yang memabukkan seperti minuman keras, termasuk pula makanan yang terlalu pahit, terlalu asam, terlalu asin, terlalu pedas, terlalu berbumbu serta makanan yang membuat badan menjadi panas; 3. Tamasa, yaitu makanan basi, busuk, atau sisa orang lain serta jenis makanan yang diawetkan atau yang sudah dimasak berulang-ulang. 38 Dengan demikian, umat Hindu meyakini bahwa makanan yang dapat memberi energi hidup, energi kesehatan dan kebahagiaan digolongkan ke dalam makanan sattvika, sedangkan rajasa adalah makan yang menyebabkan penyakit dan kesedihan. Sementara makanan tamasa adalah makanan yang menyebabkan kebodohan dan kegelapan. 39 Makanan yang tergolong utama dan memenuhi syarat kesehatan adalah makanan vegetarian. para pakar ilmu gizi, para tokoh agama, orang-orang suci, senantiasa menganjurkan kepada umat manusia agar menjadi seorang vegetaris, karena begitu besar manfaatnya menjadi seorang vegetarian tidak makan daging, maka makanan jenis inilah yang tergolong sattvika. Ada suatu ungkapan yang mengatakan “Kamu adalah seperti apa yang kamu makan”. Mengkonsumsi daging berarti memindahkan sifat-sifat hewan ke dalam tubuh manusia, maka dari itu 38 G. Pudja, Bhagavad-gita, Jakarta: Dept. Agama RI, 1984, Bab XVII.8-10, hlm 99. 39 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, Surabaya: Paramita, 2005, hlm. 24-25. 33 sangat dianjurkan untuk menjadi seorang vegetarian, atau mengkonsumsi makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Makanan sattvika inilah makan yang terbaik untuk dipersembahkan kepada Tuhan dalam berbagai upacara termasuk dalam upacara Yadnya Sesa. Karena persembahan dalam Yadnya Sesa bersifat Bhakti, tentulah makanan tersebut harus berdasarkan kasih sayang. Bahkan kitab suci menganjurkan agar seseorang hendaknya mengusahakan untuk memperoleh makanan itu berlandaskan dharma. Hal ini tersirat dalam kitab suci Reg Veda Bab XII.1.17, yang berbunyi “Bumi ditegakkan oleh Dharma” 40 , maksudnya adalah jika adharma kejahatan merajalela maka peradaban di muka bumi ini akan hancur karena perbuatan demikian akan merusak keseimbangan kehidupan. Jika makanan yang akan dipersembahkan kepada Tuhan merupakan hasil dari adharma, maka yadnya orang yang mempersembahkannya akan menjadi sia-sia. Sebagaimana bunyi sloka Sarasamuccaya 184, yang isinya sebagai berikut: Pranasantapanirwistahkakinyo ‘pi Mahapalah, anyayopajita data na pararthe sahasracah, Yadyapin akedika ikang dana, ndan mangene welkang ya, agong phalanika, yadyapin akwqha tuwi, mangke welkang tuwi, yan antukning aniaya, nisphala ika, kalinganya, ta si kweh, ta si kedik, amuhara kweh kedik ning danaphala keneng paramarthanya, nyayangyay ning dana juga. Artinya: 40 I Made T., Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, Surabaya: Paramita, 2006, hlm. 102. 34 “Biarpun sedikit pemberian sedekah itu, tetapi mengenai kehausan atau keinginan hati, besarlah manfaatnya. Meski banyak apabila menyebabkan semakin haus dan diperoleh dengan cara yang tidak layak atau tidak patut, tiada faedahnya itu. Tegasnya bukan yang banyak atau bukan yang sedikit faedah pemberian itu, melainkan pada hakekatnya tergantung dari layak atau tidaknya pemberian itu.” 41

D. Filsafat Bhuta Kala