Sraddha Keimanan KEHIDUPAN UMAT HINDU

41 Yang lebih utama lagi, pelaksanan Yadnya Sesa tersebut tidak boleh dilepaskan dari sraddha keimanan dan ketulusan bhakti cinta kasih. 10

B. Sraddha Keimanan

Kata sraddha berasal dari akar kata “srat” yang berarti keimanan atau kebenaran satyamani. 11 Sraddha adalah keimanan atau kepercayaan yang tulus yang menegaskan kebenaran dan hukum untuk mengikat nilai-nilai spiritual pada diri manusia. Sraddha juga merupakan suatu keyakinan tentang tujuan hidup sebagai manusia yakni, suatu disiplin yang harus dipraktekkan untuk mencapainya, kemudian ajaran yang melandasi tujuan hidup itu sendiri serta disiplin yang harus dilakukan. 12 Di dalam ajaran kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan pokok-pokok ajaran Hindu, dikembangkan ajaran Panca Sraddha. Panca Sraddha ini mencakup lima pokok masalah yang menjadi landasan ajaran Hindu. 13 Lima kepercayaan atau keyakinan dalam Panca Sraddha, sebagai tujuan untuk mendapatkan hidup yang sempurna moksa meliputi: 1. Sraddha tentang adanya Brahman atau Atman 2. Sraddha tentang adanya Avatara, kitab suci dan para Rsi 3. Sraddha tentang adanya hukum karma 4. Sraddha tentang adanya samsara punarbhava 10 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 11 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, Surabaya: Paramita, 2006, Cet. 5, hlm. 165. 12 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, Surabaya: Paramita, 1996, hlm. vii. 13 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, Surabaya: Paramita, 1996, hlm. 41. 42 5. Sraddha tentang adanya moksa. 14 Sraddha sebagai pokok ajaran bagi umat Hindu mempunyai fungsi dan kedudukan yang khas dalam ajaran keagamaan Hindu. Fungsi-fungsi sraddha sebagai berikut: 1. Sraddha sebagai kerangka dharma merupakan kerangka bentuk isi dari pada agama Hindu. Laksana sebuah rumah, kerangka dari agama Hindu adalah sraddha itu sendiri. Sraddha-lah yang mewujudkan bentuk lahir dan berfungsi sebagai penyangga yang mendasari agama Hindu. 2. Sraddha sebagai alat atau sarana dalam mengantar manusia menuju kepada Tuhan. Pengertian ini dapat kita lihat dalam Yajur Weda XIX. 30 dan 77 yang mengatakan: Sraddhaya satyam apyati sraddham satye prajapatih Artinya: “Dengan sraddha orang akan mencapai Tuhan. Tuhan menetapkan, dengan sraddha menuju kepada Satya” 15 3. Sraddha sebagai syarat utama dalam persembahan korban. Pengertian ini dapat kita lihat dalam Reg Veda X. 151.5, sebagai berikut: Sraddhaya agnih samidhyate sraddhaya huyate havih sraddham bhagasya murdhani vacasa vedayamasi 14 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, Surabaya: Paramita, 1996, hlm. 54-55. 15 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, Surabaya: Paramita, 2006, Cet. 5, hlm. 168. 43 Artinya: “Api pengorbanan persembahan dinyalakan dengan keyakinan yang mantap sraddha. Persembahan korban dihaturkan dengan sraddha. Kami memohon sraddha, yang memiliki nilai tertinggi di dalam kemakmuran.” 16 Dari uraian di atas jelas bahwa sraddha mempunyai kedudukan dan fungsi yang mendasar yang membentuk ajaran agama Hindu yang perlu diyakini bagi para penganutnya. Sebab, setiap tindakan tanpa dilandasi keyakinan yang mantap, akan sia-sia belaka. “Sraddha apnoti brahma apnoti,” mereka yang memiliki iman yang mantap dapat mencapai dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula dalam melaksanakan yadnya, mutlak dilandasi sraddha yang mantap. 17

C. Bhakti Marga Cinta Kasih