III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan sejak bulan September 2007–Desember 2008 yang dilakukan di Balai Besar Litbang Pascapanen Cimanggu, Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik Balittro Cimanggu, Laboratorium Teknik Kimia Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB, dan Laboratorium Kesehatan
Daerah DKI Jakarta.
3.2. Bahan dan Alat a. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa bahan baku utama dan bahan pembantu. Bahan baku utama yang digunakan adalah akar wangi Vetiveria
zizanioides Stapt yang berasal dari perkebunan akar wangi rakyat di daerah Garut, Jawa Barat. Sebelum digunakan dilakukan persiapan pendahuluan bahan
baku untuk penyulingan meliputi proses pengeringan, dan pengecilan ukuran pencacahan.
Bahan pembantu adalah bahan kimia yang digunakan untuk pengujian sifat fisika kimia minyak akar wangi. Bahan kimia ini terdiri dari etanol, KOH,
penophtalein, HCL, asam asetat anhidrit, natrium asetat anhidrat, akuades, NaCl, Na
2
SO
4
anhidrid, Na
2
CO
3
, dan toluen.
b. Alat
Penyulingan menggunakan sistem penyulingan dengan uap langsung steam distillation dimana uap dibangkitkan dari ketel yang terpisah boiler. Alat
penyulingan terdiri atas boiler, ketel penyuling, alat pendingin kondensor, alat penampung dan pemisah minyak separator. Sistem penyulingan uap langsung
disajikan pada Gambar 6. Alat-alat ukur dan uji sifat fisika kimia yang digunakan adalah piknometer, refraktometer, polarimeter, termometer, tabung reaksi, gelas
ukur, neraca analitik, dan penangas air. Boiler yang digunakan adalah boiler buatan Jerman menggunakan tenaga
listrik daya 9 kWh dan menghasilkan tekanan uap maksimum 7 bar. Air masuk ke
boiler dengan menggunakan pompa. Penambahan air ke boiler dilakukan secara otomatis. Uap yang dihasilkan dari boiler kemudian dialirkan ke dalam ketel
dengan terlebih dahulu melewati pressure reducing valve. Besarnya tekanan uap diamati pada indikator tekanan di boiler.
Keterangan : A = Boiler; B = pressure reducing valve PRV; C = Ketel suling;
D = Kondensor; E = Separator; a = air boiler keluar; b = indikator tekanan; c = valve ; d = strainer ;
e = bahan; f = air ketel keluar; g = air masuk kondensor; h = spiral kondensor; i = air keluar kondensor
Gambar 6. Skema sistem penyulingan uap langsung steam distillation Pressure reducing valve PRV yang digunakan adalah tipe BRV2 dengan
spring code warna hijau yang mampu mengontrol tekanan keluar antara 1,4–4,0 bar. PRV ini dilengkapi dengan strainer yang terbuat dari bahan stainless steel
untuk menyaring uap yang akan masuk ke PRV, indikator tekanan, savety valve dan valve.
Ketel suling terbuat dari bahan stainless steel dengan diameter 40 cm dan tinggi 72 cm. Volume ketel adalah 90 liter dan volume bahan adalah 33,4 liter.
Tekanan yang masuk ke ketel diatur dengan memutar handwheel pada PRV. Besarnya tekanan dan suhu dalam ketel suling dapat dideteksi melalui sensor
tekanan yang terpasang pada bagian atas header ketel suling. Pada ketel suling terdapat saringan yang terbuat dari besi dengan ketinggian 10 cm dari dasar ketel.
Besarnya tekanan uap yang disalurkan ke ketel suling diamati pada indikator tekanan di boiler. Besarnya tekanan dan suhu dalam ketel suling dapat
dideteksi melalui sensor tekanan yang terpasang pada bagian atas header ketel suling. Untuk pengaturan besarnya tekanan didalam ketel suling digunakan katup
yang dapat diatur yang diletakkan dialiran masuk ke kondensor dekat kepala ketel suling, katup ini juga dipasang pada aliran uap steam dari boiler Gambar 6c.
Kondensor yang digunakan adalah penukar panas tipe spiral dengan panjang spiral 9 m dan diameter 19 mm. Kondensor terbuat dari bahan stainless
steel dengan diameter 26,7 cm dan tinggi 52 cm. Media pendingin menggunakan air. Alat pemisah kondensat terbuat dari bahan gelas dengan tinggi 40 cm dan
diameter 20 cm. Analisa Gas Chromatography–Mass Spectrometry menggunakan agilent
technologies 6890 gas chromatograph dan 5972 mass selective detector dan chemstation data system. Kolom yang digunakan adalah kolom kapiler HP Ultra 2
dengan panjang 17 m, diameter 0,25 mm dan tebal 0,25 m. Kondisi operasi yang digunakan antara lain: suhu injeksi 250
o
C, suhu ion source 230
o
C, suhu interface 280
o
C, suhu quadrupole 140
o
C, flow kolom 0,7 lmenit, volume injeksi 2 L.
3.3. Tahapan Penelitian