13 sekitar 0.563 mg100 g. Penambahan 1 bawang putih dalam pakan menaikkan
masing-masing 7.106 mgdl fraksi HDL darah, 0.32 mgdl lemak darah, 0.049 mg100 g lemak daging dan menurunkan 0.448 mg100 g fraksi HDL daging.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa bawang putih dapat digunakan untuk menghasilkan produk spesifik seperti daging rendah kolesterol dan lemak.
C. Zink Zn
Mineral zink dikukuhkan sebagai salah satu zat nutrisi esensial untuk ternak sejak tahun 1934 Pond et al. 1995 dan sejak awal tahun 1960-an untuk manusia
Berdanier 1998. Mineral zink tersebar di dalam jaringan tubuh, tetapi konsentrasi terbesar berada dalam hati, ginjal, otot, pankreas, mata, kelenjar
prostat, kulit, rambut dan wool Pond et al. 1995. Pond et al. 1995 mengatakan bahwa konsentrasi Zn dalam darah dibagi menjadi dua, yaitu dalam sel dan
plasma darah dengan rasio 9:1. Selanjutnya dipaparkan bahwa Zn plasma terikat lemah dengan albumin 1:3 dan terikat kuat dengan globulin 2:3 serta responsif
terhadap pemberian ransum. Mineral zink diabsorpsi dengan bantuan proses difusi dalam duodenum dan
jejunum dan jejunum bagian atas. Zat-zat yang membantu absorpsi mineral antara lain asam-asam amino terutama histidin dan sistein, asam sitrat, asam pikolonik
paa tikus dan air susu manusia, tetapi tidak ada pada air susu sapi. Zat-zat lain yang mempengaruhi absorpsi mineral zink adalah monosakharida dan komponen-
komponen EDTA. Dalam jumlah besar, mineral zink disekresi dalam cairan saliva, dan cairan pankreas. Konsentrasi mineral zink dalam duodenum dapat
mencapai 3 kali jumlah konsumsi mineral ini dari ransum Piliang 2007. Penyerapan mineral zink oleh ternak dan manusia sangat rendah. Menurut
Underwood 1971 kemampuan hewan untuk menyerap Zn tergantung struktur kimia dan kombinasinya. Zn dalam bentuk oksida ZnO, karbonat ZnCO
3
dan sulfat ZnSO
4.
H
2
O mempunyai ketersediaan yang sama untuk ayam, sedangkan Zn sulfida ZnS tidak dapat diserap. Menurut Pond et al. 1995 absorpsi Zn dari
saluran pencernaan terjadi sepanjang usus halus dan hanya diserap sekitar 5-40 dari yang dikonsumsi.
14 Defisinesi zink dapat menyebabkan infertilitas dan disfungsi sistem imun
Tanaka et al. 2001. Menurunnya kadar zink intraseluler dapat meningkatkan kejadian apoptosis. Apoptosis merupakan kematian sel secara terencana yang
diatur oleh suatu gen. Kejadian meningkatnya apoptosis akibat defisiensi zink sering dijumpai pada tulang, esofagus, sel limfosit timus, kulit, sel epitel, testis,
sel acinar pankreas, usus, sel epitel retina, perkembangan jaringan pada fetus Truong et al. 2000. Disamping itu defisiensi zink dapat menyebabkan kegagalan
fungsi monosit dan menurunnya aktivitas fagositosis oleh sel neutrofil Helge Rink 2000. Tanda defisiensi Zn yang paling jelas terjadi pada semua species
ternak adalah terhambatnya pertumbuhan, anoreksia, penurunan aktivitas alkaline phospatase dan konsentrasi Zn plasma Pond et al. 1995. Pada tikus, defisiensi
Zn menyebabkan glucose intolerance, yang membuktikan adanya hubungan antara Zn dengan insulin. Piliang et al. 2006b melaporkan bahwa tanda-tanda
yang terjadi akibat adanya defisiensi Zn diantaranya adalah kecepatan pertumbuhan terhambat baik pada anak-anak maupun ternak, anoreksia,
perkembangan karakteristik seks sekunder terhambat dan pada ayam petelur daya tetas telur menurun.
Sumiati 2005 melakukan penelitian dengan menggunakan tikus dengan ransum yang mengandung 28.59 mg Znkg ransum dengan rasio molar asam fitat :
Zn = 27 tidak menyebabkan penurunan pertumbuhan pada tikus, tetapi dengan suplementasi ZnO dengan rasio molar asam fitat : Zn = 20, 15 dan 10 dapat
meningkatkan retensi mineral Zn, kandungan Zn dan aktivitas alkalin fosfatase dalam serum, meningkatnya berat organ reproduksi testis dan ovarium,
bertambahnya ukuran organ yang memproduksi kekebalan tubuh thimus serta ukuran pankreas.
Suplementasi Zn dalam Ransum
Hasil penelitian Kim dan Patterson 2004 menunjukkan bahwa ekskresi Zn dalam manure ayam broiler meningkat secara linier sejalan dengan meningkatnya
taraf Zn ransum. Selanjutnya dikatakan bahwa ayam yang mengkonsumsi ransum yang disuplementasi 1 500 mg ZnOkg ransum mengeluarkan Zn 16 lebih
banyak dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum dengan penambahan 1 500
15 mg ZnSO
4
kg ransum. Hal ini disebabkan ketersediaan biologis bioavailability ZnO lebih rendah dibandingkan dengan ZnSO
4
. Lebih lanjut dikatakan suplementasi 1 500 ppm Zn dalam bentuk ZnSO
4
menurunkan bobot badan, konsumsi ransum dan efisiensi penggunaan ransum ayam broiler dibandingkan
dengan suplementasi Zn dalam bentuk ZnO pada dosis yang sama. Suplementasi ZnO sebanyak 500, 1 000 dan 1 500 mgkg ransum tidak menekan performa ayam
broiler. Piliang et al. 1982 melakukan penelitian suplementasi tiga taraf kadar Zn
dalam bentuk ZnCO
3
25, 125 dan 225 ppm dalam ransum ayam petelur yang mengandung tiga taraf dedak padi 25, 50 dan 75. Hasilnya adalah
suplementasi 125 ppm ZnCO
3
dalam ransum yang mengandung dedak padi 25 meningkatkan produksi telur dibandingkan dengan produksi telur yang diberi
ransum 25 dedak padi 25 ppm ZnCO
3
, yaitu dari 72.91 menjadi 77.67. Suplementasi semua taraf ZnCO
3
nyata meningkatkan kadar Zn dalam serum ayam petelur dibandingkan tanpa suplementasi.
Ali et al. 2003 melakukan penelitian dengan melihat pengaruh pemberian dua level methionin 100 dan 120 dan tiga level Zn dalam bentuk ZnO 60,
120, 180 mgkg dan Zn-methionin Zn-Met produk komersial, disuplementasi pada ransum kontrol sebanyak 0.36 gkg dengan parameter performans, respon
imun pada ayam broiler. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan peningkatan level Zn sampai pada 120 mgkg nyata P0.01 meningkatkan berat badan, konversi
pakan, efisiensi ekonomi dan titer antibodi pada Sheep Red Blood Cells SRBC. Selain itu, suplementasi Zn pada ransum broiler diatas 120 mgkg tidak
mempengaruhi parameter yang diukur. Level Zn plasma meningkat sejalan dengan meningkatnya pemberian level Zn dalam ransum. Suplementasi Zn-
methionin dalam ransum kontrol juga nyata meningkatkan P0.01 berat badan, konversi ransum dan total protein plasma darah, globulin, kandungan Zn dan titer
antibodi pada SRBC. Pemberian methionin, Zn atau Zn-Met tidak memberi pengaruh pada karakteristik karkas. Kesimpulannya bahwa pakan broiler yang
disuplementasi dengan mineral organik produk komersial seperti Zn-Met atau 120 mgkg Zn inorganik nyata meningkatkan performa, efisiensi ekonomi dan
respon imun pada ayam broiler.
16 Mabe et al. 2003 melakukan penelitian mengkombinasikan Zn, Mn, dan
Cu baik organik dan inorganik pada ransum ayam petelur untuk melihat pengaruh kualitas sel telur. Penambahan Zn 32.6 mgkg, Mn 24.7 mgkg dan Cu 4.95
mgkg pada ransum berbasis jagung-kacang kedelai dan Zn 30, 60 mgkg, Mn 30, 60 mgkg dan Cu 5, 10 mgkg pada ransum basal. Penambahan kombinasi
Zn, Mn, dan Cu meningkatkan konsentrasi Zn, Mn dan Cu pada kuning telur dan juga menurunkan berat telur selama beberapa pengamatan dari ayam petelur umur
32, 60 dan 69 minggu. Penambahan Zn, Mn dan Cu tidak memberikan pengaruh pada kualitas sel telur persentasi sel telur, indeks sel telur, dan kekakuan sel
telur.
D. Darah