Bawang Putih Kajian Efektifitas Pemberian Kunyit, Bawang Putih Dan Mineral Zink terhadap Performa, Kadar Lemak, Kolesterol Dan Status Kesehatan Broiler

9 tepung kunyit dan tepung daun pepaya sebanyak 1, 1.5 dan 2 dalam ransum ayam broiler yang diberi cekaman panas belum mampu memberikan performa yang lebih baik dibandingkan tanpa pemberian tepung kunyit dan tepung daun pepaya walaupun memiliki persentase karkas yang sama dan kualitas lemak abdominal yang lebih rendah dibanding dengan kontrol. Intania 2006 mengemukakan bahwa jangkrik dengan substitusi 0.4 tepung kunyit memiliki produksi telur dan pertambahan bobot badan tertinggi serta konversi pakan terhadap produksi telur yang terendah selama 36 hari masa bertelur. Substitusi tepung kunyit sebanyak 0.8 secara umum menghasilkan jangkrik dengan produksi telur terendah dengan mortalitas induk tertinggi. Hadian 2004 mengemukakan bahwa penambahan tepung kunyit dalam ransum berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan mencit umur 35 hari dengan penambahan tepung kunyit yang terbaik sebanyak 4. Lebih lanjut dikatakan bahwa tidak ada interaksi antara penambahan tepung kunyit dalam ransum dan jenis persilangan terhadap performa mencit. Penambahan ekstrak kunyit dalam air minum berpengaruh nyata terhadap konsumsi air minum mencit jantan dan betina pada waktu bunting, semakin meningkat taraf penggunaannya, meningkat pula konsumsi air minum. Secara umum dengan penambahan ekstrak kunyit dalam air minum dapat memperbaiki penampilan produksi dan reproduksi mencit Suardi 2006.

B. Bawang Putih

Bawang putih Allium sativum Linn. adalah herbal semusim berumpun yang memiliki ketinggian sekitar 60 cm. Bawang putih mengandung minyak atsiri aliin dan alisin yang berkaitan dengan daya antibakteri. Akhir-akhir ini para peneliti lebih memfokuskan pada komponen bawang putih yang mengandung sulfur yang disebut alisin. Komponen ini dibedakan menjadi dua yaitu bagian yang larut dalam minyak dan bagian yang larut dalam air. Komponen larut dalam minyak antara lain sulfida, seperti dialil sulfida DAS, dialil disulfida DADS, dialil trisulfida dan alil metil trisulfida, dithiins, dan ajoene. Komponen yang larut dalam air merupakan turunan sistein, seperti S–alilsistein SAC, S–alil merkaptosistein SAMC dan S-metilsistein, dan turunan gamma–glutamil 10 sistein. Komponen larut dalam air lebih stabil dibanding komponen larut dalam minyak Amagase et al. 2001. Komposisi Kimia Bawang Putih Umbi bawang putih bukanlah bahan yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat, lemak ataupun protein. Dalam setiap 100 gram umbi bawang putih yang dapat dimakan edible prortion mempunyai kompisisi kimia Tabel 3. Bawang putih Allium sativum L. memiliki kandungan kimia seperti saponin, sterol, mineral dan selenium, vitamin C, thiamin, riboflavin, niacin, asam pantotenat dan vitamin E. Flavonoid dan fenol ditemukan dalam konsentrasi yang rendah. Bawang putih mengandung komponen allisin yang berfungsi sebagai antibakteri. Allisin yang berasal dari ekstrak segar bawang putih memiliki aktivitas antibakteri yang luas cakupannya baik untuk bakteri gram negatif maupun gram positif. Alisin tidak terbentuk pada tanaman utuh bawang putih, karena bawang putih utuh mengandung aliin dan enzim alinase. Apabila bawang putih diiris atau dihancurkan maka aliin akan bereaksi dengan enzim alinase membentuk alisin Keusgen 2002. Komposisi kimia bawang putih dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Komposisi kimia bawang putih Allium sativum Komponen Jumlah Kadar air Energi kalori Protein Lemak Serat Karbohidrat Ca mg100 g Fosfat mg100 g Fe mg100 g Na mg100 g K mg100 g Allisin 60.9-67.8 122 3.5–7 0.3 0.7 24.0-27.4 26-28 79–109 1.4-1.5 16–28 346-377 70 Sumber : Wibowo 2001 Wahyuono 1999 11 Seorang peneliti gizi dan pendiri The International Academy of Biological Medicine, Dr. Paavo Airola, telah berhasil menemukan dan mengisolasi sejumlah komponen aktif dari bawang putih, yaitu: 1 allisin; zat aktif yang mempunyai daya bunuh pada bakteri dan daya antiradang, 2 alliin; suatu asam amino sebagai antibiotik, 3 gurwitchrays sinar gurwitch; radiasi mitogenetik yang merangsang pertumbuhan sel tubuh dan mempunyai daya peremajaan rejuvenating effect pada semua fungsi tubuh, 4 antihemolytic factor, faktor anti lesu darah atau anti kekurangan sel-sel darah merah, 5 antiarthritis factor faktor antirematik; yang dibuktikan dalam penelitian-penelitian di Jepang, terutama di Rumah Sakit Angkatan Darat, 6 sugar regulating factor faktor pengatur pembakaran gula secara normal efisien dalam tubuh; bermanfaat untuk menunjang pengobatan diabetes, 7 allitiamin; suatu sumber ikatan-ikatan biologi yang aktif serta vitamin B B 1 , 8 selenium; suatu mikro mineral yang merupakan faktor yang bekerja sebagai antioksidan. Selenium juga mencegah terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak, 9 germanium; merupakan mineral anti kanker yang ampuh, yang dapat menghambat dan memusnahkan sel-sel kanker dalam tubuh, 10 antitoksin; anti racun atau pembersih darah dari racun- racun bakteri ataupun populasi logam-logam berat, 11 metilallil trisulfida; mencegah pengentalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak, 12 diallil disulfida, allilpropil disulfida dan skordinin Karossi et al. 1993 Selain komposisi kimia diatas, umbi bawang putih juga mengandung vitamin seperti thiamin, riboflavin, niasin dan asam askorbat. Sementara itu, - karotennya yang merupakan bentuk pro vitamin A dalam bahan nabati sangat kecil sekali jumlahnya, β-karoten justru paling banyak dijumpai pada daun bawang putih Wibowo 2001. Pengaruh Bawang Putih Terhadap Penampilan Ternak Nusdianto dan Triakoso 1999 menyatakan bahwa pemberian bawang putih dalam pakan ayam dapat mempertahankan produktifitas ayam pedaging. Pemberian bawang putih 5 dalam pakan ayam memberikan pengaruh berat badan tertinggi. Pemberian bawang putih 5 dan 10 mempunyai konversi pakan yang sama, dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian bawang putih. Pemberian 12 bawang putih dengan tujuan mempertahankan produktivitas ayam pedaging sebaiknya menggunakan 5 bawang putih. Suharti 2004 menyatakan pemberian serbuk bawang putih 2.5 dalam ransum dapat meningkatkan konversi ransum, meningkatkan persentase karkas, serta menurunkan koloni bakteri Salmonella typhimurium dan dapat meningkatkan kadar -globulin tetapi tidak mempengaruhi kadar imunoglobulin darah. Pemberian bubuk bawang putih dengan dosis 7.5 menurunkan kadar kolesterol serum ayam kampung sebesar 10.32 juga meningkatnya kadar HDL ayam kampung yang diberi bubuk bawang putih dengan dosis 5-7.5, diduga karena adanya kandungan zat aktif allicin yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah Sari 2007. Safithri 2004 mengemukakan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactie, Staphylococcus aureus, dan Eschericia coli. Ekstrak air bawang putih dengan konsentrasi 20 mempunyai aktivitas antibakteri yang sama dengan ampicilin 5 μg terhadap bakteri S. agalactie, S. aureus, dan E. coli. Ekstrak etanol bawang putih pekat mempunyai aktifitas antibakteri lebih lemah dari ampicilin 5 μg terhadap S. agalactie, S. aureus, dan E. coli. Pemberian ekstrak air bawang putih pada tikus tidak mempengaruhi bobot badan dan nafsu makan tikus. Tikus yang diinfeksi bakteri S. agalactie, S. aureus, dan E. coli telah mengalami perubahan struktur kelenjar, sekresi susu, sistem duktus penyalur susu, tetapi tidak mengalami peradangan pada ambing tikus. Pemberian ekstrak air bawang putih 20 dapat mempertahankan ambing tikus tetap normal. Jaya 1997 dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa penambahan 1 bawang putih dalam pakan ayam broiler dapat menurunkan sekitar 17.10 mgdl 8.97 kadar kolesterol darah dan sekitar 13.02 mgdl 7.06 kadar kolesterol daging. Dijelaskan pula bahwa setiap penurunan 1 mgdl kadar kolesterol darah akan menyebabkan juga penurunan kadar kholesterol daging sekitar 0.432 mg100 g. Penurunan fraksi LDL dalam darah sekitar 7.476 mgdl 12.96 dan 14.44 mg100 g fraksi LDL daging 13.35. Penurunan 1 mgdl fraksi LDL darah akan menyebabkan juga penurunan kadar kolesterol daging 13 sekitar 0.563 mg100 g. Penambahan 1 bawang putih dalam pakan menaikkan masing-masing 7.106 mgdl fraksi HDL darah, 0.32 mgdl lemak darah, 0.049 mg100 g lemak daging dan menurunkan 0.448 mg100 g fraksi HDL daging. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa bawang putih dapat digunakan untuk menghasilkan produk spesifik seperti daging rendah kolesterol dan lemak.

C. Zink Zn