Alat penangkapan ikan Perikanan Tangkap

2.5.1 Alat penangkapan ikan

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan karang umumnya bersifat pasif sehingga dibutuhkan suatu pemikat, agar ikan berenang mendekati alat tangkap. Contoh pemikat ini adalah umpan. Saat ini terdapat berbagai jenis alat yang dapat digunakan untuk menangkap ikan-ikan karang. Secara umum alat penangkap ikan tersebut tergolong kedalam jenis bubu, muro ami dan teknik lain dengan menggunakan peledak dan racun Antariksa dan Bandiyono, 1999. Alat tangkap ikan yang merupakan salah satu sarana pokok adalah penting dalam rangka pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan secara optimal dan berkelanjutan Anonymous, 1993. Adapun jenis alat tangkap yang dominan digunakan, mencakup jaring insang gill net, rawai longline, pukat cincin purse seine dan jaring udang trawl Ayward, 1992; Mulyanto, 1995. Jaring insang merupakan alat tangkap yang mempunyai besar mata jaring yang disesuaikan dengan sasaran ikan atau non-ikan yang akan ditangkap. Ikan tertangkap karena terjerat pada bagian tutup insangnya Subani dan Barus, 1989; Mulyanto, 1995. Rawai merupakan alat tangkap yang berbentuk rangkaian tali temali panjang yang bercabang-cabang dan setiap ujung cabangnya diikatkan sebuah mata pancing hook dengan berbagai ukuran Hayward, 1992; Subani dan Bares, 1989. Pukat cincin merupakan alat tangkap yang dilengkapi dengan cincin dan tali kerut pada bagian bawah jaring, yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kerut tersebut Hayward, 1992; Mulyanto, 1995; Subani dan Bares, 1989. Pukat udang dari segi operasionalnya sama dengan pukat harimau yang penggunaannya dilarang oleh pemerintah Keppres No.39 tahun 1980 , yang membedakan adalah adanya tambahan alat pemisah ikan Subani dan Bares, 1989; Mulyanto, 1995. Perkembangan alat penangkap ikan di Kabupaten Halmahera Utara sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 menurut jenis alat tangkap, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa alat tangkap pukat pantai mempunyai jumlah yang tetap selama selang waktu 2004-2008. Beberapa jenis alat tangkap yang mengalami kenaikkan jumlah yang relatif kecil adalah: alat tangkap pukat cincin, jaring lingkar, trammel net, bagan tancap, rawai tetap, rawai tuna, pancing tonda dan sero. Tabel 1 Jumlah unit penangkapan menurut jenis alat di Halmahera Utara No Alat tangkap menurut jenisnya Jumlah alat menurut tahun 2004 2005 2006 2007 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Pukat pantai Pukat cincin Jaring lingkar Jaring insang hanyut Jaring insang tetap Jaring klitik Trammel net Bagan perahu Bagan tancap Rawai tetap Rawai tuna Rawai hanyut Huhate Pancing tonda Pancing ulur Sero Bubu 23 32 26 43 35 4 16 59 7 21 32 8 50 122 859 2 27 23 33 28 43 35 4 17 60 8 21 33 7 52 124 939 4 27 23 37 28 43 35 4 17 60 8 22 33 8 53 124 1.029 4 30 23 37 28 41 33 3 18 60 8 22 34 10 55 124 1.155 4 27 23 40 30 41 33 3 18 40 8 22 34 10 40 140 1.250 4 26 Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2009. Alat tangkap yang mengalami kenaikkan jumlah yang cukup signifikan pada setiap tahun yaitu: pancing ulur. Alat tangkap yang mengalami penurunan jumlah sampai pada akhir tahun 2008 yaitu: jaring insang hanyut, jaring insang tetap, jaring klitik, bagan perahu, huhate dan bubu. Jumlah unit penangkapan tersebut melaksanakan operasi penangkapan sebanyak jumlah tripnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa fluktuasi jumlah trip setiap tahun selang periode 2004-2008 tidak sama dengan fluktuasi jumlah alat tangkap, kecuali pada alat tangkap pancing ulur, terlihat jelas terjadi kenaikkan jumlah trip setiap tahun secara signifikan. Jumlah trip penangkapan menunjukkan besarnya aktivitas penangkapan dari setiap alat penangkapan dalam beroperasi. Tabel 2 Jumlah trip penangkapan menurut jenis alat di Halmahera Utara No Alat tangkap menurut jenisnya Jumlah trip menurut tahun 2004 2005 2006 2007 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Pukat pantai Pukat cincin Jaring lingkar Jaring insang hanyut Jaring insang tetap Jaring klitik Trammel net Bagan perahu Bagan tancap Rawai tetap Rawai tuna Rawai hanyut Huhate Pancing tonda Pancing ulur Sero Bubu 5.796 6.680 6.240 4.320 7.400 402 3.005 1.872 588 2.764 5.376 1.524 9.088 21.600 254.880 168 2.268 5.646 7.600 6.320 4.343 7.140 432 3.060 9.840 640 3.549 5.544 1.428 10.608 24.396 262.639 176 2.510 5.106 8.140 5.712 4.301 7.022 435 3.043 9.509 672 3.696 5.537 1.632 10.812 25.296 276.221 180 2.670 5.244 7.548 5.600 4.018 7.194 324 3.564 9.840 669 3.586 6.120 1.800 11.220 29.140 296.835 200 2.144 5.380 8.200 6.240 4.961 7.260 331 3.672 6.720 656 3.960 6.188 1.790 7.860 28.021 317.500 232 2.755 Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2009. Fluktuasi jumlah trip disesuaikan dengan keadaaan iklim dan cuaca pada setiap tahunnya. Perubahan-perubahan cuaca dan iklim yang tidak seragam setiap tahun membuat kesempatan melaut juga berbeda setiap tahun. Sekalipun demikian diharapkan dunia perikanan tangkap di Kabupaten Halmahera Utara dapat menjawab tantangan peningkatan taraf hidup masyarakat di waktu yang akan datang.

2.5.2 Armada perikanan