Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biomassa Pengukuran dan Pendugaan Biomassa

Biomassa atas permukaan adalah semua material hidup di atas permukaan. Bagian yang termasuk dari biomassa atas permukaan ini adalah batang, tunggul, cabang, kulit kayu, biji dan daun vegetasi baik strata pohon maupun dari strata tumbuhan bawah di lantai hutan. Biomassa bawah permukaan adalah semua biomassa dari akar tumbuhan yang hidup. Pengertian akar ini berlaku hingga ukuran diameter tertentu yang ditetapkan. Hal ini dilakukan karena akar tumbuhna dengan diameter yang lebih kecil dari ketentuan cenderung sulit untuk dibedakan dengan bahan organik tanah dan serasah Sutaryo 2009.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biomassa

Faktor iklim seperti suhu dan curah hujan merupakan faktor yang mempengaruhi laju peningkatan karbon biomassa pohon Kusmana 1993. Selain curah hujan dan suhu yang mempengaruhi besarnya biomassa yang dihasilkan adalah umur dan kerapatan tegakan, komposisi dan struktur tegakan serta kualitas tempat tumbuh Satoo dan Madgwick 1982. Biomassa tegakan hutan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, sejarah perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan Lugo dan Snedaker 1974. Semakin tinggi suhu akan menyebabkan kelembaban udara relatif semakin berkurang. Kelembaban udara relatif bisa mempengaruhi laju fotosintesis. Hal ini disebabkan udara yang relatif tinggi akan memiliki tekanan udara uap air pasial CO 2 sehingga memudahkan uap air berdifusi melalui stomata. Akibat selanjutnya laju fotosintesis akan menurun Siringo Ginting 1997 dalam Ojo 2003.

2.2.3 Pengukuran dan Pendugaan Biomassa

Pengukuran biomassa vegetasi dapat memberikan informasi mengenai nutrisi dan persediaan karbon dalam vegetasi secara keseluruhan atau jumlah bagian-bagian tertentu seperti kayu yang sudah ditebang. Biomassa vegetasi pohon tidak mudah diukur khususnya hutan campuran dan tegakan tidak seumur. Pengumpulan data biomassa dapat dikelompokkan dengan cara dekstruktif dan non destruktif tergantung jenis parameter vegetasi yang diukur seperti yang tercantum pada Tabel 1 Hairiah et al. 2001. Tabel 1 Parameter-parameter biomassa diatas tanah dan metode pendugaan simpanan biomassa Parameter Metode Tumbuhan bawah Pemanenandestruktif Serasah : 1. Serasah kasar 2. Serasah halus Pemanenandestruktif Pohon Hidup Non-destruktif, persamaan allometrik Pohon mati berdiri nekromassa Non-destruktif, persamaan allometrik yang bercabang atau silinder yang tidak bercabang Pohon mati roboh nekromassa Non-destruktif, persamaan silinder atau allometrik untuk yang bercabang Tunggak pohon nekromassa Non-destruktif, persamaan silinder Pendugaan biomassa hutan diperlukan untuk mengetahui perubahan cadangan karbon untuk tujuan lain. Pendugaan biomassa diatas permukaan tanah sangat penting untuk mengkaji cadangan karbon dan efek dan deforestasi dan penyimpanan karbon dalam keseimbangan karbon secara global Ketterings et al. 2001. Menurut Brown 1997 ada dua pendekatan untuk menduga biomassa dari pohon yaitu pendekatan yang pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian dirubah menjadi jumlah biomassa tonha sedangkan pendekatan yang kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa. Pendekatan pertama menurut Brown 1997 menggunakan persamaan dibawah ini : Biomassa diatas tanah tonha : VOB x WD x BEF Dimana, VOB : Volume batang bebas cabang dengan kulit m 3 ha WB : Kerapatan kayu BEF : Faktor ekspansi Pendekatan yang kedua dengan menggunakan persamaan regresi biomassa yang didasarkan pada diametr batang pohon. Dasar dari persamaan regresi ini adalah hanya mendekati biomassa rata-rata per pohon menurut sebaran diameter, menggabungkan sejumlah pohon pada setiap kelas diameter dan menjumlahkan total seluruh pohon untuk seluruh kelas diameter. Pengukuran biomassa vegetasi dapat memberikan informasi tentang nutrisi dan persediaan karbon dalam vegetasi secara keseluruhan atau jumlah bagian-bagian tertentu seperti kayu yang sudah ditebang. Chapman 1976 mengelompokkan metode pendugaan biomassa diatas tanah ke dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Metode destruktif permanenan a. Metode permanenan individu tanaman, metode ini digunakan pada tingkat kerapatan individu tumbuhan cukup rendah dan komunitas tumbuhan dengan jenis sedikit. b. Metode permanenan kuadrat, metode ini mengharuskan memanen semua individu pohon dalam suatu unit cintoh dan menimbangnya. c. Metode permanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata- rata, metode ini biasanya diterapkan pada tegakan yang memiliki ukuran seragam. 2. Metode non destruktif tidak langsung a. Metode hubungan allometrik, persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik antara dimensi pohon dengan biomassanya. Pembuatan persamaan tersebut dengan cara menebang pohon yang mewakili sebaran kelas diameter dan ditimbang. b. Crop meter, penduga biomassa metode ini dengan cara menggunakan seperangkat peralatan elektronika listrik yang kedua kutubnya diletakkan diatas permukaan tanag pada jarak tertentu. Pendugaan biomassa hutan dibutuhkan untuk mengetahui perubahan cadangan karbon untuk tujuan lain. Pendugaan biomassa diatas permukaan tanah sangat penting untuk mengkaji cadangan karbon dan efek dari deforestasi dan penyimpanan karbon dalam keseimbangan karbon secara global Ketterings et al. 2001. Menurut Rahayu et al. 2004 peningkatan penyerapan cadangan karbon dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Meningkatkan pertumbuhan biomassa hutan secara alami. 2. Menambah cadangan kayu pada ahutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu. 3. Mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh. Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomassa kayu sehingga cara yang paling mudah untuk meningkatkan cadangan karbon adalah dengan menanam dan memelihara pohon.

2.3 Peranan Hutan sebagai Penyerap Karbon