rendah Foth 1988. Kandungan kalsium yang cukup tersedia pada kisaran pH 7,0–8,5 dan kandungan kalsium menurun pada pH kurang dari 7,0 serta lebih
tinggi dari 8,5 , jika dibandingkan dengan lokasi tutupan lahan lainya lokasi kebun sawit 1 memiliki kandungan kalsium yang lebih tinggi sebab pada tanah sawit 1
masih terdapat mineral-mineral primer yang dapat menghasilkan kalsium dalam bentuk Ca
2+
. Kandungan kalsium pada kebun sawit 1 termasuk kriteria rendah 2–5 m, sedangkan pada jenis tutupan lahan yang lain termasuk pada kategori
rendah yaitu kurang dari 2 Ca. Kandungan Kalsium pada kesepuluh tutupan lahan yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Kandungan Kalsium Ca tanah
No Jenis tutupan Lahan Ca
1 Kebun Sawit 1 4,04
2 Kebun Sawit 2 0,01
3 Mangrove 1 0,40
4 Mangrove 2 0,34
5 Kebun campuran 1 0,17
6 Kebun campuran 2 0,44
7 Hutan campuran 1 0,01
8 Hutan campuran 2 0,12
9 Tegalan 0,05
10 Rawa 0,66
5.3.1.2.7 Magnesium Mg
Magnesium juga termasuk unsur yang berasal dari mineral-mineral tanah yang dikeluarkan dalam bentuk Mg
+
. Kandungan magnesium pada tutupan lahan hutan campuran 2 lebih tinggi dibanding kesepuluh tutupan lahan yang lainya. Hal
ini dapat disebabkan tanah pada hutan campuran 2 masih mengandung banyak mineral-mineral tanah. Kandungan Mg pada hutan alam 2 termasuk dalam
kategori rendah yaitu berkisar dari 0,1 −2,1
Mg
, sedangkan kandungan Mg pada tutupan lahan yang lain juga tidak jauh berbeda terletak pada kategori rendah
dan sangat rendah. Secara keseluruhan kandungan magnesium termasuk kurang, karena magnesium tersedia cukup pada pH 6,5
−9,0 Foth 1988.
Tabel 13 Kandungan Magnesium Mg tanah
No Jenis tutupan Lahan Mg
1 Kebun Sawit 1
0,18 2
Kebun Sawit 2 0,10
3 Mangrove 1
0,78 4
Mangrove 2 0,68
5 Kebun campuran 1
0,66 6
Kebun campuran 2 0,60
7 Hutan campuran 1
0,14 8
Hutan campuran 2 0,79
9 Tegalan
0,55 10
Rawa 0,26
Pada tutupan lahan kebun sawit 2 yang memiliki jumlah karbon total terbesar, kandungan magnesium yang dimiliki hanya sebesar 0,10
Mg
termasuk dalam kategori sangat rendah. Kandungan Mg pada kesepuluh tutupan lahan yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 13.
5.3.2 Topografi
Topografi yang di teliti dalam penelitian ini mencakupi kemiringan lahan dan ketinggian tempat penelitian pada kesepuluh tutupan lahan tersebut. Dari
kesepuluh tutupan lahan, tutupan lahan berupa hutan campuran 2 memiliki nilai lereng terbesar yaitu 35. Berdasarkan klasifikasi Arsyad 2010 nilai tersebut
termasuk dalam kategori yang agak curam. Semakin besar kemiringan lereng semakin menunjukan daerah tersebut mudah mengalami erosi.
Pada kebun sawit 2 yang memiliki karbon total terbesar, memiliki kemiringan lereng sebesar 9 yang termasuk kategori landau dan berombak.
Dengan kondisi kemiringan seperti ini dalam kesesuaian lahan untuk tanaman sawit termasuk dalam kelas lahan S3.
Ketinggian tempat lokasi penelitian cukup rendah karena lokasi penelitian di lakukan pada daerah tepi pantai. Lokasi yang memiliki ketinggian tempat yang
paling tinggi yaitu hutan alam karena lokasi ini terletak pada topografi yang berbukit-bukit.