5. Lain-lain, meliputi penggunaan lahan untuk tempat rekreasi, jalan raya, pertambangan, pembuangan sampah dan lainnya.
2.5 Sifat Fisik Tanah
2.5.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan komposisi butiran penyusun tanah yang pada umumnya terdiri dari pasir, debu dan liat yang mempunyai ukuran kurang dari 2 mm.
Pasir biasanya didominasi oleh mineral kuarsa SiO
2
yang sangat tahan terhadap pelapukan sedangkan debu biasanya berasal dari mineral Feldspar dan mika yang
dengan mudah melapuk dan pada saat pelapukannya mengeluarkan sejumlah hara sehingga tanah bertekstur debu pada umumnya lebih subur daripada tanah bertekstur
pasir. Liat merupakan koloid yang bermuatan listrik yang aktif sebagai pertukaran anion dan kation maka, liat lebih berperan secara kimiawi Hanafiah 2005.
Kelas tekstur tanah ditentukan berdasarkan proporsi dari pasir, debu dan liat yang terkandung dalam tanah. Menurut Hardjowigeno 2003 tanah dikelompokkan
ke dalam beberapa macam kelas tekstur, yaitu : 1. Tanah bertekstur kasar meliputi pasir dan pasir berlempung.
2. Tanah bertekstur agak kasar meliputi lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
3. Tanah bertekstur sedang meliputi lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu dan debu.
4. Tanah bertekstur agak halus meliputi lempung liat, lempung liat berpasir dan lempung liat berdebu.
5. Tanah bertekstur halus meliputi liat berpasir, liat berdebu dan liat.
2.6 Sifat Kimia Tanah
2.6.1 Reaksi Tanah pH Tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH potential of hydrogen. Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hydrogen H
+
di dalam tanah Hardjowigeno 2003. Tanah asam memiliki nilai pH yang rendah atau kadar ion H
+
yang tinggi, sebaliknya tanah basa memiliki nilai pH yang tinggi atau kadar ion H
+
yang rendah. Dalam tanah, selain ion H
+
dan ion–ion lain ditemukan pula ion OH
-
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan ion H
+
. Bila kandungan H
+
dan OH
-
adalah sama, maka tanah bereaksi netral.
Reaksi tanah yang asam hampir selalu ditemukan di daerah beriklim basah, pada tanah ini kandungan ion H
+
melebihi OH
-
. Sebaliknya, tanah basa hampir selalu pula ditemukan di daerah kering, kandungan ion OH
-
lebih tinggi dari ion H
+
Dikti 1991a. Nilai pH berkisar antara 0–14 dengan pH 7 disebut netral, pH kurang dari 7
disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut basa. Namun, pada umumnya pH tanah berkisar antara 3,0 – 9,0 Hardjowigeno 2003.
Tingkat kemasaman atau pH yang digunakan untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap
akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada umumnya pula tanaman menunjukkan
penurunan pertumbuhan pada tanah asam. Hal ini disebabkan karena kandungan A1 serta unsur-unsur mikro yang berlebih sehingga bersifat racun terhadap tanaman.
Menurut Dikti 1991a masalah yang paling menonjol pada tanah asam adalah keracunan A1 dan Mn serta kekurangan hara P. Selain itu, tanah yang terlalu basa
juga sering mengandung garam yang terlalu tinggi yang juga dapat menjadi racun bagi tanaman.
2.6.2 C-Organik
C-organik adalah penyusun utama bahan organik. Bahan organik mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama pengaruhnya terhadap kesuburan
tanah. Banyak sifat-sifat tanah baik fisik, kimia dan biologi tanah yang secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh bahan organik Istomo 1994.
Tabel 2 Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah
No Sifat Tanah
Satuan Sangat
Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
1 C-Organik
1,00 1,00
−2,00 2,01
−3,00 3,01
−5,00 5,00
2 N-Total