limbah plastik. Kondisi ini diperkirakan akan semakin bertambah setiap tahunnya. Sifat plastik non-renewable tapi recycleable jika dimanfaatkan akan mengurangi
dampak negatif yaitu pencemaran lingkungan. Sampah plastik yang paling banyak dijumpai berasal dari jenis plastik polietilena PE, polipropilena PP dan
polistirena PS Massijaya et al.1998. Selain untuk mengurangi penggunaan formaldehida sebagai bahan perekat
pada papan partikel, tujuan penggunaan polipropilena juga dilakukan untuk menghasilkan stabilitas dimensi produk yang lebih baik. Haygreen dan Bowyer
1989 mengungkapkan bahwa salah satu kelemahan papan partikel sebagai bahan bangunan adalah stabilisasi dimensinya yang rendah.
Dalam usaha memenuhi kebutuhan akan bahan substitusi kayu yang berkualitas dan mengoptimalkan pemanfaatan limbah plastik serta mengurangi
dampak negatif dari penggunaan perekat formaldehida maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh komposisi campuran serbuk core kenaf dan
polipropilena terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel yang dihasilkan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis papan partikel dari serbuk core kenaf dan plastik polipropilena daur ulang pada tiga
komposisi campuran serbuk kenaf dan plastik.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu upaya peningkatan dan pemanfaatan nilai guna dari core
kenaf sehingga dimungkinkan untuk menjadi substitusi bahan baku kayu dalam industri papan komposit.
2. Memberikan pemecahan permasalahan limbah plastik yang memiliki potensi
untuk pembuatan papan komposit. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Papan Partikel
2.1.1 Ruang Lingkup Papan Partikel
Menurut Haygreen dan Bowyer 1996 papan partikel merupakan produk panil yang dihasilkan dengan memanfaatkan partikel-partikel kayu sekaligus
mengikatnya dengan suatu perekat. Sementara itu, Maloney 1993 mendefinisikan papan partikel sebagai salah satu produk papan komposit yang
terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan menggunakan perekat sintetis atau bahan pengikat lain dan dikempa
panas. Berdasarkan kerapatannya, Maloney 1993 membagi papan partikel ke
dalam tiga golongan seperti ditunjukkan Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Klasifikasi papan partikel berdasarkan kerapatan
Jenis Papan Partikel Kerapatan
gcm
3
Papan partikel berkerapatan rendah low density particleboard 0.59
Papan partikel berkerapatan sedang medium density particleboard
0.59-0.8
Papan partikel berkerapatan tinggi high density particleboard 0.8
Sumber: Maloney 1993.
Maloney 1993 membedakan papan partikel berdasarkan ukuran papan partikel dalam pembentukan lembaran menjadi tiga macam:
1. Papan partikel homogen single-layer particleboard. Papan jenis ini tidak
memiliki perbedaan ukuran partikel antara lapisan tengah dengan lapisan permukaan. Partikel-partikel akan menyebar secara acak dan bercampur di
seluruh bagian papan.
2. Papan partikel berlapis tiga three-layer particleboard. Partikel pada
lapisan permukaan lebih halus dibandingkan partikel pada lapisan tengahnya.
3. Papan partikel bertingkat berlapis tiga graduated three-layer
particleboard . Papan jenis ini memiliki ukuran partikel dan kerapatan
yang berbeda antara lapisan permukaan dengan lapisan tengahnya. Maloney 1993 menyatakan jika dibandingkan dengan kayu asalnya, papan
partikel mempunyai beberapa kelebihan antara lain bebas dari cacat seperti mata kayu, pecah maupun retak, ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, mempunyai sifat isotropis dan sifat dan kualitasnya dapat disesuaikan.
2.1.2 Penggunaan Papan Partikel
Rowell 1998 menyebutkan, bahwa penggunaan komposit dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Structural Composites SC
Komposit ini diperlukan untuk memikul beban di dalam penggunaannya. Structural composites
dipergunakan untuk dinding, atap, bagian lantai, tangga, komponen rangka, meubel dan lain-lain. Structural composites yang digunakan di
dalam ruangan indoor use biasanya dibuat dengan perekat yang low cost adhesive
dan bersifat stabil terhadap pengaruh uap air. Sedangkan untuk penggunaan di luar ruangan eksterior grade dipergunakan perekat thermosetting
resin yang harganya mahal akan tetapi tahan terhadap pengaruh uap air.
2. Non Structural Composites NSC
Komposit ini tidak dimaksudkan untuk memikul beban di dalam penggunaannya. Komposit ini dibuat dengan menggunakan perekat thermoplastic
atau thermosetting dan penggunaan akhir produknya untuk pintu, jendela, meubel, bahan pengemas, pembatas ubin, bagian interior mobil, dan lain-lain.
2.2 Kenaf Hibiscus cannabinus L.
Tanaman kenaf Hibiscus cannabinus L. termasuk tanaman hari pendek yang berasal dari Afrika, di sebagian besar negara sebelah selatan Sahara, kenaf
4
merupakan tanaman liar yang sering ditemui dan tumbuh meluas sebagai sayuran atau pakan ternak Prosea 2003.
Sistematika tanaman kenaf menurut Hill et al. 1960 dalam Balittas 1996 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Spermatophyta Subdivisio :
Angiospermae Klas
: Dicotyledoneae
Ordo :
Malvales Famili
: Malvaceae
Genus :
Hibiscus Spesies
: Hibiscus cannabinus
A B
Gambar 1 Tanaman kenaf Hibiscus cannabinus L.. Ket: A Tanaman kenaf; B Batang kenaf yang terdiri dari kulit bast dan inti core.
Sumber: http:www.visionpaper.comkenaf2.html
Kenaf merupakan tanaman herba tegak satu tahunan yang dapat mencapai tinggi ± 2 meter jika tumbuh secara liar dan dapat mencapai tinggi ± 5 meter jika
dibudidayakan Prosea 2003. Kenaf memiliki batang berbentuk pipih atau silindris, pada tanaman budidaya batangnya tidak bercabang dan gundul.
Pigmentasi seluruhnya berwarna hijau dan kadang setengah di bagian bawah berwarna hijau dan sebagian lagi di atas berpigmentasi. Tanaman ini memiliki ciri
daun yang berseling dan berambut. Tanaman kenaf memiliki ciri bunga axiler, 5
soliter atau kadang berkelompok dekat ujung, biseksual, kelopak berwarna hijau, berbulu tegak, mahkota yang besar dan terlihat berwarna krem hingga kuning
dengan merah pada pangkal dalamnya atau terkadang biru atau ungu. Buah kenaf berbentuk bulat telur, tipe kapsul, berambut lebat dan mengandung 20-25 biji. Biji
berbentuk ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berwarna keabuan atau cokelat-hitam dengan titik kuning menyala Prohati 2008.
Kenaf memiliki adaptasi yang lebar terhadap iklim dan tanah. Tanaman kenaf toleran terhadap variasi temperatur harian antara 10°C dan 50°C, tetapi mati
oleh salju. Pertumbuhan terbaik tanaman ini pada temperatur harian diatas 20°C dan curah hujan bulanan rata-rata 100-125 mm selama musim pertumbuhan. Jenis
tanah lempung alluvial adalah jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman kenaf dengan pH 6 – 6,8. Tanaman ini toleran terhadap garam, tetapi sensitif
terhadap hilangnya air Prosea 2003. Kenaf secara normal diperbanyak dengan biji, namun perbanyakan dapat
dilakukan dengan menggunakan stek batang. Biji kenaf berkecambah cepat di bawah kondisi lembab, tetapi kemampuan hidup yang tinggi selama lebih dari 1
tahun dengan menyimpan biji kering di dalam container kedap udara dan untuk beberapa tahun dengan menyimpannya pada suhu dibawah 0°C -10°C.
Temperatur optimum untuk perkecambahan biji kenaf adalah 35°C dengan temperatur dasar 10°C dan temperatur maksimum 46°C Prosea 2003.
Kenaf merupakan tanaman musim hujan, biji ditaburkan secara langsung ke ladang pada awal musim hujan. Kebanyakan kenaf ditanam dengan rata-rata biji
15-25 kgha. Di Indonesia khususnya pulau Jawa, biji kenaf ditaburkan selama bulan Oktober-November pada musim hujan dan dipanen pada bulan Maret-April
Prosea 2003. Menurut FAO 2003 produksi tanaman kenaf Hibiscus cannabinus L. di
dunia mencapai 426.400 tontahun, sedangkan produksi di Indonesia mencapai 6.800 tontahun. Dengan jumlah produksi tersebut, tanaman kenaf berpotensi
untuk dimanfaatkan. Menurut Rowell 1997 tanaman kenaf dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp, geotextiles, penyaring air, udara dan pelarut,
sorbents , structural composites, non-structural composites, molded products,
6
pengemasan dan mengkombinasikan dengan bahan baku lain seperti serat sintetis, gelas, metal dan aspen.
Dimensi dan kandungan kimia serat kenaf dapat dilihat pada Tabel 2 3 berikut ini:
Tabel 2 Dimensi serat kenaf
Tipe serat Panjang
Sel mm Lebar Sel
mikron Tebal Dinding
Sel mikron Lebar Lumen
mikron
Kulit 1.80-4.00 14-24 3.80-8.60
6.60-12.80 Core
0.40-1.00 22-37 4.80-8.20 16.50-22.70
Sumber: Liu 2004
Tabel 3 Kandungan kimia serat kenaf
No. Jenis Analisa
Kandungan Pada Bagian Kulit
bast Inti core Batang
Utuh
1. Zat ekstraktif larut dalam :
- Air dingin
- Air panas
- Alkohol benzene
- NaOH 1
13,84 13,31
12,64 39,83
8,68 7,86
8,06
33,59 12,88
16,27 16,90
38,43
2. Lignin
13,32 23,21 19,60 3.
Abu 5,58 2,33 3,00
4. Holoselulosa
83,65 82,24 87,57 5.
Selulosa 27,51 45,70 42,37
Sumber: Suwinarti et al. 2007
2.3 Plastik Polipropilena