Analisis Aspek Hukum Perikanan 176.620,00

26 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis Usaha ini berada di Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak Desa Gadog dimana usaha Abah Nasrudin berada cukup strategis, karena hanya 3 km dari ibu kota Kecamatan Megamendung, 30 km dari ibu kota Kabupaten, 124 km dari ibu kota Jawa Barat dan 70 km dari ibu kota negara Data Monografi Desa Gadog, 2010. Semakin dekat dengan wilayah perkotaan, akan semakin mempermudah dalam memasarkan dan promosi produknya kepada masyarakat luas. Ketinggian Desa Gadog terletak antara 650- 1.100 m di atas permukaan laut dan memiliki suhu rata-rata 24-27 o C Data Monografi Kecamatan Megamendung, 2010 Keragaan Umum Usaha Usaha ini sudah dirintis menjadi sebuah Kelompok Usaha Sangkuriang KUS dibentuk pada 27 Februari 2005 dengan tujuan utama untuk menjaga kualitas benih Ikan Lele Sangkuriang yang dihasilkan. Sebelumnya Abah seorang petani padi yang kemudian beralih menjadi pembudidaya lele sangkuriang. Diawal Abah memulai usaha ini mengalami kegagalan dimana benih lele sangkuriang yang telah dihasilkan habis dimangsa oleh kodok. Untuk menambah keterampilan dalam menjalankan usaha pembenihan ini, Abah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BBPBAT. Pelatihan yang diikuti oleh anggota KUS adalah Pelatihan dalam rangka Kegiatan Replikasi dan Pembinaan Skim Modal Kerja Bagi Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Ikan Skala Rumah Tangga. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2005 di Wisma Saung Wira, Ciawi Bogor. Pelatihan ini diadakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan agar kelompok dapat menggunakan dana bantuan secara efektif dan efisien. Semua anggota kelompok belum pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan pembudidayaaan Ikan Lele Sangkuriang. Sampai saat ini, para pembudidaya hanya mengandalkan kemampuan sendiri dan pengalaman saja. Setelah mengikuti pelatihan ini Abah mencoba kembali membudidayakan lele sangkuriang dengan membeli benih lele sangkuriang sebanyak 100.000 ekor menggunakan tanah yang sebelumnya digunakan untuk bertani padi ditutup dengan terpal. Penggunaan terpal ini lebih memudahkan pengontrolan terhadap kolam sehingga serangan dari hama dapat diminimalisir. Diawal berdirinya Abah hanya memiliki tiga kolam yang digunakan untuk budidaya dan saat ini sudah mencapai 45 kolam terpal dalam luas areal tanah 1.200 m 2 . Selain kolam terpal dalam areal ini terdapat pula kolam untuk memelihara indukan, gudang dan rumah jaga. Abah Nasrudin yang telah berhasil membudidayakan benih yang telah dibeli dan membuat pihak BBPBAT mempercayakan abah untuk memelihara indukan lele sangkuriang karena tidak semua pembudidaya diberikan kepercayaan untuk 27 memelihara indukan agar kualitas lele sangkuriang tidak mengalami penurunan. Pihak BBPBAT tetap mendampingi selama proses budidaya serta memberikan pelatihan terhadap tenaga kerja lainnya. Abah Nasrudin saat ini diberikan kepercayaan untuk memberikan pelatihan kepada pembudidaya lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non Finansial Analisis dari aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sejauh mana usaha pembenihan lele sangkuriang yang terletak di Desa Sukabirus, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor layak untuk dijalankan. Aspek non finansial yang dikaji terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan aspek lingkungan. Analisis Aspek Pasar Aspek pasar merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan usaha. Aspek pasar digunakan untuk mengetahui peluang atau potensi permintaan pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Aspek pasar usaha pembenihan lele sangkuriang ini dikatakan layak apabila produk yang dihasilkan memiliki peluang pasar yakni potensi permintaan lebih tinggi dibandingkan dengan penawarannya. Analisis aspek pasar meliputi permintaan, penawaran dan pemasaran output. a. Permintaan dan Penawaran Peluang pasar usaha pembenihan lele sangkuriang masih sangat terbuka. Ikan lele sebagai komoditas ikan air tawar memiliki beberapa keunggulan diantaranya terknologi pembenihan dan proses pembenihan mudah dikuasai dan diterapkan, benilai ekonomis dan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga sampai industri serta memiliki pasar yang potensial. Berdasarkan wawancara, rata-rata produksi benih lele sangkuriang pada tahun 2012 dari bulan April sampai Oktober yang juga terserap oleh pembudidaya pembesaran lele sangkuriang mencapai 151.461 ekor per bulan. Namun jumlah ini belum mampu memenuhi permintaan karena produksi benih yang dihasilkan habis terjual, maka dilihat dari sisi penawaran usaha pembenihan lele sangkuriang Abah Nasrudin ini layak untuk dijalankan. Gambar 3 Produksi lele sangkuriang Abah Nasrudin tahun 2012