Kestabilan Emulsi Reologi Pangan

13 amfortir tidak bermanfaat; dan 3 pertimbangkan penggunaan kombinasi dua atau lebih pengemulsi bila penggunaan satu emulsi tidak berhasil dengan baik . Tabel 6 menunjukkan nilai HLB beberapa bahan pengemulsi. Pengaruh bahan pengemulsi terhadap pembentukkan emulsi adalah menurunkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk emulsifikasi dengan cara menurunkan tegangan interfasial. Tegangan interfasial tersebut tidak berada dalam nilai kesetimbangan dan akan bergantung pada laju adsorpsi bahan pengemulsi Narsimhan, 1992. Menurut Noerono 1990, jika terdapat pengemulsi yang cukup maka molekul pengemulsi akan teradsorpsi pada setiap batas antar permukaan globula–globula yang terbentuk dan membentuk lapisan film yang utuh, dengan demikian memberikan perlindungan yang cukup kepada globula– globula.

E. Kestabilan Emulsi

Kestabilan emulsi pangan merupakan fenomena yang kompleks karena melibatkan berbagai sistem yang luas. Emulsi dari dua fase cairan secara termodinamika tidak bersifat stabil. Pengertian emulsi stabil secara termodinamika adalah bahwa emulsi secara spontan terbentuk kembali setelah dilakukan pemisahan dengan sentrifugasi atau alat lain. Dengan demikian pengertian emulsi stabil mengacu pada proses pemisahan yang berjalan lambat sedemikian sehingga proses tersebut tidak teramati pada selang waktu tertentu yang diinginkan, biasanya 2–3 tahun Friberg et al., 1990 . Pada Gambar 3 dapat dilihat beberapa konsep yang menggambarkan sebuah emulsi dari sebelum terbentuk hingga terjadinya ketidakstabilan emulsi. Selama suatu emulsi disimpan, dapat terjadi perubahan-perubahan fisik di dalam butiran-butiran terdispersinya yang berakibat pada penurunan mutu. Perubahan stabilitas suatu emulsi dapat terjadi melalui proses kriming, flokulasi dan koalesen Mucthadi, 1990. Kriming adalah pemisahan yang terjadi karena gerakan globula-globula ke ataske bawah. Kriming terjadi karena gaya gravitasi terhadap fase-fase yang berbeda densitasnya Nawar, 1985. Flokulasi mer pemutusan film anta Terjadinya flokulasi a Koalesen merupa lebih besar. Pada taha jumlah dan ukuran globu Gambar 3 . Diagram y Faktor-faktor 1982 adalah : 1 perbedaan densitas ant emulsi, dan ekspos suhu meliputi ukuran globul muatan fase terdispe antarmuka interfasial

F. Reologi Pangan

Menurut Hel mempelajari sifat ali erupakan agregasi dari droplet. Pada flokula ntar permukaan sehingga jumlah dan ukuran i akan mempercepat laju creaming Nawar, 1985 erupakan penggabungan globula-globula menja tahap ini terjadi pemutusan film antar perm n globula berubah Nawar, 1985. m yang menggambarkan konsep dari emulsi W or yang mempengaruhi kestabilan emulsi menur 1 faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol antar fase, kohesi fase internal terdispersi, p suhu yang ekstrim, dan 2 faktor-faktor yang lobula fase internal, viskositas fase kontinu persi, distribusi ukuran globula fase internal ial antara kedua fase. eldman dan Singh 2001, reologi adal aliran suatu bahan dan perubahn bentuk flui Keterangan : A : Proses sebelum emuls B : Fase II dalam proses e C : Emulsi yang tidak sta D : Emulsi yang stabil 14 kulasi tidak terjadi ran globula tetap. , 1985. njadi globula yang rmukaan sehingga Winiati, 2007 enurut Glicksman rol yang meliputi , persentase solid ng dapat dikontrol inu pendispersi, nal, dan tegangan alah ilmu yang fluida, sedangkan ulsi fase I es emulsi stabil 15 menurut Ferguson dan Kemblowski 1991, reologi merupakan ilmu yang mempelajari hampir semua aspek yang mempengaruhi perubahan bentuk dan aliran bahan sebagai akibat dari adanya tekanan luar. Sifat reologi adalah sifat fisik produk pangan yang berkaitan dengan deformasi bentuk akibat adanya gaya mekanik atau aliran. Sifat fisik yang termasuk sifat reologi antara lain keketalan, kelengketan, elastisitas, platisitas, kelenturan, kekenyalan, dan sebagainya. Sifat-sifat ini sangat penting kaitannya dengan mutu produk pangan berbentuk cair, kental, gel, dan plastis. Sifat-sifat reologi ini umumnya dapat diukur secara mekanik maupun organoleptik. Menurut Toledo 1991, karateristik jenis aliran fluida sangat penting, tidak hanya dalam pengolahan dan transportasi bahan pangan di industri pangan. Berdasarkan perilaku alirannya, fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu Newtonian dan Non Newtonian. Fluida Non Newtonian dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Bingham Plastik, Pseudoplastik, Dilatan, Thiksotropik, dan Rheopektik.

G. Perilaku Aliran Fluida