A. Minyak Sawit
Tananam kela Gambar 1, merupakan
Palmae. Nama genus
minyak, sedangkan gui seorang bernama Jacqui
Selatan pada tahun 1973
Kelapa sawit 20 biji endokarp da
minyak yang berbeda dengan minyak inti
mesokarp sawit di Ketaren, 2005.
Perbedaan ant pigmen karotenoid
Komposisi karotenoid γ-, karoten dan xant
karotenoid. Perbedaan sawit terdapat asam le
minyak sawit kasar t Pada suhu di atas 60°C
bersifat cair pada suhu
II. TINJAUAN PUSTAKA
kelapa sawit Elaeis guineensis. Jacq sepert kan tanaman monokotil berkeping satu yang
nus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaion guieensis
berasal dari kata guines, yaitu nama cquin menemukan tanaman sawit pertama kali di
hun 1973 Hartley, 1977.
Gambar 1. Kelapa sawit
it terdiri dari 80 bagian perikrap epikarp dan p dan endosperm. Dari kelapa sawit, dapat dipe
da sifatnya, yaitu minyak dari inti endosperm nti atau PKO Palm Kernel Oil dan min
disebut minyak sawit kasar atau CPO Cr
ntara minyak sawit kasar dan minyak inti sawi d pada minyak sawit sehingga berwarna
noid yang terdeteksi pada minyak sawit kasar te xantofil, sedangkan minyak inti sawit tida
aan lain adalah kandungan asam lemaknya. Pa lemak kaproat, asam kaprilat dan asam laurat, s
r tidak terdapat ketiga asam lemak tersebut M 60°C minyak sawit kasar mencair, sebaliknya m
uhu kamar. Perbedaan sifat ini disebabkan oleh erti terlihat pada
g termasuk famili laion
yang berarti ma tempat dimana
ali di pantai Afrika
dan mesokarp dan diperoleh dua jenis
perm sawit disebut inyak dari sabut
Crude Palm Oil
wit adalah adanya na kuning merah.
terdiri dari α-, β-, idak mengandung
. Pada minyak inti at, sedangkan pada
Murdiati, 1992. minyak inti sawit
eh perbedaan jenis
5 dan jumlah rantai asam lemak yang membentuk trigliserida dalam kedua minyak
tersebut Anonim, 2010. Minyak sawit kasar memiliki dua komponen asam lemak yang terbesar
yaitu asam palmitat dan asam oleat. Komposisi asam lemak minyak sawit kasar secara lengakap disajikan pada Tabel 1. Pada tabel tersebut terlihat kandungan
asam palmitat merupakan asam lemak jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair melting point yang tinggi yaitu 64°C, sehingga pada suhu ruang minyak
sawit kasar berbentuk semi padat Belitz dan Grosh, 1999. Kandungan asam palmitat yang tinggi ini membuat minyak sawit kasar lebih tahan terhadap
oksidasi ketengikan dibanding minyak jenis lain. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dengan rantai C
18
dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair asam oleat lebih rendah dibanding asam palmitat yaitu 14°C
Ketaren, 2005.
Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak sawit kasar dan titik cairnya
Jenis asam lemak Komposisi
Titik Cair °C Asam Kaprat C 10:0
1 – 3 31,5
Asam Laurat C 12:0 0 - 1
44 Asam Miristat C 14:0
0,9 – 1,5 58
Asam Palmitat C 16:0 39,2 – 45,8
64 Asam Stearat C 18:0
3,7 – 5,1 70
Asam Oleat C 18:1 37,4 – 44,1
14 Asam Linoleat C 18:2
8,7 – 12,5 -11
Asam Linolenat C 18:3 0 – 0,6
-9 Sumber : Ketaren 2005
Selain mengandung asam–asam lemak, minyak sawit kasar juga mengandung lebih kurang 1 komponen minor yang terdiri dari karotenoid,
tokoferol, sterol, fosfolipid, glikolipid dan gugus hidrokarbon alifatik, dan elemen sisa lainnya. Diantara komponen-komponen minor tersebut, kandungan
karotenoid dan tokoferol yang tinggi merupakan keunggulan minyak sawit kasar dibandingkan minyak nabati lainnya. Kandungan karotenoid di dalam sawit
berkisar antara 500-700 gg dan tokoferol dan tokotrienol berkisar antara 600- 1000 gg Choo, 1994.
6 Sifat fisika dan kimia minyak sawit kasar meliputi warna, bauflavor,
kelarutan, bobot jenis, indeks bias, titik cair, bilangan iod, bilangan penyabunan Ketaren, 2005. Nilai beberapa sifat fisika dan kimia minyak sawit kasar dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sifat fisik kimia minyak sawit kasar
Sifat fisika kimia Nilai
• Bobot jenis 40°C
0,921 – 0,925 •
Indeks bias 1,453 – 1,485
• Titik cair °C
tergantung komponen asam lemak 25 – 50
• Bilangan Iod
44 -58 •
Bilangan penyabunan 195 - 205
Sumber : Winarno 1999
B. Minyak Sawit Merah MSM