Tujuan Minyak Sawit Merah MSM

3 sebelumnya relatif kurang dalam mengkaji kestabilan emulsi yang dihasilkan. Salah satu dasar utama dalam membuat suatu formula emulsi adalah kestabilan dari produk yang akan dihasilkan. Oleh karena itu mempelajari kestabilan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Mempelajari sifat reologi juga merupakan salah satu hal penting, hal ini terkait dengan viskositas dari emulsi. Viskositas emulsi merupakan faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi. Selain itu sifat reologi yang dipelajari dapat menjadi dasar dalam mendesain peralatan dan kemasan untuk keperluan pengolahan dalam industri pangan.

B. Tujuan

1. Menetukan jenis dan konsentrasi emulsifier yang sesuai untuk emulsi oil in water dari minyak sawit merah. 2. Menentukan rasio air dan minyak yang paling stabil dalam pembentukkan emulsi oil in water. 3. Mempelajari kestabilan dan sifat reologi formula emulsi oil in water terpilih dari minyak sawit merah.

A. Minyak Sawit

Tananam kela Gambar 1, merupakan Palmae. Nama genus minyak, sedangkan gui seorang bernama Jacqui Selatan pada tahun 1973 Kelapa sawit 20 biji endokarp da minyak yang berbeda dengan minyak inti mesokarp sawit di Ketaren, 2005. Perbedaan ant pigmen karotenoid Komposisi karotenoid γ-, karoten dan xant karotenoid. Perbedaan sawit terdapat asam le minyak sawit kasar t Pada suhu di atas 60°C bersifat cair pada suhu

II. TINJAUAN PUSTAKA

kelapa sawit Elaeis guineensis. Jacq sepert kan tanaman monokotil berkeping satu yang nus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaion guieensis berasal dari kata guines, yaitu nama cquin menemukan tanaman sawit pertama kali di hun 1973 Hartley, 1977. Gambar 1. Kelapa sawit it terdiri dari 80 bagian perikrap epikarp dan p dan endosperm. Dari kelapa sawit, dapat dipe da sifatnya, yaitu minyak dari inti endosperm nti atau PKO Palm Kernel Oil dan min disebut minyak sawit kasar atau CPO Cr ntara minyak sawit kasar dan minyak inti sawi d pada minyak sawit sehingga berwarna noid yang terdeteksi pada minyak sawit kasar te xantofil, sedangkan minyak inti sawit tida aan lain adalah kandungan asam lemaknya. Pa lemak kaproat, asam kaprilat dan asam laurat, s r tidak terdapat ketiga asam lemak tersebut M 60°C minyak sawit kasar mencair, sebaliknya m uhu kamar. Perbedaan sifat ini disebabkan oleh erti terlihat pada g termasuk famili laion yang berarti ma tempat dimana ali di pantai Afrika dan mesokarp dan diperoleh dua jenis perm sawit disebut inyak dari sabut Crude Palm Oil wit adalah adanya na kuning merah. terdiri dari α-, β-, idak mengandung . Pada minyak inti at, sedangkan pada Murdiati, 1992. minyak inti sawit eh perbedaan jenis 5 dan jumlah rantai asam lemak yang membentuk trigliserida dalam kedua minyak tersebut Anonim, 2010. Minyak sawit kasar memiliki dua komponen asam lemak yang terbesar yaitu asam palmitat dan asam oleat. Komposisi asam lemak minyak sawit kasar secara lengakap disajikan pada Tabel 1. Pada tabel tersebut terlihat kandungan asam palmitat merupakan asam lemak jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair melting point yang tinggi yaitu 64°C, sehingga pada suhu ruang minyak sawit kasar berbentuk semi padat Belitz dan Grosh, 1999. Kandungan asam palmitat yang tinggi ini membuat minyak sawit kasar lebih tahan terhadap oksidasi ketengikan dibanding minyak jenis lain. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dengan rantai C 18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair asam oleat lebih rendah dibanding asam palmitat yaitu 14°C Ketaren, 2005. Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak sawit kasar dan titik cairnya Jenis asam lemak Komposisi Titik Cair °C Asam Kaprat C 10:0 1 – 3 31,5 Asam Laurat C 12:0 0 - 1 44 Asam Miristat C 14:0 0,9 – 1,5 58 Asam Palmitat C 16:0 39,2 – 45,8 64 Asam Stearat C 18:0 3,7 – 5,1 70 Asam Oleat C 18:1 37,4 – 44,1 14 Asam Linoleat C 18:2 8,7 – 12,5 -11 Asam Linolenat C 18:3 0 – 0,6 -9 Sumber : Ketaren 2005 Selain mengandung asam–asam lemak, minyak sawit kasar juga mengandung lebih kurang 1 komponen minor yang terdiri dari karotenoid, tokoferol, sterol, fosfolipid, glikolipid dan gugus hidrokarbon alifatik, dan elemen sisa lainnya. Diantara komponen-komponen minor tersebut, kandungan karotenoid dan tokoferol yang tinggi merupakan keunggulan minyak sawit kasar dibandingkan minyak nabati lainnya. Kandungan karotenoid di dalam sawit berkisar antara 500-700 gg dan tokoferol dan tokotrienol berkisar antara 600- 1000 gg Choo, 1994. 6 Sifat fisika dan kimia minyak sawit kasar meliputi warna, bauflavor, kelarutan, bobot jenis, indeks bias, titik cair, bilangan iod, bilangan penyabunan Ketaren, 2005. Nilai beberapa sifat fisika dan kimia minyak sawit kasar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat fisik kimia minyak sawit kasar Sifat fisika kimia Nilai • Bobot jenis 40°C 0,921 – 0,925 • Indeks bias 1,453 – 1,485 • Titik cair °C tergantung komponen asam lemak 25 – 50 • Bilangan Iod 44 -58 • Bilangan penyabunan 195 - 205 Sumber : Winarno 1999

B. Minyak Sawit Merah MSM

Pengolahan pemurnian lebih lanjut terhadap minyak sawit kasar diperlukan untuk menghasilkan minyak atau lemak yang bermutu tinggi sesuai dengan kegunaannya. Proses pemurnian minyak terdiri dari beberapa tahap yaitu pemisahan gum degumming, netralisasi, pemucatan bleaching, dan deodorisasi Allen, 1997. Minyak sawit merah pada penelitian ini dihasilkan dari pemurnian minyak sawit kasar melalui proses degumming, netralisasi, doedorisasi, dan fraksinasi. Proses bleaching tidak dilakukan karena bleaching earth tanah pemucat yang digunakan pada proses bleaching dapat menyerap karotenoid Ariana et al.,1996. MSM diproses secara minimal sehingga secara alami mengandung tokoferol, tokotrienol dan karotenoid yang memberikan warna merah pada minyak. MSM mengadung 15-300 kali retinol ekuivalen dibandingkan dengan wortel, sayuran daun, dan tomat Canfield et al., 2001. Menurut Choo et al. 1993, minyak sawit merah fraksi olein memiliki kandungan karotenoid sebesar 680-760 ppm dan minyak sawit merah fraksi stearin memiliki kandungan karotenoid sebesar 380-540 ppm. Kandungan karotenoid beberapa pangan nabati dapat dilihat pada Tabel 3. 7 Tabel 3. Kandungan karotenoid beberapa pangan nabati Jenis tanaman Kandungan karotenoid RE100gr Minyak sawit merah 30.000 Wortel 2.000 Daun sayur-sayuran 685 Aprikot 250 Tomat 100 Pisang 30 Air jeruk 8 Sumber : Choo et al., 1994 MSM tidak dianjurkan digunakan sebagai minyak goreng, karena karotenoid yang terkandung didalamnya rusak pada suhu tinggi. Minyak ini lebih dianjurkan sebagai minyak makan dalam menumis sayur daging dan bumbu. MSM juga baik digunakan sebagai bahan fortifikan makanan untuk produk pangan berbasis minyaklemak, seperti margarin dan selai kacang Andarwulan et al., 2003. Menurut Olson 1991 dianjurkan untuk diberikannya 7 ml MSM untuk nutrisi anak-anak prasekolah. Hasil penelitian terhadap anak-anak sekolah di India yang mengkonsumsi makanan kaya β-karoten dari MSM, ternyata terjadi peningkatan retinol dalam hati dan serum darah. Suplementasi β-karoten MSM pada makanan ibu menyusui mampu meningkatan serum retinol pada bayi. Ibu yang makanannya rendah vitamin A, maka bayinya beresiko kekurangan vitamin A. MSM sangat efektif digunakan sebagai sumber energi dan mengurangi resiko kanker jantung Britton dan Forambi, 1999. MSM mengalami penurunan mutu selama penyimpanan. Cahaya, oksigen, kelembaban dan panas adalah faktor lingkungan yang dapat berpengaruh buruk terhadap mutu minyak sawit selama pengolahan dan penyimpanan. Cahaya dapat berperan sebagai pemicu awal terjadinya reaksi yang menyebabkan kerusakan minyak Leo, 1983. Oksigen dapat menyebabkan senyawa hidroperoksida, suatu komponen yang berperan dalam ketengikan minyak Jatmika et al., 1996. Kelembaban berperan dalam timbulnya ketengikan hidrolitik pada minyak, 8 sedangkan panas terutama berperan dalam peningkatan laju reaksi oksidasi dan hidrolisis yang menyebabkan penurunan mutu pada minyak Jatmika et al., 1996. Penyimpanan MSM pada ruangan gelap bersuhu sekitar 5°C memiliki keunggulan dalam hal meminimumkan peningkatan kadar peroksida dan meminimumkan penurunan kadar β-karoten. Kemasan botol gelap umumnya lebih mampu meminimumkan pembentukkan peroksida dan meminimumkan penurunan kadar karoten. Kadar karoten MSM yang disimpan di ruang gelap, bersuhu rendah, dan ruang yang tidak terkena sinar matahari langsung relatif tidak berubah Jatmika dan Guritno, 1997. Perbandingan karateristrik minyak sawit merah yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS 1997, Sirajjudin 2003, dan Mas’ud 2007 dapat dilihat pda Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan karakteristik MSM PPKS 1997, Sirajjudin 2003, dan Mas’ud 2007 Parameter PPKS 1997 Sirajjudin 2003 Mas’ud 2007 Asam Lemk Bebas 0,11 0,02 0,17 Kadar Air , bb 0,02 0,01 0,07 Bil. Iod g I2100gr MSM 6,1 0,86 5,9 Bil. Penyabunan mgKOHg MSM 198 197 193,8 Total Karoten ppm 500 650 492

C. Karotenoid