Active Case Detection ACD dan Passive Case Detection PCD Pengobatan Malaria

b.2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak belukar disekitar rumah, tidak membiarkan pakaian yang bergantungan di dalam kamar dan mengalirkan genangan-genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk anopheles. b.3. Membunuh nyamuk dewasa dengan penyemprotan insektisida b.4.Membunuh jentik-jentik dengan menebarkan ikan pemakan jentik dan membunuh jentik dengan menyemprot larvasida.

2.9.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit atau suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan, yang ditujukan kepada mereka yang sudah tertular oleh parasit penyebab malaria atau menderita malaria positif. 21 Pencegahan sekunder pada penderita malaria dapat dilakukan beberapa cara antara lain :

a. Active Case Detection ACD dan Passive Case Detection PCD

Pencarian secara aktif penderita malaria melalui scrining oleh petugas khusus dengan cara mengunjungi rumah secara teratur Active Case Detection dan secara pasif dengan cara melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan kasus malaria yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke puskesmas dan rumah sakit yang menunjukkan gejala klinis malaria Passive Case Detection. Jika status patogenik ditemukan lebih dini, diagnosis dan pengobatan dini yang dilakukan dapat mencegah kondisi untuk berkembang, menyebar di dalam populasi dan dapat menghentikan atau Universitas Sumatera Utara paling tidak memperlambat perkembangan penyakit, ketidakmampuan, gangguan atau kematian. 21,44

b. Pengobatan Malaria

Tujuan pengobatan malaria secara umum adalah untuk mengurangi angka kesakitan, mencegah kematian, menyembuhkan penderita dan mengurangi kerugian akibat sakit. Selain itu, upaya pengobatan mempunyai peranan penting lainnya yaitu mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari seseorang yang mengidap penyakit kepada orang-orang sehat lainnya. 45 Ada beberapa cara dan jenis pengobatan terhadap tersangka atau penderita malaria antara lain pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal. Pengobatan malaria klinis diberikan berdasarkan gejala klinis dan ditujukan untuk menekan gejala klinis malaria tersebut. Pengobatan radikal diberikan kepada penderita malaria positif berdasarkan pemeriksaan laboratorium dengan tujuan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh penderita baik di hati maupun di eritrosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapatkan kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan. 21 Secara global WHO telah menetapkan dipakainya pengobatan malaria dengan memakai obat ACT Artemisinin base Combination Therapy. Golongan artemisinin ART telah dipilih sebagai obat utama karena efektif dalam mengatasi Plasmodium yang resisten dengan pengobatan. Selain itu artemisinin juga bekerja membunuh Plasmodium dalam semua stadium termasuk gametosit. Juga efektif terhadap semua spesies, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax maupun lainnya. Laporan kegagalan terhadap ART belum dilaporkan saat ini. Universitas Sumatera Utara Golongan obat yang termasuk ACT adalah Artesunat, Artemeter, Artemisin, Dihidroartemisinin, Artheether dan Asam artelinik. Untuk pemakaian obat golongan artemisinin harus disertaidibuktikan dengan pemeriksaan parasit yang positif. Bila malaria klinistidak ada hasil pemeriksaan parasitologik yang tetap maka menggunakan obat non-ACT. Golongan obat yang termasuk non-ACT yaitu Klorokuin Difosfatsulfat, Sulfadoksin-pirimetamisin, Kina sulfat, Primakuin. Penggunaan obat-obat non-ACT terhadap malaria dilaporkan telah resisten di seluruh provinsi di Indonesia, namun beberapa daerah masih cukup efektif dengan obat-obat non-ACT seperti klorokuin dan Sulfadoksin pirimetamin kegagalannya masih kurang 25. Apabila pola resistensi masih rendah dan belum terjadi multiresistensi, dan belum tersedianya obat golongan artemisinin dapat menggunakan obat standar yang dikombinasikan. Contoh kombinasi ini adalah sebagai berikut : Kombinasi klorokuin + sulfadoksin- pirimetamin SP, kombinasi SP + kina, kombinasi klorokuin + doksisiklintetrasiklin, kombinasi SP + doksisiklintetrasiklin, kombinasi kina + doksisiklintetrasiklin. Pemakaian obat-obat kombinasi ini juga harus dilakukan monitoring respon pengobatan sebab perkembangan resistensi terhadap obat malaria berlangsung cepat dan meluas. 37

c. Pengobatan Khusus