b. Stadium Demam Hot Stage
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, mual
serta muntah seringkali terjadi. Nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41
C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2-4 jam. Demam disebabkan oleh karena pecahnya sizon darah
yang telah matang dan masuknya merosoit darah kedalam aliran darah. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sizon-sizon dari setiap
generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga timbul demam setiap hari ketiga terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber
dari fenomena ini. Pada Plasmodium malariae, fenomena tersebut setiap 72 jam setiap hari keempat, sehingga disebut malaria kuartana. Pada Plasmodium
falciparum setiap 24-48 jam. Serangan demam diikuti oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan tingkat kekebalan yang
kemudian timbul pada penderita.
c. Stadium Berkeringat Sweating Stage
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan menurun dengan cepat, kadang-kadang sampai di bawah
suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak, pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain. Stadium ini berlangsung antara 2-4 jam.
Ketiga gejala klinis tersebut di atas ditemukan pada penderita yang berasal daerah non endemis atau orang yang pertama kali menderita malaria. Sedangkan di
daerah endemis malaria, ketiga stadium klinis di atas tidak berurutan bahkan tidak
Universitas Sumatera Utara
semua stadium ditemukan pada penderita, sehingga defenisi malaria klinis seperti di atas hanya dipakai sebagai pedoman untuk penemuan penderita di daerah yang tidak
mempunyai fasilitas laboratorium.
2.6.2. Pembesaran Limpa Splenomegali
Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis atau menahun. Limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana Plasmodium dihancurkan oleh
sel-sel makrofag dan limposit. Penambahan sel-sel radang ini akan menyebabkan limpa membesar. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel-sel darah merah
yang mengandung parasit malaria. Lama-kelamaan konsisten limpa menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik,
limpa akan kembali normal.
37,39,40
2.6.3. Anemia
Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi. Plasmodium falciparum menginfeksi seluruh stadium sel darah merah sehingga anemia dapat
terjadi pada infeksi akut dan kronis. Plasmodium vivax hanya menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya hanya 2 dari seluruh jumlah sel darah merah,
sedangkan Plasmodium malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya 1 dari jumlah sel darah merah. Sehingga anemia yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae umunya terjadi pada keadaan kronis.
39
Gejala anemia berupa badan terasa lemah, pusing, pucat, penglihatan kabur, jantung berdebar-debar dan kurang nafsu makan. Diagnosa anemia ditentukan dengan
pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah.
40
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Leukositosis
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peran utama leukosit atau sel darah putih. Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh dari
berbagai infeksi ; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Variasi kecil dalam jumlah leukosit tidak mempunyai arti klinik, tetapi adanya infeksi dalam tubuh
meningkatkan leukosit sampai 20.000 bahkan 40.000 per mm
3
darah. Terjadinya leukositosis merupakan indikator prognosis buruk penyakit malaria.
41
Sel darah putih leukosit dibagi menjadi dua kelompok besar fagosit dan limfosit. Granulosit yang mencakup tiga jenis sel, neutrofil, eosinofil dan basofil
bersama-sama dengan monosit merupakan fagosit. Limfosit sel prekursornya dan sel plasma membentuk populasi imunosit. Normal hanya sel fagosit matang dan limfosit
yang ditemukan dalam darah tepi.
42
Tabel 2.1. Sel Darah Putih Normal
42
Leukosit Total Bayi Baru Lahir
10,00 - 25,0 x 10
3
µL 1 tahun
6,00 - 18,0 x 10
3
µL 1-3 tahun
6,00 - 17,0 x 10
3
µL 4-7 tahun
6,00 -15,0 x 10
3
µL 8-12 tahun
4,50 - 13,5 x 10
3
µL Dewasa
4,00 - 11,0 x 10
3
µL 2.7. Diagnosa atas Dasar Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis malaria dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium mikroskopik, tes diagnostik cepat dan tanpa pemeriksaan laboratorium. Pada daerah
yang tidak tersedia fasilitas dan tenaga untuk pemeriksaan laboratorium, maka diagnosis tanpa pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan berdasarkan anamnese
Universitas Sumatera Utara
dan pemeriksaan fisik, maka diagnosa malaria ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Kasus malaria yang didiagnosis hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis disebut
kasus tersangka malaria atau malaria klinis. Sampai saat ini diagnosis pasti malaria berdasarkan ditemukannya parasit malaria dalam sediaan darah secara mikroskopik.
40
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan darah tepi dapat
dilakukan dengan membuat sediaan darah hapus tipis dan darah tebal kemudian dilakukan pewarnaan preparat. Pewarnaan darah tipis untuk melihat perubahan
bentuk eritrosit, dapat dilakukan berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1.000 sel darah merah, dan pewarnaan darah tebal untuk melihat
Plasmodium. Pewarnaan darah tebal merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis.
Hitung parasit pada sediaan darah tebal dapat dilakukan dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit.
Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatip tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negatip maka diagnosa
malaria dapat dikesampingkan. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan oleh tenaga laboratorik yang berpengalaman dalam pemeriksaan parasit malaria. Pemeriksaan
pada saat penderita demam atau panas dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya parasit.
37
Untuk penderita tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap
Universitas Sumatera Utara
6 jam sampai 3 hari berturut-turut. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemuka n parasit maka diagnosis malaria disingk irkan.
39
Pengambilan darah penderita malaria dapat dilakukan dengan langkah- langkah berikut :
21
a. Siapkan peralatan yang dibutuhkan antara lain : kaca sediaan KS yang bersih,
bebas lemak serta dibungkus, lanset yang steril, bukucatatan pengambilan darah, kapas, dan alkohol 70.
b. Sobeklah kertas pembungkus KS dan keluarkan satu KS setiap kali diperlukan.
Ingat jangan menyentuh permukaan KS. c.
Pegang jari manistengah kiri pasien dan bersihkan ujung jari itu dengan kapas beralkohol. Gosok jari itu sampai bersih lalu bersihkan ulang dengan kapas
kering. d.
Tusuk ujung jari agak dipinggir dengan cepat. Pada bayi umur 6-12 bulan, bagian yang akan ditusuk adalah ujung jempol kaki dan bayi yang kurang dari 6 bulan
sebaiknya bagian yang akan ditusuk adalah tumit kaki. e.
Tetes darah pertama dilap dengan kapas kering untuk menghindarkan sel darah pembeku trombosit terdapat pada sediaan darah SD dan agar SD terbebas dari
alkohol. f.
Tekan ujung jari sampai tetes darah kedua yang agak besar keluar. g.
Ambil KS dari bungkus yang sudah dirobek. Tempelkan permukaan bawah KS pada darah. Jangan KS digosok-gosokkan pada kulit, sebab sel darah putih dapat
pecah dan granula-granulanya menyebar pada SD.
Universitas Sumatera Utara
h. Ambil 2-3 tetes darah sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Letakkan tetes
darah berikutnya di ujung KS untuk pembuatan etiket. i.
Letakkan KS yang sudah berisi darah di atas meja dan bersihkan jari pasien dengan kapas kering.
j. Segeralah buat SD sebelum darah menggumpal.
2.8. Komplikasi Malaria
Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO 2000, didefenisikan sebagai infeksi Plasmodium
falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut antara lain : malaria
serebral malaria otak adalah malaria dengan penurunan kesadaran. Penilaian derajat kesadaran pada anak-anak dilakukan berdasarkan Blantyre Coma Scale
≤3, atau koma lebih dari 30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
Kejang berulang lebih dari 2 kali24 jam. Acidemiaacidosis dengan pH darah 7,25 atau plasma bikarbonat 15 mmolliter. Komplikasi lain ditandai dengan anemia
berat dengan Hb 5 gdl atau hematokrit 15 pada keadaan parasit 10.000µ l.
37,38
Gagal ginjal akut urine kurang dari 400 ml24 jam pada orang dewasa atau 1 mlkg BBjam pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi. Komplikasi gagal
ginjal akut jarang pada anak 5 tahun dengan malaria berat, dan berkurangnya keluaran urin sering disebabkan oleh karena dehidrasi. Hipoglikemia gula darah 40
mgdl, terutama sering terjadi pada usia yang lebih muda di bawah usia 3 tahun. Gagal sirkulasi atau syok, dengan tekanan sistolik 70 mmHg pada anak tekanan
nadi ≤20 mmHg, disertai keringat dingin.
Universitas Sumatera Utara
Terjadi perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler. Makroskopik
hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut. Diagnosa dengan post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan
otak.
39,43
Tabel 2.2. Perbedaan antara Malaria Berat pada Orang Dewasa dan Pada Anak-anak
36,38
Tanda dan Gejala Anak-anak
Dewasa
Batuk Diare
Kejang Lama Sakit
Pemulihan Koma Gejala Sisa Neurologik
Ikterik Anemia Hb 5 gr
Pembesaran Limpa Hipoglikemia Sebelum Pengobatan
Edema Paru Gagal Ginjal
Gangguan PerdarahanPembekuan Umum
Umum Sangat Umum
1-2 hari 1-2 hari
10 Tidak Umum
Lebih Sering Sangat Umum
Umum Jarang
Jarang Jarang
Tidak Umum Tidak Umum
Tidak Sering 5-7 hari
2-4 hari 5
Umum Sering
Umum Tidak Umum
Umum Umum
Sampai 10
2.9. Pencegahan Malaria
2.9.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer penyakit
malaria ditujukan kepada orang sehat yang tidak imun terutamanya bagi orang yang bepergian ke daerah endemik malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama seperti
turis, peneliti, pegawai kehutanan, dll.
21,44
Universitas Sumatera Utara
a. Pencegahan Terhadap Parasit Pengobatan Profilaksis
Usaha pencegahan yang dilakukan terhadap parasit yaitu dengan pengobatan profilaksis yang bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria, sehingga bila
terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Pengobatan perorangan ini dilakukan oleh masing-masing individu yang memerlukan pencegahan terhadap penyakit
malaria selama ia berada di daerah malaria dan beberapa waktu sesudah meninggalkan daerah itu. Oleh karena itu keberhasilan usaha ini tergantung pada
sikap disiplin si pemakai obat. Pencegahan Plasmodium vivax dilakukan dengan minum klorokuin 5
mgkgBBminggu diminum satu minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali. Dianjurkan tidak menggunakan klorokuin lebih dari 3-6
bulan. Efek samping yang mungkin terjadi gangguan saluran cerna, sehingga dianjurkan minum obat setelah makan.
Pencegahan Plasmodium falciparum dapat digunakan doksisiklin. Dosis doksisiklin 1,5 mgkgBBhari selama tidak lebih dari 4-6 minggu, dan tidak dapat
diberikan kepada anak-anak 8 tahun dan ibu hamil.
39
b. Pencegahan Terhadap VektorGigitan Nyamuk