Kondisi Umum Perairan Laut Jawa

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Umum Perairan Laut Jawa

Keadaan umum perairan Laut Jawa dipengaruhi oleh kondisi geografis dan lingkungan oseanik dimana pada bagian timur berhubungan dengan perairan Selat Makassar dan Laut Flores, sedangkan pada bagian barat berhubungan dengan Samudera Hindia melalui Selat Sunda sebagai terusan dan Laut Cina Selatan melalui Selat Karimata. Batasan geografis Laut Jawa berada diantara 3⁰-7⁰ LS dan 108⁰-116⁰ BT dengan kedalaman rata-rata 40 meter. Keadaan geografis tersebut menggambarkan bahwa kondisi bio-ekologis perairan Laut Jawa dengan luasan sekitar 450.000 km² secara fisik sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu siklus musiman yang berkaitan dengan perubahan karakteristik lingkungan sebagai dari proses perubahan internal badan air Laut Jawa, serta perubahan jangka panjang parameter iklim dan faktor osilasi internal yang berkaitan dengan perubahan curah hujan sebagai dampak terjadinya El-Nino Potier,1998 dalam Atmadja et al., 2003 Atmadja et al. 2003 menyatakan perubahan kondisi bio-ekologis sebagai akibat siklus musiman sangat berkaitan dengan dua faktor utama yaitu: 1 Masukkan massa air tawar yang berasal dari lingkungan terestrial terutama dari sungai-sungai besar di Pulau Kalimantan dan pada kurun waktu musim barat daya yang berakibat pada terjadinya pencampuran massa air Laut Jawa sehingga terjadinya penurunan salinitas. 2 Pertukaran massa air Samudera Hindia melalui Selat Sunda dan juga massa air yang berasal dari Laut Flores dan Selat Makassar. Karakteristik massa air dan iklim Laut Jawa dipengaruhi langsung oleh dua angin muson, yaitu angin muson barat yang berlangsung antara bulan September-Februari dan angin muson timur yang berlangsung antara bulan Maret –Agustus. Pada muson timur, massa air bersalinitas tinggi 34 ‰ memasuki Laut Jawa melalui Selat Makassar dan Laut Flores, sedangkan pada muson barat, selain terjadi pengenceran oleh air sungai juga masuk air bersalinitas rendah 34 ‰ yang berasal dari Laut Cina Selatan mendorong massa air bersalinitas tinggi kebagian Timur Laut Jawa Veen, 1953; Wyrtki, 1961; dalam Atmadja ed al ., 2003. Pada musim barat salinitas maksimum di perairan Laut Jawa berasal dari Laut Cina Selatan menuju ke Laut Jawa dan saat musim timur salinitas maksimum berasal dari perairan Laut Flores dan Selat Makassar menuju ke Laut Jawa sampai sebelah Utara Selat Karimata. Saat musim barat perairan Indonesia bagian barat dari Laut Cina Selatan sampai Laut Banda nilai suhu dan salinitas permukaan menurun, dan proses ini akan menghambat laju Arlindo dari Selat Makassar dan Laut Flores. Sebaliknya saat musim timur massa air dari arah Selat Makassar dan Laut Flores sebagian akan menuju Laut Jawa dan selanjutnya suhu akan menurun dan salinitas akan meningkat Hadikusumah, 2008. Iklim muson juga merupakan faktor yang menentukan sifat-sifat perairan Laut Jawa. Pertukaran massa air secara musiman dengan Laut Flores menentukan pola penyebaran kelimpahan dan keberadaan ikan pelagis. Kelompok ikan oseanik memasuki Laut Jawa mengikuti massa air bersalinitas lebih tinggi yang datang dari timur. Sementara itu, kelompok ikan pantai cenderung tinggal di Laut Jawa sepanjang tahun Priatna dan Natsir, 2007.

2.2 Fitoplankton dan Klorofil-a