minimum klorofil-a terjadi pada bulan November 2010 dengan nilai 0,22 mgm³. Bulan-bulan pada musim peralihan 2 merupakan bulan-bulan kering dimana
pengaruh dari musim timur sudah mulai hilang sedangkan curah hujan yang turun disekitar perairan Laut Jawa mencapai titik minimumnya Gambar11.
Secara garis besar intensitas curah hujan dapat menggambarkan bulan- bulan basah curah hujan
≥ 150 mmbulan dan bulan -bulan kering curah hujan 150 mmbulan di perairan Laut Jawa. Bulan basah yang terekam oleh kedua
stasiun BMKG berkisar antara bulan Desember – April musim barat dan peralihan 1 sedangkan bulan kering terjadi antara bulan Mei – November musim
timur dan peralihan 2. Peristiwa ini menyebabkan konsentrasi klorofil-a di perairan Laut Jawa akan menurun secara drastis musim timur dan peralihan 2
karena material-material atau zat hara yang masuk ke parairan melalui aliran sungai akan berkurang akibat berkurangnya debit air yang mengalir di sungai
menuju laut. Sedangkan keadaan sebaliknya terjadi pada musim barat dan awal musim peralihan 1 dimana konsentrasi klorofi-a mencapai nilai maksimumnya.
Runoff dari daratan yang kaya akan zat hara masuk ke perairan laut melalui aliran
sungai yang debit airnya cukup besar akibat dari curah hujan yang tinggi.
4.3 Tangkapan per Unit Upaya CPUE Ikan Pelagis Utama di Laut Jawa
Laut Jawa merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi perikanan yang sangat besar khususnya perikanan tangkap. Hasil tangkapan ikan yang
terdapat di Laut Jawa berupa sumber daya ikan pelagis dan demersal dimana ikan pelagis lebih mendominasi pada daerah ini. Hasil tangkapan yang digunakan
adalah data statistik PPN Pekalongan, Jawa Tengah dari Bulan Januari 2006 – Desember 2010. Pelabuhan perikanan ini merupakan salah satu pusat pendaratan
hasil tangkapan ikan di Laut Jawa. Ikan yang didaratkan di PPN Pekalongan didominasi oleh ikan pelagis yang sebagian besar ditangkap menggunakan alat
tangkap pukat cincin purse seine, pukat cincin kecil mini purse seine dan jaring insang gill net Lampiran 6. Menurut Chodriyah dan Tuti 2010, daerah
penangkapan purse seine Pekalongan meliputi perairan Laut Jawa Utara Tegal, Karimunjawa, Bawean, Masalembo, Matasiri, dan Kangean, perairan Laut Cina
Selatan, dan Perairan Selat Makassar. Produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Pekalongan didominasi
oleh lima jenis ikan, yaitu: ikan layang Decapterus Spp., lemuru Sardinella sirm
, tongkol Enthynnus affinis, banyarkembung lelaki Rastrelliger kanagurta
, dan tembang Sardinella SppLampiran 7. Selain ikan-ikan tersebut hasil tangkapan lainnya berupa ikan demersal dan ikan pelagis kecil lainya. Nilai
produksi hasil tangkapan kelima spesies ikan berfluktusi berdasarkan musim penangkapan ikan dimana setiap spesies ikan memiliki musim penangkapan ikan
yang berbeda-beda. Laju produksi hasil tangkapan yang didaratkan setiap bulannya dihitung dengan membagi total produksi ikan yang didaratkan dengan
jumlah kapal yang melakukan penurunan hasil tangkapan di PPN Pekalongan. Nilai ini lebih dikenal dengan istilah Catch per Unit Effort CPUE. Nilai CPUE
didapatkan setelah dilakukan standarisasi alat tangkap yang digunakan. Ikan layang merupakan komoditas tangkapan utama yang didaratkan di
PPN Pekalongan. Berdasarkan penelitian Zamroni dan Suwarso 2009, hasil tangkapan utama armada pukat cincin yang didaratkan pada PPN Pekalongan dari
tahun 2002 – 2007 menunjukkan bahwa ikan layang Decapterus russelli dan D. macrosoma
merupakan spesies yang dominan dengan persentase mencapai 42 –
58 dari total hasil tangkapan. Musim penangkapan ikan layang terjadi antara bulan Mei – September dan November – Desember Chodriyah dan Tuti, 2010.
Nilai CPUE ikan layang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Fluktuasi dan Trend CPUE Ikan Layang Decapterus Spp.
Berdasarkan Gambar 13 dapat dilihat nilai CPUE ikan layang terbesar terjadi pada bulan September 2009 dengan nilai 11,94 tontrip sedangkan nilai
CPUE terendah ikan layang terjadi pada bulan Juni 2010 dengan nilai 0,12 tontrip Lampiran 8. Secara umum dari tahun 2006 – 2010 nilai CPUE ikan
layang terlihat meningkat pada bulan Juli – Desember dan terus mengalami penurunan pada bulan Januari – Juni. Walaupun demikian terdapat beberapa bulan
pada tahun tertentu yang menunjukkan hal yang sebaliknya dimana nilai CPUE ikan layang yang seharusnya mengalami penurunan tetapi pada kenyataannya
CPUE ikan layang mengalami kenaikan. Trend nilai CPUE ikan layang secara garis besar mengalami penurunan dari tahun 2006-2010. Nugroho 2006
menyatakan bahwa telah terjadi penurunan produksi ikan layang yang berasal dari perikanan pukat cincin yang tertangkap di perairan Laut Jawa dan sekitarnya.
Ikan lemuru yang terdapat di Laut Jawa merupakan spesies Sardinella sirm
dimana tubuhnya memiliki bintik-bintik berderet memanjang dari kepala ke ekor. Penyebaran lemuru jenis ini terkonsentrasi di pantai Utara Jawa Nontji,
2005. Musim penangkapan ikan lemuru terjadi pada bulan Desember - Januari dan berlanjut sampai bulan Maret. Nilai CPUE ikan lemuru tahun 2006 – 2010
dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Fluktuasi dan Trend CPUE Ikan Lemuru Sardinella sirm
Dari Gambar 14 dapat dilihat nilai CPUE ikan lemuru 5 tahun terakhir berfluktuasi berdasarkan musim penangkapan dengan trend nilai CPUE yang
meningkat. Nilai CPUE tertinggi terjadi sekitar bulan Desember – Februari setiap tahunnya. Bulan-bulan ini merupakan bulan bertiupnya angin musim barat di
Indonesia. Setelah itu, bulan selanjutnya nilai CPUE ikan lemuru berkurang dengan signifikan dan mulai naik lagi sekitar bulan Oktober dan November. Nilai
CPUE ikan lemuru terbesar terjadi pada bulan Februari 2009 dengan nilai 6,89
tontrip. Hal ini hampir sama dengan yang disampaikan oleh Nontji 2005, yang menyatakan lemuru yang berada di Selat Bali muncul sekitar bulan September –
Oktober dan mencapai puncaknya bulan Desember – Januari. Ikan lemuru berkurang jumlahnya pada bulan Februari – Maret dan akan hilang populasinya
pada bulan berikutnya hingga muncul pada musim selanjutnya.
Gambar 15. Fluktuasi dan Trend CPUE Ikan Tongkol Enthynnus affinis
Ikan tongkol menempati urutan ke tiga ikan dengan jumlah terbanyak yang didaratkan di PPN Pekalongan. Nilai CPUE ikan tongkol bervariasi setiap
bulannya dan menunjukkan trend yang meningkat dalam waktu 5 tahun terakhir. Nilai CPUE tertinggi ikan tongkol terjadi pada bulan Oktober 2010 dan diikuti
pada bulan November 2010 dengan nilai berturut-turut 5,55 tontrip dan 4,63 tontrip. Nilai CPUE terendah terjadi pada bulan Mei 2008 dengan nilai 0,61
tontrip. Dari Gambar 15 dapat dilihat musim penangkapan ikan tongkol ditandai dengan besarnya nilai CPUE terjadi sekitar bulan Februari – April dan bulan
Agustus - Oktober. Sedangkan musim paceklik tongkol ditandai dengan kecilnya nilai CPUE terjadi sekitar bulan Juni – Juli. Secara umum nilai CPUE Ikan
tongkol berfluktuasi dalam kurun waktu 2006-2010 dimana terdapat kecenderungan kenaikan nilai CPUE dari tahun-ketahunnya.
Ikan banyar atau lebih dikenal dengan nama ikan kembung lelaki memiliki daerah penyebaran yang luas. Ikan ini sering dijumpai di perairan yang jernih dan
agak jauh dari pantai. Menurut Chodriyah dan Tuti 2010, musim penangkapan ikan banyar terjadi pada bulan Januari – Mei. Dari Gambar 16 dapat dilihat nilai
CPUE tertinggi ikan banyar rata-rata tiap tahunnya terjadi sekitar bulan Maret – Mei musim peralihan 1 dan bulan Juli – Agustus musim timur. Musim
peceklik ikan banyar terjadi sekitra bulan Desember – Februari musim barat. Dari tahun 2006 – 2010, nilai CPUE ikan banyar di PPN Pekalongan
memperlihatkan trend menurun dimana terlihat terjadi fluktuasi nilai CPUE pada setiap bulannya mengikuti bulan-bulan penangkapan ikan banyar.
Gambar 16. Fluktuasi dan Trend CPUE Ikan Banyar Rastrelliger kanagurta
Ikan tembang merupakan ikan yang hidup di perairan pantai Nontji, 2005. Daerah penyebaran ikan tembang cukup luas. Hampir diseluruh perairan
Indonesia ikan jenis ini dapat ditemukan terutama didaerah Kalimantan Selatan,
Laut Jawa, Selat Malaka, Sulawesi Selatan dan Laut Arafuru. Musim penangkapan ikan tembang terjadi sekitar bulan Juni atau Juli dan bulan
September – November. Bulan Desember – Mei merupakan bulan yang kurang baik untuk penangkapan ikan tembang Chodriyah dan Tuti, 2010.
Gambar 17. Fluktuasi dan Trend CPUE Ikan Tembang Sardinella Spp
Dari Gambar 17 dapat dilihat nilai CPUE tertinggi ikan tembang terjadi sekitar bulan April – Juli. Untuk bulan-bulan paceklik ikan tembang terjadi sekitar
bulan Desember – Februari yang ditandai dengan turunnya nilai CPUE ikan tembang. Dalam jangka waktu 5 tahun terakhir terlihat trend nilai CPUE ikan
tembang terjadi peningkatan. Peningkatan hasil tangkapan ikan tembang yang signifikan terjadi pada bulan Oktober 2008 dan Juni 2010.
4.4 Hubungan antara SPL dengan Hasil Tangkapan