Latar Belakang Hubungan Derajat Berat Merokok Dengan Karakteristik Gejala PPOK Yang Dinilai Berdasarkan Kriteria Diagnosis Grup Pada Penderita PPOK Di RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dunia, lebih dari satu miliar orang merokok WHO, 2010 dengan prevalensi perokok pada penduduk laki-laki adalah 67 dan pada perempuan 2.7 Global Adult Tobacco Survey, 2011. Berdasarkan data terbaru dari Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2010, prevalensi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang merokok tiap hari sebesar 28,2. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil sensus pada tahun 2005 adalah 237,6 juta jiwa Badan Pusat Statistik, 2010. Sehingga secara kasar dapat dikatakan bahwa sekitar 67 juta penduduk Indonesia adalah perokok. Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko untuk enam dari delapan penyebab kematian utama di dunia, termasuk di antaranya penyakit-penyakit kardiovaskular, pernapasan, stroke, dan kanker Laniado, 2009. Meskipun diperkirakan dapat membunuh delapan juta orang setiap tahun pada tahun 2030 WHO, 2008, serta menyebabkan ratusan masalah kesehatan bahkan pada perokok pasif Forum of International Respiratory Societies, 2009, penggunaan rokok tetap dilegalkan di antara berbagai masalah pro dan kontra tentangnya di masyarakat. Rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh lebih dari separuh 52,3 perokok di Indonesia adalah 1-10 batang, sekitar 20 menghisap 11-20 batang per hari, dan sisanya 27,7 menghisap lebih dari 20 batang rokok per hari Riskesdas, 2010. Merokok erat kaitannya dengan masalah-masalah saluran pernapasan dan juga salah satu penyakit paru yang populer yakni PPOK, kini telah menjadi masalah kesehatan global dengan perilaku merokok sebagai faktor kausatif terpenting Laniado, 2009. Universitas Sumatra Utara Pada laporan tahunan GOLD 2010, Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK didefinisikan sebagai penyakit paru yang dicirikan adanya pembatasan aliran udara yang progresif. Lesi patologis pada paru-paru penderita PPOK secara garis besar terbagi menjadi yang mempengaruhi elastisitas paru emfisema dan yang mempengaruhi pembatasan aliran pada saluran napas Stockley, 2007. Prevalensi PPOK diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia, pergeseran pola penyakit infeksi yang menurun sedangkan penyakit degeneratif meningkat serta meningkatnya kebiasaan merokok dan polusi udara Riskesdas, 2010. Dari keseluruhan penyakit yang menjadi penyebab kematian dominan, PPOK merupakan satu-satunya penyakit dengan laju mortalitas yang melejit Fishman, 2008. WHO 2010 meramalkan PPOK akan menjadi penyebab mortalitas ketiga di dunia pada tahun 2020. Sebuah penelitian cohort di Amerika Serikat menunjukkan bahwa risiko kematian relatif pada penderita PPOK yang pernah merokok cukup signifikan, yakni 25,61 pada pria dan 22,35 pada wanita dibanding mereka yang bukan perokok Thun, 2013. Studi yang sama juga membuktikan peningkatan risiko kematian pada perokok, baik karena PPOK, kanker paru, maupun penyakit lainnya, berbanding lurus dengan jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari dan lama merokok dalam tahun. Uniknya lagi, mortalitas akibat PPOK juga terus mengalami peningkatan dibanding penyakit lainnya. Prediksi gambaran beban penyakit akibat merokok, salah satunya PPOK, dapat dinilai dari perilaku merokok saat ini, apakah merokok setiap hari atau kadang- kadang saja Riskesdas, 2010. Meskipun tentu saja, faktor-faktor lain seperti umur mulai merokok, dosis rokok, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan juga mempengaruhi. Universitas Sumatra Utara Peran paru-paru dalam fungsi kehidupan sangat fundamental, namun pada kenyataannya kesehatan paru belum berada dalam agenda utama kesehatan publik FIRS, 2009. Pembuat kebijakan seharusnya dapat memanfaatkan informasi tentang faktor risiko PPOK, salah satunya ialah merokok, untuk menetapkan strategi pencegahan dalam rangka menghindari beban akibat rokok tersebut di masa mendatang Riskesdas, 2010. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan hasil pengamatan sementara masih ditemukan tingginya persentase masyarakat yang merokok dan kasus PPOK yang meningkat dari tahun ke tahun maka penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan antara derajat berat merokok dengan keparahan PPOK.

1.2 Rumusan Masalah