PEMBAHASAN dr. Hasanul Arifin, SpAn. KAP. KIC NIP. 19510423 197902 1 001

BAB 5 PEMBAHASAN

Dari data umum sampel penelitian tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara dua kelompok, baik dalam faktor usia, berat badan, jenis kelamin, suku, pendidikan, yang menunjukkan bahwa sampel yang diambil relatif homogen dan layak untuk dibandingkan. Pada penelitian ini digunakan tramadol suppositori Tramal Grunenthal dan Tramadol intra vena OTTO . Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan alternative cara pemberian tramadol untuk paska bedah yang efektif dan tidak menimbulkan mual muntah. Pada jam ke 6 nilai rata-rata VAS pada kelompok A sebesar 2,89 dan pada kelompok B nilai rata-rata VAS sebesar 3,45. Pada jam ke 12 pada kelompok A didapati nilai rata-rata VAS 2,67 dan pada kelompok B nilai rata-rata VAS sebesar 3.39 Pada jam ke 24 pada kelompok A didapati nilai rata-rata VAS 2,44 dan pada kelompok B nilai rata-rata VAS sebesar 2,78. Pada penelitian ini didapati pemberian tramadol suppositori efektif untuk analgetik paska bedah. Bioavaibilitas tramadol pada pemberian oral berkisar 65 – 70 , pada pemberian secara rektal sebesar 77 dan 100 setelah pemberian secara intra muskular. 39 Pada tabel 3 pada jam ke 1 didapati kejadian mual pada kelompok B lebih tinggi dibandingkan pada kelompok A dengan nilai p=0,000 berarti terjadi perbedaan bermakna. Pada jam ke 6 tidak terdapat perbedaan kejadian mual pada kedua kelompok. Pada jam ke 12 didapati kejadian mual pada kelompok B lebih tinggi dari kelompok A dengan nilai p = 0,010 terjadi perbedaan bermakna. Pada jam ke 24 tidak ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok dengan nilai p=0,541. Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4 pada jam ke 1 didapati kejadian muntah pada kelompok B lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok A dengan nilai p=0,031 berarti terjadi perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Pada jam ke 6 hasil statistik tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok dengan nilai p= 0,552 dan pada jam ke 12 terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok dengan nilai p= 0,015. Dari data diatas didapati perbedaan kejadian mual dan muntah pada jam ke 1 dan jam ke 12 setelah pemberian tramadol. Pada penelitian ini diberikan tramadol suppositori atau intravena setiap 8 jam. Tingginya mual dan muntah pada jam ke 1 dan 12 hal ini mungkin disebabkan tingginya kadar tramadol dalam plasma. Tramadol menyebabkan mual dan muntah karena perangsangan secara langsung pada chemoreceptor trigger zone CTZ. Tingginya kejadian mual dan muntah setelah pemberian tramadol intra vena dikarenakan tingginya kadar tramadol di dalam plasma secara cepat. Dan hal ini berbeda dengan pemberian secara rektal yang kadar puncak plasma tercapai dalam 2 – 6 jam. 39 Penelitian yang dilakukan oleh Thanarat Srimaekarat 2011 pada penelitiannya menggunakan tramadol suppositori dibandingkan placebo suppositori untuk penatalaksanaan nyeri perineal setelah perineoraphi, pada penelitian ini kejadian mual dan muntah akibat pemberian tramadol suppositori dinyatakan tidak terjadi, dan hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian ini. Dari hasil uraian diatas pemberian tramadol suppositori juga menyebabkan kejadian mual dan muntah yang lebih minimal dibandingkan pemberian tramadol intravena dan hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Joshi Vyankatesh S dkk 2013 dan J Zwaveling dkk 2004. Universitas Sumatera Utara Uji Hipotesis : Hipotesis : Pemberian tramadol suppositori 100 mg dapat memberikan efek analgetik yang optimal dengan kejadian mual dan muntah yang lebih minimal dibandingkan dengan pemberian tramadol intravena 100 mg pada operasi ekstremitas bawah dengan spinal anestesi. Hasil analisa statistik didapat nilai VAS jam ke 6 pada kelompok A rata-rata 2,89 dan nilai VAS rata-rata pada kelompok B sebesar 3,45. Pada jam ke 12 pada kelompok A didapati nilai rata-rata VAS 2,67 dan pada kelompok B nilai rata-rata VAS sebesar 3.39. Pada jam ke 24 pada kelompok A didapati nilai rata-rata VAS sebesar 2,44 dan pada kelompok B nilai rata-rata VAS sebesar 2,78. pada jam ke 1 didapati kejadian mual pada kelompok B lebih tinggi dibandingkan pada kelompok A dengan nilai p=0,000 berarti terjadi perbedaan bermakna. Pada jam ke 6 tidak terdapat perbedaan kejadian mual pada kedua kelompok. Pada jam ke 12 didapati kejadian mual pada kelompok B lebih tinggi dari kelompok A dengan nilai p = 0,010 terjadi perbedaan bermakna. Pada jam ke 24 tidak ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok dengan nilai p=0,541. pada jam ke 1 didapati kejadian muntah pada kelompok B lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok A dengan nilai p=0,031 berarti terjadi perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Pada jam ke 6 hasil statistik tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok dengan nilai p= 0,552 dan pada jam ke 12 terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok dengan nilai p= 0,015. Kesimpulan : Hipotesis dapat diterima Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Penambahan Neostigmin Methylsulfate 25mg Dan 50mg Pada Bupivakain Hidroklorida Hiperbarik 0,5% 15 Mg Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Dan Efek Samping Mual Muntah Dengan Anestesi Spinal Operasi Ekstremitas Bawah

0 52 79

Perbandingan Tramadol 0.5 Dan 1 Mg/Kgbb Iv Dalam Mencegah Menggigil Dengan Efek Samping Yang Minimal Pada Anestesi Spinal

0 51 87

Perbandingan Penurunan Resiko Kejadian Mual Muntah Paska Operasi Dengan Pemberian Midazolam 0,035 mg/kg/iv dan Ondansetron 4 mg/iv Pada Pasien Dengan Skor Apfel 3-4 yang Dilakukan Anestesi Umum

3 75 118

Perbandingan Efektivitas antara Tramadol I mg/kg dan Meperidin 0,5 mg/kg Intravena untuk Pencegahan Menggigil Pascabedah Transurethral Resection of The Prostate (TURP) dengan Anestesi Epidural (Comparison of Effectivity between Tramadol I mg/kg and Meperi

0 0 10

Perbandingan Pemberian Ondansetron 8 mg dengan Tramadol 1 mg kgBB Intravena untuk Mencegah Menggigil Pascaanestesi Umum pada Operasi Mastektomi Radikal atau Modifikasi | Oktavian | Jurnal Anestesi Perioperatif 231 924 1 PB

0 0 9

Perbandingan Klonidin 0,5 mg kgBB Intravena dengan Tramadol 0,5 mg kgBB Intravena Sebagai Profilaksis Kejadian Menggigil Pascaanestesia Spinal pada Seksio Sesarea | Panduwaty | Jurnal Anestesi Perioperatif 378 1234 1 PB

0 0 9

BAB II TINAJUAN PUSTAKA 2.1. ANESTESI SPINAL 2.1.1. Sejarah Anestesi Spinal - Perbandingan Mula Dan Durasi Kerja Levobupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg Dan Bupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg + Fentanyl 25 μg Pada Anestesi Spinal Untuk Operasi Ekstremitas Bawah Di

0 0 22

Perbandingan Efek Penambahan Neostigmin Methylsulfate 25mg Dan 50mg Pada Bupivakain Hidroklorida Hiperbarik 0,5% 15 Mg Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Dan Efek Samping Mual Muntah Dengan Anestesi Spinal Operasi Ekstremitas Bawah

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FISIOLOGI NYERI - Perbandingan Kejadian Mual Muntah Pada Pemberian Tramadol Suppositori 100 mg Dan Tramadol Intravena 100 mg Sebagai Analgetik Paska Bedah Pada Operasi Ekstremitas Bawah Dengan Spinal Anestesi

0 1 17

PERBANDINGAN KEJADIAN MUAL MUNTAH PADA PEMBERIAN TRAMADOL SUPPOSITORI 100 mg DAN TRAMADOL INTRAVENA 100 mg SEBAGAI ANALGETIK PASKA BEDAH PADA OPERASI EKSTREMITAS BAWAH DENGAN SPINAL ANESTESI

0 0 16