Pendidikan agama Islam
c. Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan Agama Islam
1). Dasar Yuridis. KTSP dilandasi dengan UU dan PP seperti dikemukakan pada latar belakang di atas, yaitu UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SisDikNas, PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang SNP, Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 tentang SI, Permen Diknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL, dan Permen
Diknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL. 30 2). Aspek religius. Yaitu dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Pendidikan dalam Islam merupakan perwujudan ibadah setiap hamba kepada Tuhannya. Seperti dinyatakan dalam surat al Imran ayat 104, yang artinya:
Ìs3Ψßϑø9$# Çtã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èpRùQ$$Î/ tβρããΒù'tƒuρ Îösƒø:$# ’n<Î) tβθããô‰tƒ ×π¨Βé& öΝä3ΨÏiΒ ä3tFø9uρ
29 Ibid
30 Bambang Soehendro dalam Basri, Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama
“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah kepada yang munkar
…” 31 3). Aspek psikologis. Hati tenang dan tentram dengan mendekatkan diri kepada
Allah SWT sesuai surat al-Ra`ad ayat 28: Ü>θè=à)ø9$# ’È⌡yϑôÜs? «!$# Ìò2É‹Î/ Ÿωr&
“ …. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram “. 32
d. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran pada hakekatnya adalah ”proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan ke arah perilaku yang
lebih baik”. 33 Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik siswa. Pengalaman belajar (kecakapan hidup) dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pendekatan pembelajaran PAI meliputi: 34
1) Keimanan: memberi peluang peserta didik mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk.
2) Pengamalan: memberi kesempatan peserta didik merasakan dan mempraktekkan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah kehidupan.
31 Achmad Hasan Basri, Pengembangan Pembelajaran,…hal. 12 32 Ibid
33 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
3) Pembiasaan: memberikan kesempatan peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah hidup.
4) Rasional: memberikan peranan pada rasio atau akal peserta didik dalam memahami dan membedakan materi dalam standar materi serta kaitannya dengan baik dan buruk kehidupan.
5) Emosional: menggugah perasaan/ emosi peserta didik dalam menghayati perilaku sesuai ajaran agama dan budaya bangsa.
6) Fungsional: menyajikan bentuk standar materi (Al-Qur`an, keimanan, akhlak, fiqh/ ibadah dan Tarikh) dari segi manfaat bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
7) Keteladanan: menjadikan figur guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik sebagai cermin manusia yang berkepribadian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut: 35
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
35 Bambang Soehendro, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hirarki konsep materi pembelajaran.
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur perinci yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa dan materi.