C. Identifikasi fungi sebagai penelitian akhir meliputi identifikasi secara

30 0 C. Identifikasi fungi sebagai penelitian akhir meliputi identifikasi secara

makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi secara makroskopis dengan melihat langsung koloni yang tumbuh dalam media APDA hasil dari isolasi. Identifikasi secara mikroskopis dengan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pewarna lactopenol cotton blue agar kapang dan khamir tersebut mudah diamati dan terlihat jelas miseliumnya. Fungi yangi sudah teramati dalam mikroskop selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi fungi.

Dari hasil penelitian dilaporkan ditemukan 2 jenis fungi yang dapat dikelompokkan menjadi 2 genus yang terdapat dalam tape talas. Jenis fungi hasil identifikasi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Daftar Hasil Isolasi dan Identifikasi Fungi dalam Tape Talas

Jenis Tape Jenis Ragi yang Digunakan Isolat fungi Tape Talas NKL (Na Kok Liong) Aspergillus

Saccharomyces

b. Deskripsi Fungi dalam Tape Talas

Tape talas merupakan makanan hasil dari proses fermentasi. Fermentasi tersebut tidak lepas dari peranan suatu mikroorganisme karena dalam pembuatannya ditambahkan ragi tape sebagai starternya. Ragi tape yang digunakan dalam penelitian ini adalah ragi merk NKL. Tanpa penambahan ragi tape talas tidak akan menjadi tape karena tidak ada fermentasi hasil aktivitas kimia dari mikroorganisme tersebut.

Mikroba yang terkandung dalam tape talas berupa kultur campuran (mixed culture) yang terdiri dari fungi dan bakteri. Dalam penelitian ini hanya pengamatan fungi yang dilakukan. Fungi sendiri digolongkan menjadi kapang dan khamir. Perbedaan utamanya adalah kapang merupakan fungi yang mempunyai filament/miselium, sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen.

Fungi dalam tape talas tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan cara menyerap dan menguraikan zat-zat yang terdapat dalam substrat yaitu talas sehingga bisa dikatakan fungi tersebut bersifat saproba. Zat yang diambil berupa karbohidrat yang terdapat dalam talas sehingga dapat disimpulkan bahwa semua bahan makanan yang mengandung cukup karbohidrat bisa diolah atau difermentasikan. Hal ini sejalan dengan Srikandi Fardiaz (1989:75) yang mengatakan bahwa fungi dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, mineral dari subtratnya.

dan makroskopis. Identifikasi khamir juga didasarkan pada bentuk sifat morfologinya yaitu bentuk sel vegetatif dan reproduksi vegetatifnya. Berikut adalah kunci identifikasi fungi yang termasuk dalam kelompok kapang dan khamir dari masing-masing genus menurut Srikandi Fardiaz (1992:221;252) Kapang Ordo Moniliales Family Moniliaceae Sifat umum : hifa septat, spora seksual tidak ada atau ada (beberapa membentuk

askospora)

1. Konidia merupakan sel tunggal

a. Konidia muncul dari sterigmata, membentuk rantai

a.1. Sterigmata muncul dari seluruh permukaan vesikel (pembengkakan konidiofora). Mempunyai sel kaki (foot cell) ………… Aspergillus Khamir

14.a. Askus yang matang tidak mudah pecah , askospora berbentuk bulat sampai oval …………… Saccharomyces

c. Deskripsi Jenis Fungi dalam Tape Talas Tape talas merupakan produk makanan hasil fermentasi dari mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi tape talas terdiri dari golongan kapang dan khamir. Dalam proses fermentasi tape talas fungi yang terlibat jumlahnya lebih dari satu.

Identifikasi fungi dilakukan dengan melihat ciri morfologi. Kapang dan khamir keduanya masuk dalam golongan fungi (jamur). Perbedaan utama antara kapang dan khamir adalah kapang mempunyai filamen (miselium), sedangkan khamir merupakan sel tunggal tanpa filamen.

Identifikasi kapang dilakukan dengan melihat bentuk morfologi terutama secara mikroskopis. Sifat-sifat yang digunakan untuk identifikasi kapang adalah hifa septat atau nonseptat, miselium terang atau keruh, ciri-ciri kepala pembawa Identifikasi kapang dilakukan dengan melihat bentuk morfologi terutama secara mikroskopis. Sifat-sifat yang digunakan untuk identifikasi kapang adalah hifa septat atau nonseptat, miselium terang atau keruh, ciri-ciri kepala pembawa

Adanya kunci identifikasi berdasarkan bentuk dan sifat morfologi, fungi dapat diidentifikasi jenis sesuai dengan genusnya. Perbandingan ciri morfologi dari fungi dalam tape talas dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Perbandingan Ciri Morfologi Genus Fungi dalam Tape Ttalas

Ciri morfologi Genus Aspergillus Genus Saccharomyces Bentuk sel multiseluler Uniseluler hifa Mempunyai hifa sejati Tidak mempunyai hifa Bentuk tubuh Tegak dengan konidiofor Bulat/oval Kepala spora Bergerombol membentuk Tidak mempunyai kepala spora

sterigmata bentuk rantai

Reproduksi Membentuk spora Pertunasan/budding vegetatif

1. Genus Aspergillus Pengamatan makroskopis memperlihatkan lapisan konidiofor bewarna putih kecokelatan, miselium tampak jelas, koloni tampak memiliki lapisan basal berwarna putih kekuningan, kepala konidia bewarna hitam atau coklat tua dan bentuk bulat. Sedangkan hasil pengamatan mikroskopis memperlihatkan bentuk konidiofor tegak, tidak bersepta dan bercabang, konidia tersusun 1 sel, ujung konidiofor membengkak membentuk vesikel dan bulat membentuk rantai. Suhu

pertumbuhan kapang ini adalah berkisar 28-30 0 C. Kapang Aspergillus dapat menghasilkan enzim amilase. Oleh karena itu

kapang Aspergillus ini tumbuh baik pada substrat talas dimana talas mengandung banyak pati (karbohidrat). Enzim amilase dapat menghidrolisis zat pati dan merombak zat pati menjadi glukosa. Oleh karena itu proses pembuatan tape talas ini dilakukan perebusan dahulu. Hal ini dilakukan agar pati terhidrolisis sehingga lebih mempermudah proses fermentasi. Talas yang sudah direbus mempunyai rasa kapang Aspergillus ini tumbuh baik pada substrat talas dimana talas mengandung banyak pati (karbohidrat). Enzim amilase dapat menghidrolisis zat pati dan merombak zat pati menjadi glukosa. Oleh karena itu proses pembuatan tape talas ini dilakukan perebusan dahulu. Hal ini dilakukan agar pati terhidrolisis sehingga lebih mempermudah proses fermentasi. Talas yang sudah direbus mempunyai rasa

2. Genus Saccharomyces Pengamatan makroskopis memperlihatkan koloni berwarna putih krem, licin, tanpa miselium/pseudomiselium. Sedangkan pengamatan mikroskopis memperlihatkan sel tunggal/ bergerombol, sel berbentuk oval/bulat, melakukan budding/pertunasan dan membentuk rantai.

Aan Mau’izhatul Hasanah (2007: 28) mengatakan bahwa Saccharomyces tumbuh pada suhu berkisar 28-30 0

C pada suasana asam. Khamir ini menghasilkan enzim zimase dan enzim invertase. Enzim tersebut berperan dalam memecah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida.

C 6 H 12 O 6 2C 2 H 5 OH + 2 CO 2 + 22 kkal Saccharomyces cereviseae

Gambar 9. Reaksi Fermentasi Gula oleh Saccharomycess cereviseae Proses fermentasi tape meliputi dua tahap yaitu pemecahan pati

(karbohidrat) menjadi menjadi glukosa oleh kinerja kapang dan selanjutnya pemecahan glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida oleh kinerja khamir.

d. Deskripsi Penerapan Hasil Penelitian

Konsep hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) diimplementasikan sebagai sumber belajar berupa modul pada mata pelajaran biologi SMA kelas X pada pokok bahasan fungi. Konsep hasil penelitian yang dimaksud meliputi jenis-jenis fungi yang terdapat pada tape talas, ciri-ciri morfologi dari setiap fungi, perbedaan fungi dengan tumbuhan tinggi lainnya, konsep siklus reproduksi/pertumbuhan pada fungi khususnya pada fungi dalam tape talas dan peranan fungi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam pembuatan tape.

Konsep hasil penelitian di atas relevan dengan silabus mata pelajaran biologi kelas X SMA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta Konsep hasil penelitian di atas relevan dengan silabus mata pelajaran biologi kelas X SMA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta

Hasil penelitian sengaja dikemas sebagai sumber belajar (learning resources by design) dalam bentuk fakta yang disusun berupa modul pelengkap pembelajaran (modul pengayaan) yang didukung dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Tambahan sumber belajar berbasis modul pelengkap pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa, sebagai penuntun siswa dalam kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan-keterampilan proses dalam belajar siswa dapat terarah.

Tolok ukur keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar dapat dilihat dari nilai keterampilan menginterpretasi data pengamatan siswa melalui pengamatan langsung menggunakan lembar observasi. Keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar ditunjukkan dengan rata-rata nilai keterampilan menginterpretasi data siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Apabila rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol maka pemanfaatan sumber belajar tersebut berhasil.

2. Deskripsi Data Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi

Data pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran biologi berupa keterampilan proses belajar yaitu keterampilan menginterpretasi data pengamatan siswa pada materi fungi. Data-data tersebut diambil dari dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan jumlah 75 siswa dari kelas X.3 dan X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Kelas

X.4 sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas dalam bentuk media pembelajaran berupa modul pengayaan/modul pelengkap pembelajaran. Kelas X.3 sebagai kelompok kontrol tanpa pembelajaran menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi X.4 sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas dalam bentuk media pembelajaran berupa modul pengayaan/modul pelengkap pembelajaran. Kelas X.3 sebagai kelompok kontrol tanpa pembelajaran menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi

Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data dari rata- rata nilai setiap indikator pada pokok bahasan Fungi kelompok kontrol pada siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta dengan sampel sebanyak 38 siswa dan kelompok eksperimen pada siswa kelas X.4 dengan sampel sebanyak 37 siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan disajikan dalam Tabel 12 dan 13 serta Gambar 10 dan 11. Tabel 12. Hasil Analisis Rata-rata Nilai Setiap Indikator Lembar Observasi

Dokumen yang terkait

VARIASI PENGGUNAAN AGREGAT BENTUK PECAH DAN BENTUK BULAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

6 148 2

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85