Karakteristik isolat Fungi dalam Tape Talas secara Mikroskopis Penggolongan Fungi Karakteristik isolat Hasil Identifikasi

Tabel 9. Karakteristik isolat Fungi dalam Tape Talas secara Mikroskopis Penggolongan Fungi Karakteristik isolat Hasil Identifikasi

Kapang Memiliki konidiofor tegak, Aspergillus

tidak bersepta dan bercabang, konidia tersusun 1 sel, ujung konidiofor membengkak membentuk vesikel, bulat membentuk rantai,

Khamir Sel tunggal/ bergerombol, Saccharomyces

sel berbentuk oval/bulat, melakukan budding/pertunasan, membentuk rantai.

Gambar 6. Genus Saccharomyces dalam Tape Talas Klasifikasi : Kingdom

: Fungi

Divisi

: Ascomycota

Class

: Hemiascomycetes

Ordo

: Saccharomycetales

Famili

: Saccharomycetaceae

Genus

: Saccharomyces

Gambar 7. Genus Aspergillus dalam Tape Talas Klasifikasi : Kingdom

: Fungi

Divisi

: Ascomycota

Kelas

: Euascomycetes

Sub – kelas : Plectomycetes Ordo

: Moniliales

Famili

: Moniliaceae

Genus

: Aspergillus

Kedua jenis fungi inilah yang berperan dalam proses fermentasi tape talas. Berikut disajikan gambar Saccharomyces sp dan Aspergillus sp sebagai pembanding dengan spesies yang ditemukan dalam tape talas.

a. b.

Gambar 8. spesies a: Aspergillus sp, spesies b: Saccharomyces sp Sumber. Tom Volk (2005)

Dwijoseputro (1976) telah melakukan penelitian isolasi mikroorganisme dari ragi tape yang berasal dari Malang dan Surakarta. Ragi asal Malang yang diteliti ditemukan kapang Aspergillus oryzae, khamir Candidaparapsilosis, C. Melinii, Hansenula subpelliculosa, H. Anomala dan H. Malanga nov. Sp. Sedangkan pada ragi yang berasal dari Surakarta ditemukan adanya kapang Chlamydomucor oryzae (Amylomyces rouxii) dan C.laktosa.

Dyah Sista Raharjanti (2006) telah melakukan identifikasi mikroorganisme pada ragi tape dari tiga daerah yaitu DKI Jakarta, Semarang dan Bandung menemukan kapang dan khamir yang dapat dikelompokkan menjadi 5 Genus yaitu Mucor, Rhizopus, Aspergillus, Saccharomycopsis dan Saccharomyces.

Sejalan dengan penelitian tersebut Parichat Hongsprabhas dan Ken A. Bucle (2003) yang melakukan isolasi fungi dari makanan tradisional dari ketela pohon hasil fermentasi ditemukan kapang Absidia corymbifera, Penicillium glabrum, Aspergillus nidulans, Chlamydomucor oryzae dari ragi merk NKL dan

A. Nidulans, A. flavus dan A. oryzae dari ragi tape merk Roda Mas. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Dwijoseputro (1976), Dyah Sista Raharjanti (2003) dan Hongsprabhas dan Ken A. Bucle (2003), fungi dari jenis kapang dan khamir yang diperoleh secara umum hampir sama yaitu genus Aspergillus dan Saccharomyces. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan A. Nidulans, A. flavus dan A. oryzae dari ragi tape merk Roda Mas. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Dwijoseputro (1976), Dyah Sista Raharjanti (2003) dan Hongsprabhas dan Ken A. Bucle (2003), fungi dari jenis kapang dan khamir yang diperoleh secara umum hampir sama yaitu genus Aspergillus dan Saccharomyces. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan

Pembuatan tape talas sebagai penelitian pendahuluan secara ringkas adalah sortasi terlebih dahulu. Talas dibersihkan dari tanah dan kotoran yang melekat pada kulitnya serta dilakukan pengupasan. Setelah dikupas, talas dipotong menjadi tiga bagian lalu dilakukan pencucian. Setelah itu dilakukan pengukusan selama 15 menit. Talas yang telah dikukus didiamkan agar dingin setelah itu dilakukan inokulasi ragi tape sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ragi tape yang dipakai dalam penelitian ini adalah ragi tape merk NKL. Proses akhir dari pembuatan tape talas ini adalah pemeraman tape selama waktu yang telah ditentukan yaitu 36 jam, 48 jam dan 60 jam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis fungi pada setiap lama fermentasi yang telah ditentukan.

Isolasi kapang dan khamir dilakukan setelah selesai waktu fermentasi dari tape talas tersebut. Isolasi tersebut dilakukan dengan membuat ekstrak tape talas dengan penambahan akuades sesuai dengan prosedur, setelah itu dilakukan

pengenceran 10 -8 , 10 dan 10 . Suspensi ekstrak tape talas dipupukkan ke cawan petri sebanyak 1 ml pada medium APDA (PDA + asam tartarat 10%) secara

merata pada keadaan steril. Setelah itu diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 28-

Dokumen yang terkait

VARIASI PENGGUNAAN AGREGAT BENTUK PECAH DAN BENTUK BULAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

6 148 2

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85