Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter 203

Bab 10 Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter 203

Dalam bank umum terdapat beberapa keistimewaan, yaitu kesanggupan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat diambil sewaktu-waktu dengan cek, atau kartu ATM, mampu untuk menciptakan atau menghapuskan daya beli yang ada di dalam perekonomian, serta corak kegiatannya dengan memberikan pinjaman jangka pendek. Selain ke- istimewaan, bank umum memiliki beberapa fungsi pokok berikut ini.

1) Menghimpun dana dari tabungan masyarakat.

2) Memberikan pinjaman (kredit).

3) Menyediakan mekanisme pembayaran.

4) Menciptakan uang giral.

5) Menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdagangan luar negeri.

Sumber: Dokumen penerbit

6) Menyediakan jasa trusty, seperti pengelolaan pensiun, dan rencana pembagian laba, sebagai wali amanah serta Gambar 10.10

Saat ini banyak bank yang

sebagai perantara pemindahan dan registrasi bagi menyediakan ATM untuk perusahaan.

kemudahan nasabahnya.

7) Menyediakan jasa-jasa keuangan dan lainnya seperti pialang, inkaso, dan sebagainya. Berdasarkan fungsi-fungsi bank tersebut, selanjutnya UU Perbankan

Tahun 1992 menjelaskan secara rinci usaha-usaha yang boleh dilakukan oleh bank umum di Indonesia. Berikut ini jenis usaha bank umum.

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpan- an berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk sejenis lainnya.

2) Memberikan kredit.

3) Menerbitkan surat pengakuan utang.

4) Membeli, menjual, atau menjamin surat-surat berharga seperti:

a) surat-surat wesel,

b) surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya,

c) surat jaminan pemerintah,

d) sertifikat Bank Indonesia,

e) obligasi,

f) surat utang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun, dan

Sumber: Jawa Pos, 6 September

g) 2006 instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun. Gambar 10.11

BCA adalah salah satu bank umum

5) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah yang menyediakan fasilitas untuk maupun untuk kepentingan bank itu sendiri.

memperlancar perdagangan luar

6) Menyediakan tempat untuk menyimpan lazim dilakukan negeri. bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang perbankan dan peraturan perundangan yang berlaku.

204 Ekonomi X untuk SMA/MA 204 Ekonomi X untuk SMA/MA

usaha berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank syariah dinamakan juga sebagai bank tanpa bunga karena dalam menghimpun dana tidak memberikan imbalan bunga dan dalam pinjaman tidak dipungut bunga. Bank syariah memiliki beberapa

Sumber: Dokumen penerbit

prinsip dalam mengoperasikan kegiatannya.

Gambar 10.12

Berikut ini prinsip-prinsip dari bank syariah.

Bank Syariah Mandiri adalah salah

1) Wadi’ah, perjanjian antara pemilik barang dengan

satu bank syariah milik pemerintah.

menyimpan di mana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang di- titipkan kepadanya.

Bank syariah yaitu bank

2) Mudharabah, perjanjian antara pemilik modal dengan yang melaksanakan

pengusaha.

kegiatan usahanya

3) Musyarakah, perjanjian kerja sama antara dua pihak atau berdasarkan prinsip

lebih pemilik modal membiayai suatu usaha. syariah, yaitu dalam

kegiatan memberikan

4) Murabahah, persetujuan jual beli suatu barang dengan jasa dalam lalu lintas

harga sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang pembayaran.

disepakati bersama. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.

5) Bai’ Bithaman Ajil, persetujuan jual beli suatu barang dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan ini termasuk jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran.

6) Ijarah, perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak.

7) Ta’jri, sama seperti ijarah, namun setelah berakhir masa sewa, pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak.

8) Sharf, kegiatan jual beli suatu mata uang dengan mata uang lainnya.

9) Al Qarol ul Hasan, perjanjian pinjam meminjam uang untuk membantu menerima pinjaman.

10) Al Bai’al Dayan, perjanjian jual beli secara diskonto atas piutang tagihan yang berasal dari jual beli barang dan jasa.

11) Kafalah, jaminan yang diberikan kepada suatu pihak lain, di mana pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu utang.

12) Rahan, menjadikan barang-barang berharga sebagai agunan untuk menjamin dipenuhinya suatu kewajiban.

13) Hiwalah, pengalihan kewajiban dari suatu pihak yang mempunyai kewajiban kepada pihak lain.

14) Wakalah, perjanjian pemberian kuasa kepada pihak lain untuk mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.